Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Karl Marx merupakan filsuf dan sosialisme revolusioner asal Jerman.
Karl Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Kota Trier, Provinsi Rhine, Prussia, Jerman.
Dirinya merupakan putra dari pasangan Heinrich dan Heinrietta.
Ayah Karl Marx yang bernama Heinrich adalah pengacara dan aktivis reformasi Prussia.
Latar belakang keluarganya adalah Yahudi.
Namun ayahnya kemudian memilih untuk memeluk Kristen pada 1816.
Hal ini dilakukan karena di Jerman ada larangan bagi warga Yahudi memiliki jabatan penting di masyarakat.
Ayah Karl Marx itu kemudian dibaptis diusia 36 tahun sebagai penganut Lutheran, bukan Katolik yang merupakan agama mayoritas di Trier.
Sepuluh tahun kemudian giliran Karl Marx yang dibaptis masuk Kristen pada 1825.
Saat itu usia Karl Marx baru enam tahun. (1)
Baca: Joseph Stalin
Pendidikan
Karl Marx menghabiskan waktu belajar di rumahnya sampai usi 12 tahun.
Setelah itu ia melanjutkan belajarnya ke sekolah Jesuit, Firdrich-Wilhelm Gymnasium, Trier, pada 1830-1835.
Setampatnya dari sekolah, pada Oktober 1835 ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Bonn, Jerman.
Di kampus itu lingkungan akademisnya sangat hidup dan cenderung memberontak.
Hal ini disukai oleh Karl Marx sehingga dirinya pun terlibat dalam kehidupan akademis yang ada di kampusnya itu.
Baru dua semester di kampus itu Karl Marx sudah mabuk-mabukan, berkelahi dan juga membuat onar.
Melihat kondisi yang seperti ini ayahnya pun meminta dirinya untuk pindah ke Universitas Berlin. (1)
Baca: D N Aidit
Kehidupan di Berlin dan Tunangan
Di Universitas Berlin Karl Marx berlajar ilmu hukum dan filsafat.
Ia mulai belajar filsafat GWF Hegel yang merupakan guru besar di Berlin.
Meski awalnya ia tidak menyukai filsafat Hegel, namun karena ia sering berhubungan dengan para pemuda Hegelian akhirnya dirinya pun tertarik dengan filsafat itu.
Hal ini karena pemuda Hegelian itu adalah para mahasiswa yang cenderung radikal.
Selain itu, para mahasiswa itu juga berani mengkritik kemapanan politik dan agama saat itu.
Di tengah berjibaku dengan ilmu politik, Karl Marx pun bertunangan dengan pujaan hatinya yang bernama Jenny von Westphalen.
Jenny von Westphalen sendiri merupakan putri dari keluarga papan atas di Trier.
Prosesi tunangan itu dilakukan pada 1836, dan meski usia Jenny lebih tua empat tahun namun tidak menjadi masalah bagi keduanya.
Ayahnya yang tahu jika Karl Marx bertunangan, bukannya senang namun malah khawatir.
Ayahnya khawatir karena tunangannya itu keluarga papan atas terlebih pemikiran radikal Karl Marx semakin tinggi.
Sang ayah pun sampai mengirimkan surat kepadanya. (1)
Baca: Jenderal Soedirman
Menjadi Jurnalis
Pemikiran radikal dari Karl Marx ini berdampak pada pekerjaan yang diinginkannya.
Ketika ia lulus dari program doktor dari Universitas Jena pada 1841 ia tidak bisa menjadi dosen di kampus itu.
Hal ini disebabkan oleh pemikirannya yang radikal.
Karena gagal menjadi dosen, pada 1842 ia pun beralih menjadi wartawan di Rheinische Zeitung, sebuah koran liberal terbitan Kota Koln.
Karl Marx hanya satu tahun di sana kemudian mengundurkan diri.
Hal ini karena di koran itu ada desakan dari pemerintah yang akan menutup koran tersebut. (1)
Baca: Njoto
Menikah dan bertemu Engels
Tiga bulan setelah keluar dari profesi jurnalis itu, Karl Marx menikah dengan Jenny von Westphalen.
Pada Oktober 1843, mereka pindah ke Kota Paris, Perancis yang saat itu adalah jantung dunia politik Eropa.
Di kota itu, bersama Arnold Ruge, Marx menerbitkan jurnal politik bernama Deutsch-Franzosische Jahrbucher.
Jurnal ini hanya terbit sekali sebelum Marx dan Ruge berpisah karena perbedaan filosis.
Namun, pada Agustus 1844, jurnal itu mempertemukan Karl Marx dengan seorang penulis, Friederich Engels yang kemudian menjadi rekan dan teman karibnya.
Keduanya lalu mulai menulis kritik terhadap teori filsafat Bruno Bauer, seorang penganut aliran Hegel dan kawan lama Marx.
Hasil pertama kolaborasi Marx dan Engels ini menghasilkan buku "The Holy Family" yang terbit pada 1845. (1)
Baca: Musso
Komunis
Pada 1845 Karlx Marx diusir dari Perancis dan pindah ke Brussels, ibu kota Belgia.
Di Brussels, Karl Marx mengenal sosialisme dari Moses Hess dan setelahnya Marx melepaskan diri sepenuhnya dari aliran Hegelian.
Di ibu kota Belgia itu ia menulis buku yang berjudul "The German Ideology" namun sayangnya tidak ada penerbit yang berani menerbitkan karya tulisnya itu.
Pada saat yang bersamaan ia juga tengah mengembangkan teori soal materialisme historis.
Selian itu, karya dirinya yang juga tertahan di penerbit yakni "Theses on Feuerbach".
Kedua karya itu baru terbit setelah Karl Marx meninggal dunia.
Baca: Letnan Kolonel Untung
Pada awal 1846, Karl Marx mendirikan Komite Koresponden Komunis sebagai upaya untuk menghubungkan para sosialis di seluruh Eropa.
Terinspirasi dengan ide Marx ini, kelompok sosialis di Inggris menggelar konferensi dan membentuk Liga Komunis.
Pada 1847, Komite Sentral Liga Komunis bertemu di London dan organisasi itu meminta Marx dan Engels menuliskan manifesto Partai Komunis.
Communist Maniefesto, atau manifesto komunis diterbitkan pada 1848.
Dan setahun setelahnya, Marx diusir dari Belgia.
Setelah itu, dia kembali ke Perancis untuk menanti terjadinya revolusi sosialisme, tetapi dia dideportasi dari negeri itu.
Celakanya, Prussia tak mau menampungnya lagi sehingga akhirnya Karl Marx pindah ke London.
Meski Inggris tak memberinya kewarganegaraan, dia tetap tinggal di London hingga meninggal dunia. (1)
Baca: Letnan Komarudin
Karya Karl Marx
- The Holy Family
- The German Ideology
- Theses on Feuerbach
- Tesis tentang Feuerbach (Marx, 1845)
- Kemiskinan Filsafat (Marx, 1847)
- Kerja Upahan dan Kapital (Marx, 1847)
- Prinsip-prinsip Komunisme (Engels, 1847)
- Manifesto Partai Komunis (Marx dan Engels, 1848)
- Upah Harga dan Laba (Marx, 1865)
- Masalah Perumahan (Engels, 1872)
- Kapital I, Kapital II, Kapital III (Marx, 1867 – 1894) (2)
Baca: Letnan Jenderal (Purn) Sudharmono SH
Meninggal Dunia
Karl Marx meninggal dunia di London, Inggris pada 14 Maret 1883.
Dirinya meninggal karena penyakit radang selaput dada yang dideritanya.
Dirinya juga dimakamkan di London dengan diberi tanda berupa batu di atas makamnya.
Kemudian pada tahun 1954, Partai Komunis Inggris mendirikan monumen besar yang dihiasi patung Marx. (2)