Hotel Yamato

TRIBUNNEWSWIKI.COM- Hotel Yamato adalah tempat peristiwa perobekan bendera Belanda yang berwarna biru pada 19 September 1965.

Hotel Yamato terletak di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

Dahulunya, nama hotel ini adalah LMS, lalu Hotel Oranje dan kemudian Hotel Yamato, Hotel Hoteru dan kini bernama Hotel Majapahit.

Bangunan ini didirikan oleh Sarkies Bersaudara sejak tahun 1910, dan kini menjadi hotel bintang lima dengan total 143 kamar di lantai satu dan dua.

Sebelumnya Mandarin Oriental Hotel Group sempat mengelola hotel ini sejak 1993 hingga 2006.

Pada tahun 2006, hotel ini diakuisisi oleh PT Sekman Wisata, namun dapat beberapa bangunan asli yang dapat dilihat hingga saat ini.

Meskipun bangunan luar dan beberapa unsur interiornya telah direnovasi. (1) 

Baca: Jembatan Bacem Solo

Peristiwa perobekan bendera Belanda terjadi di Hotel Yamato, Surabaya pada 19 September 1965.

Peristiwa itu terjadi karena kegagalan dalam perundingan antara Soedirman, residen Surabaya dan WVC Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda triwarna, yaitu warna merah, putih, biru.

Massa di luar hotel mengetahui bahwa perundingan itu tidak berjalan dengan baik, hingga mereka mendobrak masuk ke Hotel Yamato.

Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.

Hariyono yang awalnya bersama Soedirman, kembali ke dalam hotel dan ikut memanjat tiang bendera bersama Kusno Wibowo.

Keduanya berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya kembali ke puncak tiang (bendera merah putih). (2)

Baca: Stadion Gelora Bung Tomo

Pascakemerdekaan Indonesia, Soekarno mengeluarkan maklumat pada 13 Agustus 1945.

Pada 1 September 1945, telah ditetapkannya bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan secara terus-menerus di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, pada 18 September 1945 di Surabaya datanglah para opsir Sekutu dan Belanda dari Allief Forces Netherlands East Indies (AFNEI) bersama Palang Merah Jakarta.

Rombongan tersbut dikumpulkan di Hotel Yamato, Jalan Tunjungan 65, Surabaya.

Sejak itu, Hotel Yamato dijadikan markas Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran.

Pada 19 September 1945 pukul 21.00, sekelompok pasukan Belanda di bawah pimpinan WVC Ploegman, mengibarkan bendera Belanda yang berwarna merah, putih dan biru.

Hal tersebut dilakukan tanpa persetujuan pemerintahan daerah Surabaya.

Keesokan harinya, para pemuda Indonesia melihat bendera tersebut berkibar, mereka pun merah karena Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia.

Selain itu, Belanda juga dianggap telah melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

Setelah masa berkumpul, Soedierman selaku Wakil Residen Surabaya masuk ke Hotel Yamato untuk berunding bersama Plogman.

Saat itu, Soedirman meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari Hotel Yamato.

Namun, permintaan itu ditolak Belanda dan akhirnya berlangsung dengan sengit.

Ploegman pun mengeluarkan pistol dan terjadi perkelahian antara mereka.

Pada akhirnya, Ploegman tewas akibat dicekik oleh Sidik, pengawal pengawal Soedirman, yang kemudian ia tewas ditangan tentara Belanda.

Karena situasi di dalam ruang perundingan semakin carut-marut, Soedirman dan Hariyono, pengawal keduanya, melarikan diri ke luar Hotel Yamato.

Masa diluar hotel mengetahui jika perundingan tidak berjalan lancar, lalu mereka mendobrak masuk ke Hotel Yamato.

Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menunkan bendera Belanda. (2)

Baca: Radio Republik Indonesia (RRI)