Seorang kolonel tentara Guinea juga mengatakan menangkap Presiden Guinea Alpha Conde.
Selain itu, pasukan khusus Guinea juga mengklaim telah membubarkan institusi negara.
Pengumuman itu dikeluarkan setelah beberapa jam baku tembak di dekat Istana Presiden, Minggu (5/9/2021).
"Kami telah memutuskan setelah menangkap Presiden, yang saat ini bersama kami untuk membubarkan konstitusi saat ini, untuk membubarkan institusi,” kata Kolonel Mamadi Doumbouya, salah satu komplotan kudeta Guinea berseragam dan bersenjata dalam pernyataan itu seperti dikutip dari AFP.
Baca: 18 Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas selama Demo Antikudeta, Dunia Kutuk Tindakan Keras Junta Militer
Kolonel Mamadi Doumbouya duduk dan terbungkus bendera Guinea dengan setengah lusin tentara lain berseragam di sampingnya saat membacakan pernyatana tersebut.
Kelompok militer juga menutup perbatasan negara akan ditutup selama satu minggu.
"Tugas seorang prajurit adalah untuk menyelamatkan negara,” kata dia.
“Kami juga telah memutuskan untuk membubarkan pemerintah dan penutupan perbatasan darat dan udara. Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang; kami akan mempercayakannya kepada rakyat,” lanjutnya seperti dikutip dari NPR.
Doumbouya, yang mengepalai unit pasukan khusus di militer, mengatakan dia bertindak demi kepentingan terbaik bangsa.
Baca: Kudeta (Perebutan Kekuasaan)
Dia mengatakan tidak cukup kemajuan ekonomi telah dibuat sejak negara itu merdeka dari Prancis pada tahun 1958.
"Jika Anda melihat keadaan jalan kami, jika Anda melihat keadaan rumah sakit kami, Anda menyadari bahwa setelah 72 tahun, inilah saatnya untuk bangun," katanya.
"Kita harus bangun."
Para komplotan kudeta menyiarkan video Presiden Conde di tangan mereka.
Dia tidak menyebutkan keberadaan Conde dan tidak segera diketahui lokasi pemimpin berusia 83 tahun itu setelah serangan hari Minggu.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 2 Oktober 1958: Guinea Merdeka dari Prancis
Foto dan video yang memperlihatkan Conde dalam tahanan tentara beredar luas di media sosial meski keasliannya belum bisa dipastikan.
Dalam video itu, mereka bertanya apakah dia telah dianiaya, dan Alpha Conde, dengan jeans dan kemeja di sofa, menolak untuk menjawabnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Guinea mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "para pemberontak (telah) menyebarkan ketakutan" di Conakry sebelum mengambil arah Istana Kepresidenan.
Namun, upaya pengambilalihan telah digagalkan oleh pengawal Presiden.
“Pengawal presiden, didukung oleh pasukan pertahanan dan keamanan, loyalis dan republiken, telah menahan ancaman dan mendorong kembali kelompok penyerang,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan.