Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Negeri Aceh merupakan museum yang menyimpan berbagai pernak-pernik peninggalan bersejarah dari masyarakat Aceh yang terletak di Jalan Alauddin Mahmud Syah, Banda Aceh.
Museum ini menyimpan berbagai jenis perkakas, peralatan pertanian, peralatan rumah tangga, senjata tradisional hingga pakaian tradisional.
Selain itu, di dalam museum ini juga ditemukan berbagai koleksi manuskrip kuno, dokumentasi foto sejarah dan maket dari perkembangan Masjid Raya Baiturrahman.
Didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, museum ini diresmikan pada tanggal 31 Juli 1915, oleh Gubernur Sipil dan Militer Aceh Jenderal H.N.A Swart.
Museum ini dikepalai oleh FW Stammeshaus yang menjabat sebagai Kepala Museum sekaligus Kurator hingga tahun 1931.
Kala itu, bangunan ini hanya berupa sebuah rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) yang keberadaannya masih tetap dijaga dalam area halaman museum hingga saat ini.
Bangunan ini berbahan dasar kayu yang berbentuk rumah panggung dengan sistem konstruksi pasak yang dapat dibongkar pasang secara fleksibel. (1)
Baca: Masjid Raya Baiturrahman
Sejarah
Museum Aceh didirikan pada tanggal 31 Juli 1915 dengan nama Atjeh Museum yang dipimpin oleh F.W.Stammeshous.
Kemudian peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Sipil dan Militer Jenderal Belanda H.N.A. Swart.
Pada awal berdiri, bangunan Museum ini hanya berupa rumah tradisional yang disebut Rumoh Aceh.
Pasca merdeka Indonesia, operasional Museum Aceh secara bergantian dikelola oleh Pemerintah Daerah Tk.II Banda Aceh (1945-1969), Badan Pembina Rumpun Iskandar Muda (Baperis) (1970-1975), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976-2002) dan saat ini pengelolaan Museum Aceh menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Aceh.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 10 Tahun 2002 tanggal 2 Februari 2002, status Museum Aceh menjadi UPTD Museum Provinsi Aceh dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.
Hingga tahun 2019, Museum Negeri Aceh memiliki total 5.328 koleksi benda budaya dari berbagai jenis dan sebanyak 12.445 buku dari berbagai judul yang berisi berbagai macam ilmu pengetahuan. (2)
Visi & Misi
Museum Aceh pelestari warisan budaya, jendela budaya, lembaga edukatif kultural rekreatif, dan objek wisata utama.
Melestarikan warisan budaya, nilai-nilai budaya, dan nilai-nilai Dinul Islam dalam kehidupan masyarakat.
Memberikan informasi budaya dalam rangka edukatif kultural rekreatif bagi masyarakat. (3)
Baca: Museum Telekomunikasi
Baca: Museum Sri Serindit
Koleksi
Koleksi Museum Negeri Aceh terbagi ke dalam tiga klasifikasi besar, yakni koleksi anorganik, organik dan campuran, yang digolongkan dalam 10 jenis disiplin ilmu.
Koleksi yang merupakan objek penelitian ilmu geologi.
Koleksi yang merupakan objek penelitian ilmu biologi, berupa hewan yang telah diopset.
Koleksi hasil budaya atau benda yang menggambarkan identitas suatu etnis.
Koleksi tinggalan arkeologi, sejarah dan masa prasejarah hingga masknya pengaruh budaya barat.
Koleksi yang pernah digunakan dan ebrhubungan dengan persitiwa (Sejarah) yang berkaitan dengan suatu organisasi masyarakat.
Koleksi numistikan berupa mata uang dan alat tukar yang sah.
Sementara koleksi heraldika berupa tanda jasa, lambang serta tanda pangkat resmi termasuk cap.
Koleksi yang berkaitan dengan filologi, berupa naskah kuno yang ditulis tangan (manuskrip) atau menguraikan suatu peristiwa.
Koleksi berupa barang pecah belah, seperti keramik yang dibuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi.
Koleksi seni berupa benda yang mengekspresikan pengalaman artisitk manusia melalui objek dua atau tiga dimensi.
Teknologi
Koleksi yang menggambarkan teknolohi atau perkembangan dan hasil produksi yang dibuat secara masal oleh suatu industri atau pabrik. (3)