Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Negara Indonesia Timur merupakan suatu negara bagian RIS (Republik Indonesia Serikat) yang mencakup wilayah Sulawesi, Sunda Kecil (Bali & Nusa Tenggara) dan Kepulauan Maluku, dengan ibu kota Makassar.
Negara ini didirikan usai diselenggarakannya Konferensi Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar pada 7-24 Desember 1946.
Tujuan dari diadakannya kedua konferensi tersebut yakni untuk membahas gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian timur oleh Belanda.
Pada akhir Konferensi Denpasar yang diselenggarakan pada 24 Desember 1946, negara baru ini diberi nama Negara Timur Raya, namun kemudian diubah menjadi Negara Indonesia Timur pada tanggal 27 Desember 1946.
Berikut adalah pembagian wilayah Negara Indonesia Timur yang terdiri dari 13 daerah otonomi:
• Daerah Sulawesi Selatan
• Daerah Minahassa
• Daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud
• Daerah Sulawesi Utara
• Daerah Sulawesi Tengah
• Daerah Bali
• Daerah Lombok
• Daerah Sumbawa
• Daerah Flores
• Daerah Sumba
• Daerah Timor dan kepulauan
• Daerah Maluku Selatan
• Daerah Maluku Utara (1)
Baca: 17 AGUSTUS - Seri Sejarah Nasional : Republik Indonesia Serikat
Baca: RMS (Republik Maluku Selatan)
Sejarah
Pada tahun 1938, Belanda mendirikan wilayah Timur Raya, namun setelah empat tahun kemudian, Jepang pun datang, tepatnya pada 1942, sehingga daerah ini ditempatkan di bawah kendali Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Pada masa mendekati proklamasi kemerdekaan, kaum Republiken Indonesia berusaha berjuang untuk mengamankan kemerdekaan Indonesia dari kendali kolonial Belanda.
Akan tetapi, administrator yang didukung oleh pasukan Australia tiba di daerah yang sebelumnya telah dikuasai terlebih dulu oleh Angkatan Laut Jepang.
Mereka kemudian mencegah berdirinya pemerintahan Republiken.
Pada 16-25 Juli 1946, Belanda mengadakan sebuah konferensi di Kota Malino, Sulawesi, sebagai langkah dalam membentuk solusi federal untuk Indonesia.
Hasil dari konferensi Malino ini berupa perencanaan dalam membentuk sebuah negara di Kalimantan dan Indonesia Timur, wilayah yang dikendalikan oleh Belanda.
Pada 18-24 Desember, diselenggarakan kembali sebuah Konferensi di Denpasar dengan tujuan untuk merumuskan kekhususan sebuah negara yang disebut Negara Timur Besar.
Negara ini kemudian berdiri pada 24 Desember 1946 dan berganti nama menjadi Negara Indonesia Timur pada 27 Desember 1946.
Tujuan dibentuknya Negara Indonesia Timur ialah untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia agar menerima bentuk negara federasi dengan cara mengecilkan wilayah Republik Indonesia. (2)
Baca: Negara Sumatera Timur (RIS)
Baca: Negara Madura (RIS)
Pemerintahan
Pada Konferensi Denpasar, disepakati sebuah Peraturan Pembentukan Negara Indonesia Timur, yakni negara bagian akan mempunyai presiden yang akan menunjuk kabinet dan legislatif mereka.
Tjokorda Gde Raka Soekawati, seorang bangsawan Bali, terpilih menjadi presiden Negara Indonesia Timur.
Ia memegang jabatan ini untuk periode 24 Desember 1946 hingga 17 Agustus 1950.
Negara Indonesia Timur memiliki kabinet parlementer yang ditunjuk oleh presiden, diantaranya:
• 13 Januari 1947 - 2 Juni 1947: Kabinet Pertama - Nadjamoedi Daeng Malewa
• 2 Juni 1947 - 11 Oktober 1947: Kabinet Kedua - Nadjamoedi Daeng Malewa
• 11 Oktober 1947 - 15 Desember 1947: Kabinet Warouw
• 15 Desember 1947 - 12 Januari 1949: Kabinet Pertama - Ide Anak Agung Gde Agung
• 12 Januari 1949 – 27 Desember 1949: Kabinet Kedua - Ide Anak Agung Gde Agung
• 27 Desember 1949 – 14 Maret 1950: Kabinet J.E. Tatengkeng
• 14 Maret 1950 – 10 Mei 1950: Kabinet D. P. Diapari
• 10 Mei 1950 – 17 Agustus 1950: Kabinet J. Poetoehena (2)
Baca: Negara Jawa Timur (RIS)
Baca: Negara Pasundan (RIS)
Pembubaran
Pada tahun 1950, terjadi pemberontakan di Kota Makassar yang dipimpin oleh Kapten Andi Azis.
Andi Azis dan pasukannya menangkapi pejabat militer APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia), salah satunya Letkol Ahmad Yunus Mokoginta.
Penangkapan ini bertujuan untuk menghalangi pendaratan Batalyon APRIS dari Jawa yang dipimpin Mayor Worang.
Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri RIS, mengumumkan bahwa NIT (Negara Indonesia Merdeka) tidak ikut terlibat dalam pemberontakan Andi Azis ini.
Andi Azis yang dinilai melanggar disiplin militer pun menyerahkan diri kepada pemerintah.
Akan tetapi, hal itu tidak mampu meredakan ketegangan di Makassar, sebaliknya justru semakin menguat.
Jumlah pasukan APRIS dari Jawa yang masuk ke Makassar semakin meningkat dan menyebar ke Indonesia Timur.
Kedatangan pasukan dari Jawa ini kemudian menjadi salah satu penyebab bubarnya NIT, yang didukung kaum republiken di Makassar.
Negara Indonesia Timur pun akhirnya benar-benar bubar dan seluruh wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950. (2)
Baca: Pemberontakan Andi Azis
Baca: APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)