Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kesultanan Mamluk atau Dinasti Mamluk adalah negara independen terakhir di Mesir.
Kesultanan ini sudah berdiri terlebih dahulu dari Dinasti Muhammad Ali pada tahun 1805.
Setelah jatuhnya Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1250 hingga penaklukan Utsmaniyah di Mesir pada tahun 1517, Kesultanan Mamluk mulai berdiri.
Kesultanan ini dipimpin oleh Mamluk, seorang tentara Turki Kipchack atau Cuman dan Circassia yang dulunya merupakan seorang budak.
Meski seorang budak yang dijual belikan, ia memiliki status yang lebih tinggi dari budak biasa yang tidak diperbolehkan membawa senjata atau melakukan hal tertentu.
Selain itu, Mamluk juga dianggap sebagai "penguasa sejati" yang statusnya lebih tinggi dari muslim Mesir yang terlahir bebas. (1)
Baca: Dinasti Ikhsidiyah
Asal usul
Dinasti Mamluk berdiri di dua tempat, yaitu di India yang didirikan oleh Quthbuddin Aybak pada 1206-1290 dan di Mesir pada 1250-1517.
Namun, Dinasti Mamluk yang berada di Mesir lebih terkenal.
Dinasti Mamluk didirikan dan dijalankan oleh dua golongan budak Turki, yakni Mamluk Bahri pada tahun 1250-1390 dan Mamluk Burji pada tahun 1382-1517.
Mamluk Bahri adalah golongan budak dari Kaukasus, perbatasan Rusia dan Turki dibawah pimpinan Sultan Malik as-Shaleh.
Mereka ditugaskan sebagai pengawal keamanan pemerintah Malik as-Shaleh hingga wafatnya beliau pada tahun 1249 M dan digantikan oleh putranya bernama Turansyah.
Awal dari berdirinya Dinasti Mamluk, ketika Turnasyah dibunuh oleh kaum Mamluk Bahri karena ketidaksukaanya terhadap Turansyah.
Setelah itu, kaum Mamluk Bahri mendirikan dinasti di Mesir yang dipimpin oleh Izzudin Aybak.
Sedangkan kaum Mamluk Burji didatangkan dari Turki oleh Sultan Qalawun, sebagai penguasa Mamluk saat itu.
Penamaan Mamluk Bahri dan Mamluk Burji adalah berdasarkan pada tempat di mana mereka ditempatkan saat pertama kali didatangkan dari Turki.
Adapun Mamluk Bahri yang didatangkan Sultan Malik as-Shaleh yang ditempatkan di barak militer dekat sungai Nil yang juga disebut laut, al-bahr, maka dinamakan Mamluk Bahri.
Sedangkan, Mamluk Burji didatangkan oleh Sultan Qalawun dan ditempatkan di menara buruj, sehingga disebut Mamluk Burji. (2)
Baca: Dinasti Ayyubiyah
Puncak Kejayaan
Saat kepemimpinan Sultan Baybars, Dinasti Mamluk mencapai kejayaanya.
Hal ini terjadi dalam faktor ekonomi dan perdagangan yang maju.
Sehingga Kairo menjadi pusat jalur perdagangan Asia Barat dan Laut Tengah.
Selain itu, Dinasti Mamluk juga maju dalam bidang keilmuan, seperti perkembangan berbagai macam ilmu sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama.
Sejak itu muncul nama ilmuwan, seperti Ibnu Khaldun dibidang sejarah, Nasirudiin at-Tusi dalam bidang astronomi dan Ibnu Taimiyah di bidang agama.
Dinasti Mamluk juga maju dalam seni arsitektur, seperti pembangunan madrasah, masjid, mausoleum.
Bahkan, Dinasti Mamluk pernah menyempurnakan Masjid Nabawi di Madinah dan membuat pagar di makam Nabi Muhammad SAW.
Selain tempat ibadah dan belajar, Sultan Qalawun, salah satu pemimpin di Dinasti Mamluk juga membangun sebuah rumah sakit. (2)
Baca: Dinasti Fatimiyah
Era Kemunduran
Sejak Dinasti Mamluk dipegang oleh Mamluk Burji, sistem pemerintahannya semakin melemah karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang mengatur pemerintahan kecuali militer.
Hal ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Utsmani untuk merebut wilayah Mesir.
Pada tahun 1517, Kerajaan Utsmani berhasil merebut wilayah Mesir dari Dinasti Mamluk.
Dinasti Mamluk meninggalkan berbagai bangunan, seperti Masjid Qait Bay di Kairo yang dibangun sekitar tahun 1472-1474. (2)
Baca: Dinasti Turki Usmani