Taruna Ikrar

Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taruna Ikrar, ilmuwan sekaligus dokter berkebangsaan Indonesia di Pacific Health Science University.


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Taruna Ikrar, M.Pharm., M.D., Ph.D. adalah dokter berkebangsaan Indonesia kelahiran Makassar, 15 April 1969.

Ia juga merupakan ilmuwan dalam bidang saraf, jantung, dan farmasi.

Namanya tercatat sebagai salah satu penulis yang memopulerkan sistem AlstR atau allatostatin receptor melalui sebuah artikel.

Artikel tersebut dipublikasikan di jurnal Frontiers of Neural Circuit edisi 20, Januari 2012.

Taruna menjabat sebagai dekan pada Faculty of Biomedical Sicences, Pacific Health Science University.

Selain itu, Taruna Ikrar juga pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium pada Departemen Anatomi dan Neurobiologi di Irvine's School of Medicine, University of California.

Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D. adalah seorang dokter, ilmuwan, dan pengajar. Ia juga merupakan pakar di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurologi yang diakui secara internasional dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. (Facebook/ Taruna Ikrar)

Baca: Reisa Broto Asmoro

  • Keluarga


Taruna Ikrar adalah anak ke-5 dari 10 bersaudara.

Orang tuanya bernama Abubakar dan Hasnah Lawani.

Taruna Ikrar menikah dengan wanita bernama Elfi Wardaningsih.

Elfi merupakan rekan sesama dokter yang secara tidak sengaja bertemu dengan Taruna di perpustakaan Universitas Indonesia.

Dari pernikahannya tersebut, keduanya dikaruniai tiga buah hati yang bernama Aqilla Safazia Ikrar, Athallah Razandhia Ikrar, dan Alaric Khalifah Ikrar.

Elfi diketahui berprofesi sebagai seorang dokter spesial anak di Amerika Serikat. (1)

  • Kehidupan


Taruna Ikrar semasa kecil tinggal di sebuah desa bernama Panakkukang di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dia adalah anak kelima dari pasangan Abubakar dan Hasnah Lawani.

Menurut Taruna, dia hidup dalam keluarga sederhana karena orang tuanya yang berprofesi sebagai guru SD mendapat penghasilan yang pas-pasan. 

Terinspirasi menjadi dokter

Suatu hari, Desa Panakkukang dilanda banjir besar yang merusak rumah, pasar, hingga sekolah.

Kala itu, ada seorang dokter yang terjun ke desa tersebut untuk membantu para korban banjir dan siap siaga di puskesmas setempat.

Dokter tersebut bernama Husein.

Prof. dr. Taruna Ikrar. (twitter/TarunaIkrar)

Baca: Terawan Agus Putranto

Perjuangan serta kerja keras dokter tersebut membuat Taruna kecil bercita-cita menjadi seorang dokter.

Taruna meyakini bahwa dokter merupakan salah satu profesi yang amat mulia karena dapat menolong nyawa banyak orang.

Demi mewujudkannya cita-citanya itu, Taruna pun bersungguh-sungguh dalam belajar.

Taruna dibesarkan dari keluarga yang memiliki latar belakang agama Islam.

Oleh karena itu, ia ingin menjadi penerus Ibnu Sina yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran.

Orang tuanya yang berpenghasilan pas-pasan tidak menghalangi cita-cita Taruna untuk menjadi seorang dokter.

Prof dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D. adalah ilmuan kelahiran Makassar, 15 April 1969. (twitter/TarunaIkrar)

Dengan kerja keras, kemauan, serta rasa percaya diri yang kuat, Taruna Ikrar sukses menjadi seorang dokter di bidang farmakologi, kardiologi, neurologi, dan elektrofisiologi. (2)

Jago matematika yang pernah membolos

Taruna mengaku pernah membolos sekolah selama sebulan ketika duduk di SD.

Dia mengatakan bosan menerima pelajaran yang hanya menulis saja.

Aksi bolosnya ini awalnya tidak diketahui oleh orang tuanya.

Namun, aksi bolosnya diketahui setelah orang tuanya dipanggil, dan dia kemudian dimarahi.

Meski demikian, ia dikenal sebagai "Raja Matematika" di sekolahnya karena jago matematika.

Jika gurunya menulis soal di papan tulis, Taruna selalu maju ke depan untuk mengerjakannya.

Berjualan mangga

Dokter asal Makassar ini mengatakan pernah berjualan mangga di Pasar Terong, Makassar, saat menempuh pendidikan SD hingga SMA.

Ia membawa beragam mangga, dari harum manis hingga macan, untuk dijajakan di pasar tersebut.

Taruna mengaku tidak malu menjajakan mangga. Ia melakukannya agar bisa membeli buku dan jajan.

Selain itu, kedua orang tuanya juga tidak melarang karena ini adalah pekerjaan yang halal.

Baca: Dokter Sutomo

Hobi berenang

Taruna memiliki hobi berenang dan menyelam.

Ia mengatakan selalu berenang seminggu sekali bersama anaknya.

Rumahnya yang ada di Amerika memiliki kolam renang sehingga memudahkannya untuk berenang. [3]

  • Riwayat Pendidikan


Taruna menempuh pendidikan menengahnya di SMA Negeri 1 Makassar.

Ia kemudian berhasil masuk Jurusan Kedokteran dengan jalur bebas tes karena mendapat peringkat pertama di sekolahnya.

Pada saat yang bersamaan, ia juga lolos seleksi Beasiswa Habibie untuk bersekolah di Jepang dengan mengambil studi Teknik Mesin.

Namun, Taruna menolaknya karena sejak kecil dia bercita-cita menjadi dokter.

Keyakinan untuk menolak beasiswa itu makin kuat karena di dalam riwayat keluarganya belum ada satu pun yang menjadi dokter.

Ia akhirnya menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas). 

Taruna menempuh kuliah hingga postdoctoral dengan beasiswa.

Selama berkuliah, ia aktif berorganisasi dan pernah menjabat sebagai ketua pada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Ia diangkat sebagai Ketua HMI Unhas pada tahun 1990.

Tiga tahun kemudian dia menjadi Ketua HMI Cabang Makassar.

Terakhir, pada tahun 1996 dia diangkat menjadi Ketua Umum HMI Se-Indonesia.

Berikut riwayat pendidikan Taruna Ikrar.

- Niigata University, Japan, Doctor of Philosophy (Ph.D) in Biomedical Sciences (Cardiology Emphasis) (2008)

- University of California, Irvina - College of Medicine (2008—2013)

- Niigata University of Pharmacy and Applied Life Sciences, Pharmacology Specialization (M.Pharm.) (2004—2008)

- Universitas Indonesia (1998—2003)

- Universitas Hasanuddin (1988—1997)

- SMA Negeri 1 Makassar

- SMP Negeri 8 Makassar

- SD Negeri Karuwisi (3)

Dokter Taruna Ikrar (tribunnews.com)

Baca: Siti Fadilah Supari

  • Menerbitkan Buku


Tarune merilis bukunya yang berjudul Gagasan Indonesia Modern Berbasis NeuroLeadership pada 27 Februari 2019.

Buku setebal 281 itu berisi gabungan antara ilmu neurosains dan leadership (kepemimpinan).

Di dalamnya dibahas tentang bagaimana Indonesia modern dari cara pandang neurosains.

Buku itu ditulisnya untuk memperkenalkan sebuah cara baru dalam proses pengambilan keputusan dan proses kepemimpinan berdasarkan otak.

Taruna Ikrar memegang buku karyanya. (Tribun Makassar/Nur Fajriani)

“Jadi ingin membawa Indonesia menjadi negera yang luar biasa dengan berbasis kemampuan otak," kata Taruna.

Menurut Taruna, akal pikiran manusia bisa menghasilkan teknologi, inovasi, dan perubahan yang membuat dunia menjadi lebih baik.[3]

  • Tim Vaksin Nusantara


Taruna ikut masuk dalam tim penelitian vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Alumnus Irvine's School of Medicine itu diketahui menjadi orang yang membawa proposal vaksin dengan teknologi sel dendritik ke Indonesia.

Ia sudah bekerja sebagai peneliti vaksin di AIVITA Biomedical Inc. sejak tahun 2017.

AIVITA Biomedical Inc. menjadi mitra Terawan dalam mengembangkan vaksin Nusantara.

Taruna sendiri mengaku memiliki hubungan dekat dengan Terawan.[4]

  • Wacana Dokter Asing


Taruna Ikrar, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Konsil Kedokteran, mendukung rencana pemerintah mempermudah izin praktik dokter asing di Indonesia.

Ia mengatakan Indonesia akan kekurangan 160 ribu dokter pada tahun 2030. 

Menurut Taruna, kedatangan dokter asing ke Indonesia hanya menunggu waktu.

Meski demikian, ia menyebut dokter Indonesia harus segera mempersiapkan diri karena akan ada persaingan bebas dalam dunia kedokteran.[5]

Taruna mengatakan dokter asing dan perusahaan kesehatan asing dapat membawa inovasi baru.

Dinamika atau inovasi ini umumnya akan memperbaiki kualitas produk dan layanan.

Dengan demikian, pelayanan kesehatan akan lebih terjangkau. [6]

  • Penghargaan


Berikut sederet penghargaan Taruna Ikrar, bersumber dari CV miliknya:

- The CCBCC (Center for Complex Biological Systems), "Opportunity Award" entitled: "Large-scale spatiotemporal network analysis of cortical neuronal circuit connections” University of California, USA

- Outstanding Scientist, USA, 2014.

- Akil Award, for Medical Scientific Achievement, University of Hasanuddin, 2016

- First Class Award, University of Hasanuddin, 1994

- Japan International Agency Award, 1997.

- The Mombukagakusho award (Ministry of Education, Sciences, and Technology of Japan). 2004-2008

- IPHI, Scholarship Award 2000-2002

- The National Institute for Neurological Disorders and Stroke (grant EY016052).

- The National Eye Institute (Grant EY016052),

- The US National Institute of Health grant RO1-EY014882 (Hey-Kyoung Lee),

- The Bettencourt Schueller Foundation and Philippe Foundation (Antonie Bernard),

- NARSAD, the New York Stem Cell Initiative,

- The US National Institute of Health grant RO1-MH068542,

- The (HDRF) Hope for Depression Foundation grants (Rene Hen),

- The US National Institutes of Health grant 4R00MH086615-03,

- The Ellison Medical Foundation New Scholar Aging and the Whitehall Foundation grant (Amar Sahay),

- National Sciences Foundation Award, USA, 2012-2015.

- The National Institute of Health (project number: RO1-NS078434),

- The National Alliance for Research on Schizophrenia and Depression (NARSAD)

 

  • Pengalaman


Berikut pengalaman Taruna Ikrar, diambil dari dokumen CV (curriculum vitae) miliknya:

- Chairman of Medical Council Indonesia Medical Council (2020—2025)

- Co-Founder & Chief Scientific Officer (2018—sekarang)

- Scientist and Clinical Investigator Vaccines (2018—sekarang)

- Dean & Professor of Biomedical Sciences (2017—sekarang)

- Physician & Senior Clinical Research Advisor (2017—sekarang)

- Physician Consultant (2017—sekarang)

- Senior Scientist and Clinical Investigator (2016—2017)

Taruna Ikrar (tribunnews.com)

- Adjunct Professor (2016-sekarang)

- Postdoctoral Research Specialist (2014—2016)

- Adjunct Senior Lecturer (2013—2015)

- Remote Director (2013—2015)

- Adjunct Lecturer (2012—2015)

- Post-Doctoral Research Scholar/Associate (2008—2013)

- Clinical Research Scientist (2007—2008)

- Graduate Teaching Assistant (2006—2008)

- Senior Scientist for Clinical Trials & Drug Development (2004—2006)

- Staff Physician – Emergency Medicine/Urgent Care (2003—2004)

- Lecturer of Pharmacology (2002—2004)

- Lecturer of Pharmacology (1998—2002)

- Staff Physician – General Practitioner (1997—2000)

- Assistant Lecturer (1993—1998)

  • Jurnal Publikasi


Diambil dari CV miliknya, berikut tulisan Taruna Ikrar yang terbit di jurnal.

- "A disinhibitory microcircuit initiates critical-period plasticity in the visual cortex", Nature, 501 (7468), 543-546. 2013

- "Adult neurogenesis modifies excitability of the dentate gyrus", Frontiers in Neural Circuits, 7. 2013

- "High precision and fast functional mapping of cortical circuitry through a novel combination of voltage sensitive dye imaging and laser scanning photostimulation", Journal of Neurophysiology, 103 (4), 2301-2312. 2010

- "Evaluation of coronary calcium score by multidetector computed tomography in relation to endothelial function and inflammatory markers in asymptomatic individuals", Circulation Journal, 72 (5), 778-785. 2008

- "Impact of percutaneous coronary intervention on the levels of interleukin-6 and C-reactive protein in the coronary circulation of subjects with coronary artery disease", The American Journal of Cardiology, 98 (7), 915-917. 2006

- "Distinct physiological and developmental properties of hippocampal CA2 subfield revealed by using anti-Purkinje cell protein 4 (PCP4) immunostaining", Journal of Comparative Neurology, 522 (6), 1333-1354. 2014.

- "Oligodendrocytes as regulators of neuronal networks during early postnatal development", PloS One, 6 (5), e19849. 2011

- "Human cardiac ryanodine receptor mutations in ion channel disorders in Japan", International Journal of Cardiology, 116 (2),
263-265. 2007

- "Histamine inhibits the melanin-concentrating hormone system: implications for sleep and arousal", The Journal of Physiology, 592 (10), 2183- 2196. 2014

- "Bidirectional global spontaneous network activity precedes the canonical unidirectional circuit organization in the developing hippocampus", Journal of Comparative Neurology, 522 (9), 2191-2208. 2014.

- "Neuregulin-1/ErbB4 signaling regulates visual cortical plasticity", Neuron, 92 (1), 160-173, 2016

- "An inhibitory pull-push circuit in frontal cortex", Nature Neuroscience, 20 (3), 389-392, 2017

- "Cell-type specific regulation of cortical excitability through the allatostatin receptor system", Frontiers in Neural Circuits, 6. 2012

- "Mapping inhibitory neuronal circuits by laser scanning photostimulation", Journal of Visualized Experiments: JoVE, 2011

- "Primary visual cortex shows laminar-specific and balanced circuit organization of excitatory and inhibitory synaptic connectivity", The Journal of Physiology, 594 (7), 1891-1910. 2016

- "Optical stimulation and imaging of functional brain circuitry in a segmented laminar flow chamber", Lab on a Chip, 13 (4), 536-541. 2013

- "Nogo receptor 1 confines a disinhibitory microcircuit to the critical period in visual cortex", Journal of Neuroscience, 36 (43), 11006-11012.

- "2016A Double-Point Mutation in the Selectivity Filter Site of the KCNQ1 Potassium Channel Results in a Severe Phenotype, LQT1, of Long QT Syndrome," Journal of Cardiovascular Electrophysiology, 19 (5), 541-549. 2008.

- "Background and future directions", Progress and Communication in Sciences, 1 (1), 27-41. 2014.

- MEDICAL JOURNAL OF INDONESIA 5, 55-61. 2014.

- "Evaluation of channel function after alteration of amino acid residues at the pore center of KCNQ1 channel", Biochemical and Biophysical Research Communications, 378 (3), 589-594. 2009.

- "Pten and EphB4 regulate the establishment of perisomatic inhibition in mouse visual cortex", Nature Communications, 7, 12829. 2016.

- "High-resolution and cell-type-specific photostimulation mapping shows weak excitatory vs. strong inhibitory inputs in the bed nucleus of the stria terminalis", Journal of Neurophysiology, 115 (6), 3204-3216. 2016.

- Sindrom Asperger. CDK 225, 106-112. 2015.

- Progress and Communication in Sciences 3 (1), 7-8. 2017.

- "Introducing the Tolerogenic Macrophage Therapy as an Alternative approach to Manage Systemic Lupus Erythematous", Bali International Journal, 2019

- "Severe Long Qt Phenotypes Associated with A Novel Mutation of I313k At The Centre Of Kcnq1 Potassium Channel Pore", Journal of Cardiovascular Electrophysiology, 18, S15-S16. 2007

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

  • Afiliasi


Berikut afiliasi Taruna Ikrar, yang bersumber dari CV miliknya:

- International Scholar Association of Indonesia, Senior Advisor Period 2016-2017

- International Scholar Association of Indonesia, Vice President Period 2011-2015

- International Scholar Association of Indonesia, American Coordinator Region 2009-2011

- Society for Neurosciences, Member 2009-Now

- Asia Pacific Heart Rhythm Association, Member 2007

- American College of Cardiology, Since 2007

- Indonesia Clinical Pharmacologist, Member 2003

- Indonesia Medical Association, Central Executive Board, Vice Chair Period 2000-2003

- Indonesia Medical Association, Center Executive Board, National Expert Council Period 2016-2022

- American Society for Gene and Cells Therapy, Member Since 2019

(TRIBUNNEWSWIKI/PUAN)



Nama Taruna Ikrar


Asal Makassar


Kebangsaan Indonesia


Tanggal lahir 15 April 1969


Pendidikan Niigata University, Japan, Irvine's School of Medicine di University of California, Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin


Istri Elfi Wardaningsih


Anak Aqilla Safazia Ikrar, Athallah Razandhia Ikrar, dan Alaric Khalifah Ikrar


Karier Dokter & ilmuwan


Orang tua Abubakar dan Hasnah Lawani


Twitter @TarunaIkrar


Facebook Taruna Ikrar


Research Gate Taruna Ikrar


Linkedin Taruna Ikrar


Sumber :


1. id.wikipedia.org
2. m.mediaindonesia.com
3. pddikti.kemdikbud.go.id
4. makassar.tribunnews.com
5. jateng.idntimes.com
6. majalah.tempo.co
7. www.republika.co.id/berita/qipc0l383/dokter-asing-di-indonesia-kki-mereka-bawa-inovasi-baru


Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer