Fatimah az-Zahra

TRIBUNNEWSWIKI.COM- Fatimah az-Zahra adalah putri bungsu Rasulullah SAW dari pernikahannya dengan Siti Khadijah.

Fatimah az-Zahra merupakan putri kesayangan Rasulullah yang tumbuh menjadi perempuan cerdas, cantik, sedehana, dan penuh kasih sayang.

Ia lahir di Makkah, 20 Jumadil Akhir.

Semasa hidupnya, Fatimah adalah anak satu-satunya yang tinggal bersama Rasulullah setelah ibunda Khadijah wafat.

Fatimah az-Zahra memiliki sikap yang sama seperti Rasulullah saw, dari segi cara berjalan dan bertutur kata. (1) 

Baca: Khadijah binti Khuwailid

Fatimah az-Zahra merupakan anak kesayangan Rasulullah saw, bahkan beliau pun tidak sembarangan untuk memilihkan jodoh untuk putrinya.

Ketika Umar dan Abu Bakar ingin meminangnya, Rasulullah pun masih menunggu keputusan Allah untuk menjodohkan putrinya.

Setelah itu, muncullah Ali bin Abi Thalib yang berniat meminang Fatimah dengan keadaan yang tidak memiliki apa-apa.

Ketika Ali menikah dengan Fatimah, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya:

“Berikanlah sesuatu kepadanya.” –Maksud beliau sebagai mahar pernikahan. Ali menjawab, “Aku tidak punya apa-apa.” Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya, “Lalu di mana baju perang huthamiyah milikmu.” (Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim).

Ali pun menjual baju perangnya dan pernikahan itu dilangsungkan dengan mahar 400 dirham.

Pernikahan Fatimah dan Ali berlangsung dengan lancar dan sederhana.

Kehidupan mereka berdua menjadi keluarga teladan di lingkungannya.

Dari pernikahannya, Fatimah dikaruniai empat orang anak, yakni Hasan, Husain, Zainab, dan Ummi Kalsum. (2) 

Setelah menikah, kehidupan Fatimah dan Ali begitu sederhana.

Karena Ali bukan berasal dari keluarga kaya, namun Rasulullah saw tidak mempersulitkan hal tersebut. (1)

Baca: Aisyah binti Abu Bakar

Fatimah az-Zahra meninggal pada tanggal 3 Ramadhan 11 Hijriah di dalam Irshad: Wisdom of a Sufi Master, 1988.

Kronologi meninggalnya setelah mandi, Fatimah mengenakan pakaian bagus lalu berbaring di sebelah sang suami dan berpesan bahwa kematiannya sudah dekat dan tidak ingin dimakamkan dengan upacara pemakaman.

Ali pun menangis mendengarkan hal tersebut.

Ketika waktu salat tiba, Ali bergegas pergi ke masjid.

Pada saat Ali di masjid, Fatimah meninggal dan kedua anaknya Hasan Husein menyusul sang ayah.

Ali kembali dengan penuh duka dan memakamkan Fatimah sesuai dengan permintaan terakhir sang istri.

Pada saat pemakaman tidak ada kerabat dekat yang datang. (2)

Baca: Ali bin Abi Thalib