Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM- Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah cucu Rasulullah saw sekaligus Ahlul Bait.
Husain merupakan putra dari Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.
Keahlian Husain yaitu menjadi imam ketiga bagi Mazhab Ahlul Bait (syi'ah).
Kaum Sufi sangat menghormati Husain lantaran menjadi Waliy Mursyid ke-2 setelah ayahnya yang tarekat Qadiriyyah di seluruh dunia dan tarekat Alawiyyah di Hadramaut.
Husain bin Ali bin Abi Thalib terbunuh di pertempuran Karbala tahun 680 Masehi. (1)
Baca: Hisyam bin Abdul Malik
Kehidupan Pribadi
Husain lahir pada 626 M setelah tiga tahun hijrah ke Madinah.
Husain merupakan cucu kedua Rasulullah SAW dari putranya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah.
Awalnya, Ali bin Abi Thalib memberikan nama Ja'far yang merupakan saudara kandung, namun Rasulullah mengubahnya menjadi Husain.
Nama ini tidak lazim di masyarakat Arab karena berkonotasi peperangan.
Namun, nama tersebut memiliki makna luhur dan menunjuk keindahan.
Pada saat kelahiran Husain, Nabi Muhammad melakukan beberapa ritual Islam seperti mengazankan ke telinga Husain, Tabrik, dan Tahnik, pencukuran rambut.
Selain itu, Husain juga disunat saat hari ketujuh kelahirannya dan melakukan aqiqah berupa seekor kambing.
Husain memiliki fisik seperti nabi Muhammad, yaitu panjang rambut sebahu dan berwarna hitam serta berjenggot. (1)
Baca: Imam Muslim
Istri Husain
Husain menikahi 7 orang wanita, yaitu:
1. Laila binti Abu Murrah
2. Ummu Ishaq binti Thalhah
3. As-Sulafah Al-Qadha'iyyah
4. Ar-Rabbab binti Umru-ul Qais
5. Asma binti 'Atharid
6. Ummul Walad
7. Ummahadatul Aulad
Husain dikarunia lima anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Lima orang anak laki-laki Husain:
1. Ali bin Husain as-Sajjad
2. Ali bin Husain al-Akbar
3. Ali bin Husain al-Asghar
4. Ja'far bin Husain
5. Abdullah bin Husain
Sedangkan kedua putrinya, yaitu:
1. Sukainah binti Husain
2. Fatimah binti Husain. (1)
Baca: Imam At-Tirmidzi
Wafat
Husain bin Ali bin Abi Thalib meninggal saat berusia 58 tahun pada bulan Muharram, 61 H.
Setelah sholat subuh, Husain bergegas keluar tenda dan menaiki kuda kesayangannya.
Namun, Husain dikepung dan menatap pasukan hingga ia berpidato di depan pasukan dengan pidato yang menyentuh hati:
“Lihat nasabku. Pandangilah siapa aku ini. Lantas lihatlah siapa diri kalian. Perhatikan apakah halal bagi kalian untuk membunuhku dan menciderai kehormatanku.“
“Bukankah aku ini putra dari anak perempuan Nabimu? Bukankah aku ini anak dari washi dan keponakan Nabimu, yang pertama kali beriman kepada ajaran Nabimu?“
“Bukankah Hamzah, pemuka para syuhada, adalah Pamanku? Bukankah Ja’far, yang akan terbang dengan dua sayap di surga, itu Pamanku?“
“Tidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku: “keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga?”
“Jika kalian percaya dengan apa yang aku sampaikan, dan sungguh itu benar karena aku tak pernah berdusta. Tapi jika kalian tidak mempercayaiku, maka tanyalah Jabir bin Abdullah al-Anshari, Abu Sa’id al-Khudri, Sahl bin Sa’d, Zaid bin Arqam dan Anas bin Malik, yang akan memberitahu kalian bahwa mereka pun mendengar apa yang Nabi sampaikan mengenai kedudukan saudaraku dan aku.“
“Tidakkah ini cukup menghalangi kalian untuk menumpahkan darahku?”
Para pasukan pun tidak tersadar sebab hatinya sudah terkunci.
Pasukan pengepung itu diperintah oleh Ubaidullah bin Zayid untuk memaksa Husain mengakui kekuasaan khalifah Yazid bin Mu'awiyah.
Pada akhirnya para pasukan memukul Husain dengan pedang hingga berdarah.
Husain membalut luka dengan merobek kain jubahnya, namun banyaknya darah hingga terlihat penuh dengan darah Husain.
Dalam peristiwa itu, Husain masih hidup dan memegangi lehernya menuju ke arah sungai karena kehausan.
Namun, Shamir bin Dzil Jawsan tidak mengizinkan Husain minum dan para pasukan meyerbu dari segala penjuru.
Husain pun terbunuh saat dipenggal oleh Ubaidullah bin Ziyad, kemudian memainkan ujung tongkatnya menyentuh mulut dan hidung Husain. (2)
Baca: Dinasti Fatimiyah