Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Silas Papare lahir di Serui, Papua pada 18 Desember 1918.
Ia merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Silas Papare juga dikenal sebagai pejuang penyatuan Irian Jaya ke dalam wilayah Indonesia.
Untuk menghargai jasanya, nama Silas Papare diabadikan menjadi nama Pangkalan Kapal Perang Korvet Kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare 386.
Selain itu, nama Silas Papare juga digunakan menjadi sebuah nama Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara, yakni Lanud Silas Papare Jayapura yang berlokasi di Sentani, Jayapura.
Di Jayapura juga nama Silas Papare diabdikan menjadi nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare. (1)
Baca: Abdul Malik bin Marwan
Kehidupan Pribadi
Tempat kelahiran Silas Papare merupakan desa terpencil dan sepi dari wilayah lainnya.
Akses menuju wilayah lainnya baru terbuka saat Belanda mulai datang ke Papua.
Latar belakang keluarga Silas Papare sangat religious dan harmonis.
Silas Papare lahir dari pasangan Musa Papare dan Dorkas Mangge.
Sejak kecil orang tuanya mendidik Silas dengan agama Kristen yang kuat.
Setelah perjalanannya, Silas pun mempersunting seorang wanita bernama Regina Aibui.
Dari pernikahannya itu, Silas dan Regina dikaruniai 9 orang anak.
Selama hidupnya, Silas Papare giat dalam memperjuangkan kemerdekaan dan berjuang melawan penjajah.
Baca: Ahn Jung Hun
Sedangkan, Regina Aibui merupakan seorang ibu rumah tangga yang selalu mendidik anak-anaknya dalam kondisi perjuangan.
Namun pada tahun 1979, Regina tutup usia.
Semasa hidupnya, Regina selalu setia mendampingi Silas Papare dalam memperjuangkan Provinsi Irian Barat.
Sedangkan, Silas Papare wafat pada 7 Maret 1978 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Newi Serui, Papua. (2)
Pendidikan
Silas Papare yang sejak kecil sudah diajarkan nilai-nilai dalam agama Kristen masuk ke zending-zending yang ada di Irian Jaya.
Silas belajar tentang hakekat hidup melalui ajaran agama Kristen.
Pelajaran agama yang menjadi poin penting ialah membaca dan menulis kitab suci Injil.
Sedangkan, siang harinya Silas belajar soal pendidikan gereja.
Baca: Abu al-Qasim al-Zahrawi
Setelah itu, Silas mengenyam pendidikan formalnya di Volkschool di Desa Serui.
Volkschool merupakan sekolah yang didirikan oleh pemerintah Gubernur Jenderal Van Heutz pada tahun 1907.
Ia pun lulus dari sekolah itu pada tahun 1930.
Lalu, ia membantu orang tuanya dengan menjadi seorang petani.
Pada tahun 1931, Silas Papare pun melanjutkan pendidikannya di sekolah juru rawat yang ada di Serui.
Ia menempuh pendidikan selama 3 tahun di sekolah juru rawat tersebut.
Silas pun memiliki keahlian dalam pembedahan ringan dan merawat pasien. (2)
Karier
Usai menyelesaikan pendidikannya di sekolah juru rawat, Silas pun ditempatkan di Serui oleh Zending.
Ia ditugaskan menjadi juru rawat di rumah sakit yang ada di Serui.
Baca: Utsman bin Affan
Setelah beberapa tahun ia bekerja di rumah sakit itu, Silas memutuskan untuk pindah ke perusahaan minyak bumi NNGPM sebagai tenaga medis.
Selama bekerja di perusahaan minyak bumi itu, Silas bertemu dengan tenaga kesehatan dari Jawa dan Belanda.
Namun karena di rumah sakit Serui kekurangan tenaga medis, Silas pun ditarik kembali pada tahun 1940.
Saat menjadi juru rawat, Belanda mempercayai Silas untuk menjadi tenaga intelijen.
Atas perjuangannya kala itu, ia sukses mengeluarkan rakyat Indonesia dari hutan saat Jepang menjajah Serui, Biak, dan Manokwari.
Lantaran pencapaiannya itu, Silas mendapat penghargaan dar Belanda berupa bintang perunggu yang diberikan oleh Koningin Wilhelmina pada tanggal 5 April 1945 di London.
Kemudian, ia juga diangkat menjadi tentara sekutu dengan pangkat sersan Persteklas.
Ia meniti karier di dunia militer hingga tahun 1945.
Pada 31 Oktober 1945, Silas mendapat penghargaan dari bagian OPS Perang Pasifik dan Biro Intelijen Tentara Sekutu yang ditandatangani oleh GA Willongby, Mayor Jenderal US Army. (2)
Penghargaan
- Pahlawan Nasional Indonesia (2)
Baca lengkap soal Pahlawan Nasional di sini