Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ratumas Sina lahir di Kampung Pudak, Kumpeh, Jambi.
Ia lahir pada tahun 1887 silam.
Ratumas merupakan putri dari pasangan Datuk Raden Nonot dan Ratumas Milis.
Ia dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan pahlawan wanita yang berani berperang melawan Belanda.
Ratumas Sina menikah dengan sang suami di usinya yang menginjak 13 tahun.
Seusai pernikahannya itu, keduanya turut berjuang melawan Belanda.
Baca: Silas Papare
Latar Belakang
Ayah Ratumas Sina yang bernama Datuk Raden Kokot merupakan keturunan Suku Kraton.
Sedangkan sang ibu, Ratumas Milis ialah putra dari Pangeran Mat Jasir.
Ratumas Sina juga merupakan sepupu dari Ratumas Zainab.
Ratumas Sina tumbuh dan dibesarkan di kawasan perkebunan Paal VIII, belakang Kampung Pudak.
Di usinya yang ke-13 tahun, Ratumas menikah dengan cucu Pangeran Poespo dari kerabat ibunya yang bernama Permas Kadipan.
Permas Kadipan ialah seorang raja di Merangin. (1)
Perjuangan
Usai pernikahannya dengan Permas Kadipan, Ratumas mengikuti sang suami untuk terjun ke melawan Belanda bersama Pangeran Haji Umar sebagai pasukan komando.
Baca: Sukarni Kartodiwirjo
Pasukan Haji Umar dikenal sangat ditakuti oleh pasukan Belanda.
Hal itu lantaran kemampuan Pasukan Haji Umar yang sangat mematikan sata terjun ke medan pertempuran.
Kala itu, pasukan tersebut bersama Ratumas dan suaminya mulai bergerak menuju hutan belantara yang lebat antara Merangin dan daerah ulu Muaro Tebo.
Sayangnya, dalam pertempuran itu suami Ratumas gugur di medan perang.
Tapi Pasukan Haji Umar mampun membunuh beberapa serdadu Belanda.
Karena hal itu, Belanda pun tak terima.
Pasukan Belanda memberikan hukuman yang kejam kepada mayat suami Ratumas Sina dengan cara dikuliti.
Melihat kejadian itu, Pangeran Haji Umar dan Ratumas Sina mengangkat senjata dan bergerilya di malam hari untuk melawan serdadu Belanda. (2)
Baca: Djuanda Kartawidjaja
Akhir Hidup
Ratumas Sina meninggal di usia 80 tahun.
Sebelum wafat, ia sempat tertangkap oleh Belanda.
Ia juga sempat diasingkan ke Lumajang.
Sebelum akhirnya ia menghebuskan nafas terakhir. (3)
Baca lengkap soal Pahlawan Nasional di sini