Dalam video yang beredar, nakes yang bertugas menyuntikkan vaksin Covid-19 itu melakukan kesalahan.
Dirinya terlihat menyuntikkan vaksin kosong kepada peserta vaksinasi.
Tak lama, petugas medis berinisial EO itu diamankan Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara.
EO dibawa untuk dimintai keterangan.
Polisi pun langsung melakukan penyelidikan dan memeriksa beberapa saksi.
Polres Metro Jakarta Utara juga menyita barang bukti berupa botol vial dan suntikan.
Dalam keterangan resmi yang dirilis oleh pihak kepolisian, EO mengakui kesalahannya.
Dirinya pun meminta maaf kepada masyarakat karena telah membuat kegaduhan.
Baca: Sambil Menangis Sesenggukan, Penyuntik Vaksin Covid-19 Kosong di Penjaringan Minta Maaf
"Saya mohon maaf, terlebih pertama kepada keluarga dan orangtua anak (korban) yang saya telah vaksin. Saya mohon maaf, saya tidak ada niat apa pun," kata EO, Selasa (10/8/2021).
Menurutnya, ia hanya ingin membantu proses vaksinasi.
Karena saat itu dirinya ditunjuk sebagai relawan vaksinator.
"Saya hanya ingin membantu menjadi relawan untuk memberikan vaksin saya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang diresahkan oleh kejadian ini," lanjutnya.
Saat ditanyai apa ada motif di balik aksinya itu, EO menangis sesenggukan.
EO pun tak sanggup lagi menjelaskan alasannya sampai melakukan hal itu.
Dirinya mengaku pada saat kejadian tersebut, dia telah melayani 599 orang peserta vaksinasi.
"Hari itu saya (suntik) vaksin 599 orang," ujar EO, dikutip dari Kompas.com.
EO berjanji akan menghadapi proses hukum yang harus dia jalani.
"Saya akan mengikuti segala proses yang akan saya jalani ke depannya. Saya mohon maaf," ujarnya.
Akibat keteledorannya, EO dijerat Pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular dengan ancaman satu tahun penjara.
Baca: Vaksin Pfizer
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyatakan, EO adalah seorang relawan vaksinator.
"Saudari EO ini adalah seorang perawat yang memang diminta tolong, karena memang kami terus terang untuk melakukan vaksinasi massal ini membutuhkan relawan-relawan sebagai vaksinator," kata Yusri, dikutip dari KompasTV.
Tak hanya itu, EO juga terlibat dalam kegiatan kegiatan vaksinasi massal yang lain.
Bahkan, perawat itu juga kerap dimintai bantuan untuk vaksinasi.
Adapun penyuntikan vaksin Covid-19 kosong ini terjadi di Sekolah Ipeka, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Yusri bercerita, peristiwa itu bermula ketika BLP melakukan vaksinasi.
Saat itu ibu dari BLP merekam anaknya yang sedang disuntik vaksin, tetapi dalam video tampak suntikan tersebut kosong.
"Jadi kejadiannya sekitar tanggal 6, yang sempat divideokan orangtuanya sendiri atau ibunya sendiri, kemudian setelah itu mengadu kepada penanggung jawab dari yayasan yang menyelenggarakan vaksinasi bersama pada saat itu," tutur Yusri.
Setelah dicek, diketahui bahwa memang benar suntikan tersebut kosong dan dilakukan vaksinasi kembali terhadap BLP.
Baca: Viral Dugaan Suntik Vaksin Covid-19 Kosong di Penjaringan, Polisi Langsung Periksa Kepala Puskesmas
Baca: Vaksin Booster