Vaksinasi tersebut direncanakan digelar setelah 12 bulan atau tahun depan.
Berdasarkan rekomendasi ITAGI, hal tersebut dilakukan mengingat adanya penurunan imunitas setelah enam bulan dari penyuntikan kedua vaksin Sinovac.
"Titer antibodi ada penurunan untuk vaksin Sinovac, maka bisa direncanakan booster tapi setelah 12 bulan, tahun depan kita laksanakan booster kepada masyarakat umum," kata Nadia dalam diskusi secara virtual yang digelar Puan Amanat Nasional, Rabu (4/8/2021).
Nadia menjelaskan, saat ini vaksin dosis ketiga hanya diberikan untuk tenaga kesehatan.
Pasalnya nakes lebih berisiko terpapar Covid-19 dibandingkan kelompok masyarakat lainnya.
"Kita tahu risiko terpaparnya nakes itu sangat besar pada saat kasus meningkat jauh, sehingga perlu ditambah proteksi tambahan," ujarnya.
Baca: Dokter Reisa : Vaksin Sinovac Aman untuk Anak-anak
Baca: Kenali 28 Kriteria Penerima Vaksin Sinovac dengan Penyakit Penyerta Menurut PAPDI
Kemudian, ITAGI juga menyarankan agar ada penelitian penunjang untuk mendapatkan data yang evidence based, edmi menentukan vaksinasi booster pada semua masyarakat secara massal.
Penelitian yang disarankan adalah pemeriksaan titer antibodi anti-RBD pada 2-4 minggu pasca-vaksinasi booster, dan dilakukan secara acak.
Termasuk pemantauan break-through of severe Covid-19 case pada semua nakes yang diberikan booster vaksin.
Beredar informasi baru tentang vaksin Sinovac sebagai penangkal Covid-19.
Disebutkan bahwa antibodi Covid-19 yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac turun setelah enam bulan dari pemberian dosis kedua.
Penurunan tersebut terjadi pada sebagian besar penerima vaksin.
Meski demikian, suntikan ketiga dapat menguatkan kembali antibodi.
Dikutip dari Reuters, hal tersebut didasarkan pada penelitian di China, dengan mengambil sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18-59, Minggu, 25 Juli 2021.
Tim peneliti kemudian terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama dan kedua masing-masing terdiri atas 50 peserta yang sudah divaksin dua kali.
Dari hasil penelitian, antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac diketahui menurun setelah 6 bulan menerima vaksin dosis kedua.
Hasil penelitian di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi Tiongkok lainnya yang kemudian diunggah pada laman medRxiv.
Para peneliti mengecek sampel darah sampel darah orang dewasa sehat berusia 18-59 tahun.
Kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok dengan peserta masing-masing lebih dari 50 orang.
Hasilnya, peserta yang mendapat dua dosis, dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen yang masih terdeteksi memiliki antibodi setelah enam bulan dari suntikan kedua.
Baca: Vaksin Sinovac
Selanjutnya, peneliti melakukan uji coba dengan memberikan dosis ketiga kepada 540 peserta.
Hasilnya, peserta menunjukkan peningkatan sekitar 3 hingga 5 kali lipat tingkat antibodi setelah 28 hari lebih lanjut, dibandingkan dengan tingkat yang terlihat empat minggu setelah suntikan kedua.
Peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular.
Lebih lanjut penelitian lebih lanjut diperlukan guna menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.
Kesimpulannya, dengan adanya penelitian itu, bagi yang sudah menerima vaksin Sinovac dosis kedua, maka harus kembali disuntik untuk ketiga kalinya.
Simak Artikel Seputar Covid-19 di Sini