Tanpa Ampun, Kim Jong Un Eksekusi Pejabat Tinggi yang Enggan Lepas Beras ke Warga Kelaparan

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 8 Februari 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 Februari menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri hari pertama rapat paripurna ke-2 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja dari Korea (WPK) di Korea Utara.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tanpa ampun menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang pejabat tinggi.

Hukuman tersebut dijatuhkan lantaran sang pejabat diketahui telah mengritik kebijakannya.

Berdasarkan sumber internal kepada Daily HK, mayor jenderal yang mengurusi bidang logistik di Kamp Pelatihan 815 disidang dan ditembak mati pada 18 Juli.

Pejabat itu dibunuh lantaran kedapatan mencemooh perintah khusus Kim.

Kim diketahui menginstruksikan agar gudang militer melepas beras untuk dibagikan ke masyarakat yang kelaparan.

Namun perintah tersebut dianggap tidak realistis.

Perwira tinggi yang tidak disebutkan identitasnya tersebut mengatakan, krisis yang dihadapi militer jauh lebih berat.

"Jika mereka terus menekan kita seperti ini, dari mana kita bisa memproduksi beras? Dari pasir di tepi sungai?" ujarnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berada di perbatasan tempat rute yang sering dipakai pembelot menyeberang ke Korea Selatan. (REUTERS VIA DAILY STAR)

Lantaran pembangkangan tersebut, Kim Jong Un menjatuhkan hukuman mati kepada sang jenderal.

Pengumumannya pun disampaikan ke masyarakat.

"Mereka mencoba menebar ketakutan dengan mengatakan siapa pun yang berani membangkang partai akan dihukum, tak peduli siapa mereka," jelas sumber itu.

Baca: Kim Jong Un Tuding K-Pop Kanker Ganas yang Gerogoti Korea Utara : Anak Muda Sudah Teracuni

Baca: Kim Jong Un Adakan Pertemuan untuk Bahas Kebijakan Ekonomi Korea Utara yang Belakangan Merosot

Pemerintah Korea Utara berniat untuk memperbaiki penurunan kedisiplinan militer, bahkan di tengah situasi seperti kekurangan pangan.

Kim sendiri mengakui betapa menakutkannya situasi yang mereka hadapi dalam pertemuan partai pada 29 Juni.

Pada Juli, Kim membersihkan puluhan ofisial tinggi yang dianggap gagal menyelesaikan Korea Utara dari kemiskinan.

Kim Jong Un Ancam Eksekusi Mati Warganya yang Tonton K-Pop

Korea Utara baru saja memperkenalkan undang-undang baru untuk membasmi segala macam pengaruh asing.

Undang-undang tersebut berisi seruan bagi Liga Pemuda Korut, untuk menindak perilaku tidak menyenangkan, individualistis, dan antisosialis di kalangan anak muda.

Mereka tak main-main untuk menghukum dengan keras siapa saja yang mengonsumsi atau memakai film, pakaian, dan bahasa asing.

Kim Jong Un semakin memperketat aturan untuk warga negaranya.

Berdasarkan laporan BBC, Korea Utara siap memerangi apa yang berlawanan dengan ideologi negara mereka.

Bagi warga yang tertangkap mengonsumsi hal dari Korea Selatan, AS, atau Jepang, harus bersiap dengan ancaman hukuman mati.

Hukuman paling ringan, adalah harus menghadapi kamp penjara selama 15 tahun lamanya.

Baca: Korea Utara Dilanda Bencana Kelaparan Akibat Aturan Ketat Kim Jong Un Terkait Pandemi Covid-19

Kim Jong Un ingin menghentikan pembicaraan, gaya rambut dan pakaian budaya asing yang dianggap sebagai racun berbahaya.

Korea Utara berupaya menghentikan informasi dari negara luar, khususnya, informasi yang menjelekkan negara.

Mereka berusaha menutup semua yang berasal dari luar, tak hanya informasi, tapi budaya, hingga tak ada celah sedikitpun.

Seperti diketahui, rakyat Korea Utara punya fantasi menjadi seperti rakyat Korsel, yang memang lebih maju.

Hal ini dianggap berbahaya dan bisa memicu perlawanan.

Selama ini banyak warga Korea Utara yang mendapat film-film asing yang diselundupkan melalui perbatasan China.

Selama beberapa tahun, drama Korea Selatan beredar lewat stik USB yang mudah disembunyikan dan dienkripsi dengan kata sandi.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

SIMAK ARTIKEL SEPUTAR KIM JONG UN DI SINI



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer