Kevin Cordon kini duduk di posisi ke-59 dan tengah tampil di Olimpiade keempatnya.
Sebelumnya ia tak pernah melangkah melebihi babak 16 besar.
Pebulu tangkis asal Guatemala ini berhasil melangkah ke empat besar setelah mengalahkan peringkat ke-37 dunia, Heo Kwang-hee 21-13,21-18 pada Kamis (29/7/2021)
Olimpiade Tokyo 2020 ini menjadi turnamen yang tak terlupakan baginya.
Baca: Sepeda Thrill Buatan Gresik Tampil Pada Ajang Olimpiade Tokyo 2021
Baca: Tersingkir dari Olimpiade Tokyo 2020, Jonatan Christie Sampaikan Pemintaan Maaf ke Warga Indonesia
Sebuah pencapaian luar biasa, mengingat usianya yang tak lagi muda, dan ini adalah kesempatan keempat yang dia jalani.
Pada Olimpiade 2008 dia hanya mencapai babak 16 besar, empat tahun berikutnya di babak 16 besar.
Pada Olimpiade Rio 2016, Kevin Cordon absen karena cedera, dan kali ini dia menyentuh babak perempat final.
"Ketika saya lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya, itu adalah mimpi untuk bermain, memenangkan satu pertandingan," kata Kevin Cordon kegirangan, dikutip dari BWF.
"Setelah itu saya masih bermimpi untuk terus memenangkan lebih banyak pertandingan. Dan sekarang saya senang saya telah memenangkan tiga pertandingan. Saya tidak bisa mempercayainya sekarang,” jelasnya.
Kevin Cordon meninggalkan kota kecil kelahirannya saat berusia 13 tahun untuk mengejar mimpi sebagai pebulutangkis dan bermain di ibu kota.
Gairahnya tak pernah pudar meski pernah cedera pada 2016.
Ia hanya bersikeras untuk mengubah jalan hidupnya dan menjadi pebulutangkis.
Di balik mimpinya itu, ia hanya ingin bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Tidak mudah bagi kami, karena tidak mudah mendapatkan uang untuk bepergian. Saya tahu ada hal-hal yang lebih penting di Guatemala, seperti orang miskin perlu makan. Ini tidak seperti permainan adalah segalanya," cerita Cordon.
"Saya berasal dari kota kecil dan bulu tangkis mengubah hidup saya. Apa yang saya lakukan di bulu tangkis juga membantu keluarga saya, dengan uang yang saya dapatkan dari federasi saya. Ini membantu mendukung mereka," tambah Kevin terkait bulu tangkis dan hidupnya.
Kota kelahirannya tak banyak menuai bibit pebulu tangkis.
Namun diakuinya, rekan-rekan dan tim pelatih sangat membantu agar negeri tersebut bisa bersaing dengan pebulu tangkis dunia.
Satu hal yang ia yakini soal permainan adalah, bermain dengan hati.
“Sulit untuk berlatih. Teman-teman saya membantu saya. Sebagian besar pelatihan saya adalah tiga lawan satu. Saya sudah berlatih keras.
"Setelah bertahun-tahun saya menyadari bahwa jika Anda membandingkan Guatemala dengan negara-negara lain di Asia atau Eropa, perbedaannya sangat besar. Tapi kami punya satu hal, yaitu bermain dengan hati," beber Cordon.
Dan kini, Kevin Cordon bisa membuktikan ke dunia, kota kecilnya bisa melahirkan pebulu tangkis handal. Dia akan melawan Heo Kwang Hee dari Korea.
Pemain yang mengalahkan unggulan pertama dunia, Kento Momota.
Jika berhasil mengalahkan Heo Kwang dan melaju ke semifinal, dia tak tahu perasaan seperti apa yang harus dia gambarkan.
“Saya ingin mengambil langkah selanjutnya. Saya ingin bermain hanya satu poin dan berada di semifinal! Tapi sejujurnya, saya tidak tahu siapa yang akan menjadi lawan saya selanjutnya.
Sekarang saya tahu itu pria Korea (Heo). Mari lihat apa yang terjadi. Saya harap saya akan lebih bahagia besok daripada hari ini!” paparnya sebelum bertanding.
Masih merasa seperti mimpi saat ia dapat bermain dalam olimpiade ini.
Dulu Kevin Cordon hanya bisa duduk dan menyaksikan pertandingan bulutangkis yang dimainkan oleh atlet-atlet handal.
Kini ia bisa merasakan langsung fenomena tersebut.
“Aku hanya bersenang-senang. Merupakan suatu kehormatan untuk memainkan semua pemain bagus ini, yang hanya kami tonton di internet. Dan ketika Anda memiliki kesempatan untuk memainkannya, rasanya sangat menyenangkan," pungkasnya.