Parasomnia

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Mimpi Buruk


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Parasomnia merupakan suatu gangguan tidur yang ditandai perilaku tak biasa yang terjadi ketika seseorang baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur.

Perilaku-perilaku dari gangguan parasomnia cenderung variatif, mulai dari karakteristik, tingkat keparahan, hingga frekuensinya.

Parasomnia bisa berupa berbagai hal yang dialami oleh seseorang, misalnya dari gerakan, perilaku, emosi, persepsi, sampai mimpi yang tidak wajar.

Walau begitu, penderita parasomnia sering kali tetap dalam keadaan tertidur sepanjang kejadian itu berlangsung.

Parasomnia umumnya terjadi setelah fase tidur terlelap, namun, kondisi ini juga dapat terjadi di antara fase tertidur dan terbangun.

Pada fase transisi ini, penderita membutuhkan stimulus yang cukup kuat agar bisa terbangun.

Namun, setelah terbangun, penderita mungkin tidak akan menyadari perilaku terjadi ketika tidur tadi.

Ilustrasi seorang wanita sedang tidur (Pixabay) (Pixabay)

Bahkan, penderita mungkin tidak mengingat apa mimpi yang muncul dalam tidur atau perilaku apa yang dilakukan selama tidur.

Penderita kemudian akan kesulitan untuk tidur kembali jika terbangun pada malam hari karena perilaku tersebut.

Meski menunjukkan perilaku yang tak wajar, kondisi ini tidak perlu dicemaskan.

Sebab, kondisi ini umum terjadi dan tidak terkait dengan penyakit atau gangguan mental tertentu.

Hanya saja, parasomnia dapat terjadi berulang kali dalam waktu yang lama sehingga dapat menjadi gangguan tidur yang kompleks.

Parasomnia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi kelompok usia anak-anak yang lebih sering mengalami gejala dari gangguan tidur ini.

Baca: Insomnia

Baca: Skizofrenia

  • Faktor Risiko


Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami parasomnia.

Usia

Sebagian jenis gangguan parasomnia, seperti berjalan saat tidur dan mengompol, cenderung lebih sering terjadi pada anak-anak.

Walau demikian, sebagian anak yang mengalaminya bisa mengatasi kondisi ini.

Namun, apabila kondisi semakin parah seiring bertambahnya usia, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter.

Faktor genetik

Parasomnia juga bisa terjadi karena faktor keturunan dalam keluarga.

Apabila salah satu saudara atau orang tua mengalami kondisi ini, bisa jadi anak juga mengalami hal yang sama.

Stres

Saat berada dalam tekanan atau sedang merasa stres, seseorang lebih rentan mengalami gangguan parasomnia.

Biasanya, yang paling sering muncul ialah tidur sambil berjalan, meski kondisi ini akan berhenti saat penderita berhasil mengelola stres dengan baik.

Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Seseorang yang mengalami gangguan mental PTSD biasanya sering mengalami mimpi buruk.

Bahkan, hampir 80% pasien PTSD mengalami mimpi buruk selama tiga bulan lamanya. 

Konsumsi obat-obatan

Mimpi buruk merupakan salah satu efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

Oleh karena itu, penderita mungkin saja mengalami gangguan parasomnia lainnya jika mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

Tidur sambil berjalan kaki, night terror ,dan berbagai gangguan parasomnia lainnya mungkin akan dialami jika seseorang melakukan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan tertentu.

Bahkan, mengonsumsinya juga dapat memperparah gejala dari gangguan parasomnia yang sedang dialami. (1)

Ilustrasi seorang wanita sedang tidur (Pixabay)

Baca: Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Baca: Depresi

  • Jenis


1. Mimpi Buruk

Para peneliti sering mengaitkan mimpi buruk dengan kondisi emosional yang sedang dihadapi seperti ketakutan, kecemasan, atau pasca trauma. 

Penderita ini bisa segera menghubungi dokter apabila sering mengalami mimpi buruk dalam seminggu.

2. Terbangun di Malam Hari

Penderita parasomnia sering terbangun tiba-tiba pada malam hari dalam kondisi ketakutan dan bingung.

Patut diperhatikan, kadang penderita akan membahayakan diri sendiri atau orang lain, misalnya berjalan saat tidur atau berbicara saat tidur.

3. Sleepwalking

Di sela-sela tidur, penderita akan berjalan, tetapi dengan mata tetap terpejam dan tertidur.

Sleepwalking sering terjadi pada anak-anak berusia 5-12 tahun, tetapi dapat juga dijumpai beberapa kasus yang menimpa orang dewasa dan usia lanjut.

4. Kebingungan saat Bangun Tidur

Parasomnia jenis ini membuat penderitanya mengalami kebingungan saat bangun tidur.

Terlebih, ia juga memiliki ingatan jangka pendek yang buruk dan seringkali memiliki daya berpikir yang lambat.

5. Head-banging

Gangguan parasomnia ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun, dengan ciri anak akan berbaring, menghentak kepala atau tubuh ke atas bantal.

Gangguan ritmik yang juga disebut “head banging” ini dapat berlaku untuk tangan dan lutut yang terjadi saat anak menjelang tidur.

6. Mengigau

Berbicara saat tidur atau mengigau disebabkan oleh berbagai faktor seperti demam, stres, atau gangguan tidur lainnya.

7. Kram Kaki

Gangguan yang cenderung terjadi pada usia lanjut dengan sensasi kaki kram selama kurang dari 10 menit ini kemungkinan besar disebabkan karena duduk terlalu lama, kelelahan otot, atau dehidrasi.

Untuk mengatasi kondisi ini, penderita dianjurkan minum air yang cukup dan berolahraga secara rutin.

8. Bruxism (Gigi Gemeretak)

Jenis parasomnia ini bisa menimbulkan suara gemeretak pada gigi tanpa disadari oleh penderita, yang berdampak ketidaknyamanan pada otot rahang, cedera gigi atau gigi aus.

Dokter gigi akan memasang pelindung mulut khusus untuk kasus bruxism yang serius.

9. Sleep Enuresis (Mengompol)

Dalam gangguan parasomnia jenis ini, penderita tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih saat tertidur.

Terdapat dua jenis gangguan enuresis atau mengompol saat tidur, yaitu primer dan sekunder.

Pada enuresis primer, penderita tidak memiliki kemampuan mengendalikan fungsi kemih sejak bayi hingga seterusnya yang mana erat kaitannya dengan faktor genetik.

Pada enuresis sekunder, penderita bisa saja kambuh setelah sembuh dari gangguan parasomnia sleep enuresis.

Para ahli beranggapan, gangguan ini disebabkan karena adanya masalah kesehatan seperti diabetes, infeksi saluran kemih, sleep apnea, atau gangguan psikis lainnya. (2)

Ilustrasi mengigau (alodokter.com)

Baca: Hypophrenia

Baca: Sleep Apnea

  • Pengobatan


Pemilihan cara pengobatan parasomnia tergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami.

Jika parasomnia yang dialami berupa gangguan tidur berjalan, hal yang paling penting dilakukan ialah memastikan bahwa lingkungan di sekitar tempat tidur aman.

Selain itu, keluarga dapat memasang kunci atau alarm pada jendela dan pintu guna mencegah penderita gangguan tidur berjalan membahayakan dirinya.

Secara umum, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk membantu penderita supaya dapat tidur lebih nyenyak.

Sebagian besar penyakit parasomnia akan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. (3)

Baca: Bruxism

Baca: Gangguan Kecemasan Umum

(TribunnewsWiki.com/Septiarani)



Nama Penyakit Parasomnia


Ciri Gangguan tidur yang ditandai perilaku tak biasa


Faktor Risiko Faktor genetik, usia, stres, PTSD, konsumsi alkohol/ obat tertentu


Pengobatan Umumnya menghilang dengan sendirinya seiring usia bertambah


Sumber :


1. hellosehat.com
2. www.sehatq.com/artikel/mengenal-berbagai-jenis-gangguan-tidur-parasomnia
3. www.klikdokter.com/penyakit/parasomnia


Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer