Hypophrenia

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gangguan Kecemasan (Ilustrasi)


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hypophrenia merupakan kondisi gangguan mental yang ditandai seringnya menangis dan merasa sedih secara tiba-tiba tanpa alasan jelas yang melatar belakanginya.

Kondisi gangguan mental ini kerap kali disalahartikan sebagai bipolar, padahal keduanya memiliki perbedaan yang jelas.

Bipolar ialah kondisi gangguan mental yang dihadapi oleh seseorang yang sering kali mengalami perubahan mood yang drastis dan terjadi dengan sangat cepat.

Seseorang yang mengalami bipolar bisa merasakan depresi yang sangat dalam, dan tiba-tiba bisa sangat bersemangat ketika episode depresi berganti menjadi episode manik atau mania.

Sementara untuk penderita hypophrenia, penderitanya lebih cenderung mengalami satu fase saja yang membuatnya bisa merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa sebab.

Penderita hypophrenia atau yang memiliki keterbelakangan mental, umumnya memiliki IQ di bawah 70 atau 75, serta mempunyai masalah dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam kondisi ini, penderita juga bisa mengalami disabilitas belajar, bicara, sosial, hingga fisik.

ilustrasi gangguan bipolar (IST via TribunKesehatan)

Baca: Gangguan Bipolar

Baca: Gaming Disorder

  • Penyebab


Depresi

Gangguan mental ini ditandai dengan kesedihan yang terjadi secara terus-menerus serta kehilangan minat atau gairah terhadap hal-hal yang sebelumnya dinikmati dan dianggap menyenangkan.

Penderita depresi dapat lebih mudah atau lebih sering menangis, bahkan bisa saja tidak berhenti menangis.

Kesedihan mendalam

Sebagian orang dapat mengalami kesedihan yang mendalam dan berlarut-larut yang tidak kunjung membaik seiring berjalannya waktu.

Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang secara tiba-tiba menangis atau menangis tanpa sebab.

Pseudobulbar affect (PBA)

Kondisi neurologis yang dapat otak dan saraf ini dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menangis.

Kondisi ini terjadi dikarenakan terputusnya hubungan antara lobus frontal otak, otak kecil, dan batang otak.

Lobus frontal sendiri berfungsi untuk mengontrol emosi, sedangkan otak kecil dan batang otak berfungsi membantu mengatur refleks tubuh.

Terputusnya koneksi antara ketiga bagian ini dapat menimbulkan disregulasi emosional yang bisa menyebabkan seseorang menangis, marah, atau tertawa secara tidak terkendali.

Di samping ketiga kemungkinan penyebab menangis tanpa sebab berikut, kondisi ini juga bisa diakibatkan oleh masalah hormonal (seperti dalam kehamilan dan menstruasi), kecemasan, burnout, hingga faktor budaya.

Ilustrasi depresi (ukat.co.uk)

Baca: Hypomania

Baca: Depresi

  • Pengobatan


Terlepas dari apapun penyebabnya, seseorang yang mengalami kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Apabila mengenal seseorang, sahabat maupun kerabat yang mengalami kondisi ini, sebaiknya Anda segera meminta mereka untuk sharing dan bercerita perihal beban pikiran yang tengah dialami.

Ini karena berbagi adalah salah satu solusi paling ampuh meringankan depresi dan kesedihan mendalam.

Anda bisa menolong mereka dengan memberikan semangat agar perlahan-lahan kesedihan dan trauma mereka yang dialami di masa lalu bisa diterima dengan lapang dada.

Akan tetapi, jika kondisinya sudah terlampau parah yang ditunjukkan dengan rasa sedih dan menangis berlebihan serta terlalu sering terjadi, penderita perlu segera berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan penanganan intensif.

Baca: Gangguan Kepribadian Paranoid

Baca: Demensia

(TribunnewsWiki.com/Septiarani)



Nama Penyakit Hypophrenia


Penyebab Dperesi, kesediahn mendalam, pseudobulbar affect


Pengobatan Konsultasi dengan psikiater


Sumber :


1. www.sehatq.com/artikel/hypophrenia-gangguan-mental-yang-membuat-seseorang-menangis-tanpa-alasan
2. journal.sociolla.com


Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer