Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kabupaten Asahan adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Sumatra Utara, Indonesia.
Kabupaten ini beribukota di Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3.732,97 km⊃2;.
Ibu kota terdahulu kabupaten Asahan ialah Tanjung Balai, yang kemudian dimekarkan menjadi kota madya.
Pada tahun 2020, kabupaten Asahan memiliki penduduk sebanyak 769.960 jiwa, dengan kepadatan 206 jiwa/km⊃2;
Baca: Kabupaten Tulungagung
Sejarah
Perjalanan Sultan Aceh “Sultan Iskandar Muda” ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari Sejarah Asahan.
Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai, yang kemudian dinamakan ASAHAN.
Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang.
Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai “Balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan.
Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal dengan “Tanjung Balai”.
Dari hasil perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah seorang putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan Asahan.
Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I.
Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI.
Selain itu di daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
Tanggal 22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda.
Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
– Onder Afdeling Batu Bara
– Onder Afdeling Asahan
– Onder Afdeling Labuhan Batu.
Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya.
Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:
– Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang.
– Distrik Kisaran.
– Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.
Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur yaitu:
– Self Bestuur Indrapura
– Self Bestuur Lima Puluh
– Self Bestuur Pesisir
– Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima Laras).
Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang (tanggal 13 Maret 1942), sejak saat itu Pemerintahan Fasisme Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda.
Pemerintahan Fasisme Jepang dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara.
Selain itu, wilayah yang lebih kecil di bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang.
Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diproklamirkan.
Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia ,maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan di bentuk pada bulan September 1945.
Pada saat itu pemerintahan yang di pegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batu Bara masih tetap ada.
Tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah, sedangkan wilayah Asahan dibagi atas 5 (lima) Kewedanan, yaitu:
– Kewedanan Tanjung Balai
– Kewedanan Kisaran
– Kewedanan Batubara Utara
– Kewedanan Batubara Selatan
– Kewedanan Bandar Pulau.
Kemudian setiap tahun tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Asahan.
Baca: Kabupaten Tuban
Geografi
Secara astronomis Kabupaten Asahan berada pada 2°03'- 3°26' Lintang Utara, 99°1'-100°0' Bujur Timur dengan ketinggian 0–1.000 meter di atas permukaan laut
Perkebunan
Pada akhir abad ke-19 Sumatera Timur telah menjadi salah satu lokasi usaha paling intensif dan paling berhasil perusahaan-perusahaan perkebunan asing di dunia ketiga.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Asahan merupakan bagian dari Afdeeling yang berada di bawah keresidenan Sumatera Timur.
Afdeeling Asahan mengalami perubahan besar ketika Deli Spoorweg Maatschappij melakukan perluasan jalur kereta api, yang berimbas banyaknya masuk investor.
Investor-investor ini menanamkan modalnya dengan membuka berbagai komoditas perkebunan seperti, Karet, Tembakau, dan Teh.
Berikut ini adalah daftar nama-nama perusahaan perkebunan yang saat ini masih beroperasi di Kabupaten Asahan :
PT. Perkebunan Nusantara III (Karet, Kelapa Sawit)
PT. Perkebunan Nusantara IV (Kelapa Sawit)
PT. Sari Persada Raya (Kelapa Sawit)
PT. Aren Pratama (Kelapa Sawit)
PT. Bakrie Sumatera Plantation (Karet, Kelapa Sawit)
PT. Jaya Baru Pertama (Kelapa Sawit)
PT. Nagali Subur Jaya (Kelapa Sawit)
PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate (Karet)
PT. Sawit Sumber Makmur (Kelapa Sawit)
PT. Pastima (Kelapa Sawit)
PT. Gunung Melayu (Kelapa Sawit)
PT. PP London Sumatra Indonesia (Kelapa Sawit)
PT. Saudara Sejati Luhur (Kelapa Sawit)
PT. Lamhotma (Kelapa Sawit)
PT. Socfin Indonesia (Kelapa Sawit)
PT. Citra Sawit Indah Lestari (Kelapa Sawit)
PT. Inti Palm Sumatra (Kelapa Sawit)
PT. Warisan Telma (Kelapa Sawit)
PT. Padasa Enam Utama (Kelapa Sawit)
PT. Pulau Maria Jaya (Kelapa Sawit)
PT. Pulahan Seruwai (Kelapa Sawit)
PT. Sijabut (Kelapa Sawit)
PT. Tinggi Raja (Kelapa Sawit)