Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Agama Baha'i ialah agama monoteistik yang menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia.
Kepercayaan Baha'i berlandaskan bahwa Baha Allah dan pendahulunya adalah manifestasi tuhan yang esensinya tidak dapat diketahui.
Agama Baha'i memegang prinsip utama akan kesatuan esensial semua gama dan kesatuan umat manusia.
Baha'i meyakini bahwa semua pendiri agama-agama besar dunia telah menjadi manifestasi tuhan dan agen dari rencaan ilahi untuk umat manusia.
Baha'i juga yakin bahwa agama-agama besar di dunia mengajarkan kebenaran yang identik.
Baha'i percaya pada kesatuan umat manusia dan mengabdikan diri pada penghapusan prasangka rasial, kelas, dan agama.
Baca: Teks Deskripsi
Baca: Hak Asasi Manusia (HAM)
Ajaran Baha'i erat kaitannya dengan etika sosial.
Iman tidak memiliki imamat dan tidak menjalankan bentuk-bentuk ritual dalam ibadahnya.
Prinsip
Terdapat 3 prinsip dalam ajaran Baha'i, yaitu kesatuan tuhan, kesatuan agama, dan kesatuan kemanusiaan.
Kitab Suci agama Baha'i berasal dari tulisan Baha’ullah pada Kitab i-Aqdas.
Kitab itu mendefinisikan banyak hukum dan praktik bagi individu dan masyarakat, beriringan dengan Kitab i-Iqan yang secara harafiah adalah kitab kesepahaman sebagai dasar selanjutnya. (1)
Sejarah
Agama Baha'i pertama kali muncul di negara Iran pada tahun 1844 ketika Sayyid Ali Muhammad mendeklarasikan dirinya sebagai pembawa amanat baru dari tuhan dan mengaku datang untuk membuka jalan bagi wahyu.
Awalnya, Baha’i dikenal dengan nama agama Bab.
Agama ini berkembang dengan pesat di Iran, tetapi juga banyak menerima penolakan dari berbagai kalangan.
Bahkan, Sayyid Ali Muhammad atau yang dikenal sebagai Sang Bab, akhirnya dipenjarakan di benteng Mah-Ku yang terletak di pegunungan Azerbaijan.
Akan tetapi, pengaruh Sang Bab rupanya tidak berakhir usai ia dipenjarakan hingga dihukum mati pada tahun 1850 silam.
Bahkan, pengikutnya secara diam-diam mengambil jenazahnya untuk kemudian dibawa ke Palestina dan dikubur.
Menyebarnya agama Baha’i di Indonesia dimulai ketika seseorang bernama Jamal Effendi melakukan perjalanan ke Asia Selatan pada tahun 1875.
Negara pertama yang dikunjunginya adalah India.
Dari sana, ia mulai mengunjungi sejumlah wilayah lainnya di Asia, termasuk Sri Lanka, Myanmar, dan Penang.
Di tahun 1884-1885, Jamal Effendi bersama Sayyid Mustafa Rumi melanjutkan perjalanan ke Dacca atau ibukota Bangladesh, Bombay, Madras, dan Singapura.
Jamal Effendi dan rombongan pertama kali tiba di Jawa dan bermukim di pemukiman Arab, Pakhojan di Batavia (Jakarta).
Oleh Pemerintah Belanda, mereka diizinkan untuk berkunjung ke kota-kota pelabuhan.
Mereka pun melakukan perjalanan berkeliling Indonesia, mulai dari Surabaya, Bali, Lombok, hingga Makassar.
Di Makassar, mereka disambut oleh Raja Fatta Arongmatua Aron Rafan dan anak perempuannya, Fatta Sima Rana.
Baca: Air Purifier
Baca: Obat Antivirus
Di sana, Raja Fatta rupanya tertarik dengan agama baru itu.
Kemudian, rombongan Jamal pun melanjutkan perjalanan untuk menyebarkan agama Baha’i ke Sedendrig, Padalia, dan Fammana.
Persebarannya semakin meluas saat mereka melanjutkan perjalanan sampai ke Bone.
Raja Bone saat itu yang merupakan seorang lelaki muda terpelajar ternyata meminta rombongan tersebut untuk menyiapkan buku panduan guna administrasi kerajaan yang sejalan dengan ajaran Baha’i. (2)
Berita Terkini
Agama Baha'i mendapat sorotan dari publik lantaran beredarnya sebuah video.
Dalam video tersebut menampilkan Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama Republik Indonesia (RI) mengucapkan selamat hari raya Naw-Ruz 170 EB yang dianut oleh masyarakat Baha'i.
Video tersebut berasal dari unggahan akun Youtube Baha'i Indonesia dengan judul 'Agama Baha'i Rayakan Naw-Ruz Bersama Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas' pada 26 Maret 2021.
Beredarnya video tersebut mengundang protes banyak pihak.
Pasalnya dalam video itu Menag mengucapkan hari raya Agama Baha'i.
Beberapa tokoh Islam memprotes tindakan Menag Yaqut. Karena Agama Baha'i tidak diakui di Indonesia. (3)
Baca lengkap soal vaksin COVID-19 di sini