Dalam video yang beredar, pasien yang juga jadi korban penganiayaan bergulung di tanah.
Korban terjatuh setelah warga sekitar rumahnya melakukan pemukulan terhadapnya.
Pasien tersebut bahkan diperlakukan layaknya hewan karena terus didorong menggunakan bambu.
Video singkat tersebut pun akhirnya tersebar luas di media sosial pada Sabtu (24/7/2021).
Kerabat korban kemudian membeberkan kejadian tersebut melalui akun Instagramnya, @jhosua_lubis.
Menurut Joshua, kejadian tersebut terjadi korban yang juga pamannya, pada Kamis (22/7/2021).
"Tulang (paman) saya diikat, diseret dan dipukuli masyarakat seperti binatang," katanya.
Kejadian yang dianggap tak memanusiakan manusia itu berharap mendapat perhatian dari pemerintah untuk diusut kasusnya.
Jhosua menuturkan, mulanya sang paman terpapar Covid-19.
Kemudian, pamannya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Namun, masyarakat sekitar menolaknya.
"Awalnya karena tulang saya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian isolasi mandiri di rumah, namun ada penolakan dari masyarakat setempat," kata Jhosua.
Jhosua mengaku, pihak keluarga sama sekali tak terima dengan apa yang sudah dilakukan oleh warga sekitar.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pemerintah harus melakukan edukasi yang lebih mengenai Covid-19, agar kejadian yang terjadi kepada pamannya tak terulang.
Baca: Viral Satpol PP Ende Pesta Miras di Kantor, 3 dari 28 Anggota Positif Covid-19 saat Jalani Hukuman
Baca: Vaksin Pfizer
Unggahan Jhosua mengenai kronologi penganiayaan itu pun diunggah ulang oleh akun Lambe Turah.
Postingan tersebut pun dibanjiri ribuan komentar dari warganet yang mendukung adanya tindakan hukum yang tepat.
"Pelaku penganiayaan harusnya dilaporkan kepada pihak berwenang dan Pemda setempat, pasien Covid-19 yang isoman harusnya mendapat bantuan baik medis dan makanan, bukannya diusir dan dianiaya," tulis seorang warganet.
Ada juga yang berkomentar,"Yang dihindari harusnya penyakitnya bukan orangnya,"
Ramainya video kejadian tersebut akhirnya membuat Polisi Daerah Sumatera Utara turun tangan.
Kepala Bidang Penerangan Masyarakat (Kabid Penmas) Kepolisian Daerah Sumatera Utara, AKBP MP Nainggolan membenarkan adanya kejadian itu.
Korban sendiri bernama Salamat Sianipar, warga Desa Pardumuan, Kecamatan Silaen Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Sebelumnya, dokter mengatakan, korban terpapar Covid-19.
Dia pun kemudian disarankan dokter agar menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumahnya.
Namun, saat menjalani isolasi mandiri, pasien Covid-19 tersebut disiksa warga.
Seorang warga bernama Tirama Marpaung mengatakan, mulanya Salamat Sianipar diminta menjalani isolasi mandiri di rumah.
Tapi kemudian, tragedi nahas itu pun terjadi.
Namun, Tirama tidak menjelaskan kenapa warga melakukan hal tersebut.
Di sisi lain, menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Audi Murphy Sitorus, kejadian tragis itu menimpa Salamat Sianipar karena dia berperilaku aneh.
"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stress atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy.
Atas tindakan itu, diduga warga marah dan mengamuk lalu mengikat dan menganiaya Salamat Sianipar.
"Kejadiannya hari Kamis (22/7/2021) kemarin. Waktu itu Satgas sudah mau mengamankan yang bersangkutan karena tindakannya aneh-aneh," sambungnya.
Saat ini, Salamat Sianipar yang sempat dianiaya itu sudah dibawa ke RSUD Porsea.
Untuk kasus penganiayaannya, Audy tidak menjelaskannya lebih lanjut.
"Pokoknya tindakannya aneh. Bahkan Wakapolsek pun datang waktu itu langsung mau dipeluknya. Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya," pungkas Audy.
Baca: Viral 2 Pria Nekat Pakai Masker Daun agar Lolos Penyekatan, Ini Kata Bupati Lebong
Baca: Termometer