Seperti yang diketahui, warga ramai-ramai memukul dan memperlakukan pasien covid-19 layaknya hewan.
Kejadian tersebut terjadi di Desa Sianipar Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada Kamis (22/7/2021).
"Kemarin saat terpapar (Covid-19), entah stress atau apa, asal ketemu sama orang, dipelukinya orang supaya kena juga," kata Audy.
Atas tindakan itu, diduga warga marah dan mengamuk lalu mengikat dan menganiaya Salamat Sianipar.
"Kejadiannya hari Kamis (22/7/2021) kemarin. Waktu itu Satgas sudah mau mengamankan yang bersangkutan karena tindakannya aneh-aneh," sambungnya.
Untuk kasus penganiayaannya, Audy tidak menjelaskannya lebih lanjut.
"Pokoknya tindakannya aneh. Bahkan Wakapolsek pun datang waktu itu langsung mau dipeluknya. Bidan desa itu juga saat mau memakaikan APD langsung dipeluknya,"
Ternyata, pasien positif bernama Salamat Sianipar (45) itu diduga menderita depresi.
Salamat depresi karena dirinya diasingkan di tempat yang jauh saat melakukan isolasi mandiri.
Dikutip dari Instagram @torang.14, Anggota DPRD Toba Torang Sitorus menginformasikan kondisi Salamat Sianipar di rumah sakit.
Salamat Sianipar yang terkonfirmasi covid-19 sudah menjalani isolasi di rumah sakit.
Dalam video yang diunggah Torang, terlihat tangan dan kaki Salamat Sianipar diikat saat berbaring di kasur.
Baca: Viral Pasien Covid-19 Dianiaya, Bupati Toba: Warga Coba Amankan Korban karena Ludahi Tetangga
Baca: Kampung Tematik Mulyaharja
Dijelaskan Torang, hal itu dilakukan demi mencegah Salamat Sianipar kabur dan menyakiti dirinya sendiri.
"Beliau diikat karna ditakutkan beliau dapat kabur kembali. Dan karna beliu mau memukul dirinya sendiri yg dapat membayakan nyawanya,"
Menurutnya, masalah tersebut kini sudah ditangani oleh pihak berwajib.
"Kita tunggu saja hasilnya," tulisnya.
Risma Sitorus, istri dari korban, menjelaskan duduk permasalahan yang menimpa sang suami.
Menurutnya, suaminya memang sempat dibawa ke lokasi isolasi yang jauh dari permukiman pada Rabu (21/7/2021) lalu.
Saat itu, suaminya kabur dari tempat isolasi dan kembali ke rumah dalam keadaan depresi lantaran diasingkan dari kampung.
Sampai di rumah, Salamat Sianipar mulai depresi.
Salamat Sianipar kemudian keluar rumah sambil meludahi tangannya dan mendekati warga.
"Dia mencoba menyentuh warga yang berada di dekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," kara Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021).
Karena warga takut, mereka pun kemudian berkumpul dengan membawa bambu dan kayu pada Kamis (22/7/2021).
Alasan warga, mereka hendak mengamankan Salamat Sianipar.
Namun, yang terjadi justru mengarah pada tindak penganiayaan dan penyiksaan.
Salamat Sianipar yang mestinya mendapat perhatian khusus karena sempat diasingkan dari kampung itu justru diseret-seret di jalanan kampung.
"Kemudian pukul 11.00 WIB, Salamat Sianipar berhasil diamankan. Lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit," ungkapnya.
Tepat pada Sabtu 24 Juli 2021 sekira pukul 11.30 WIB, Risma menuturkan Suaminya ditemukan di depan Perumahan Del Sitorus di Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Porsea.
Hal senada juga disampaikan, Erik Sianipar yakni keluarga dari Salamat Sianipar yang mengaku tidak ada maksud untuk melakukan penganiayaan.
Tetapi ingin mengamankan saudaranya tersebut.
Sebab, kondisi Selamat Sianipar positif Covid-19.
"Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agat tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar," ujarnya.
(TribunnewsWiki.com/Rest, Tribun-Medan.com/Goklas Wisely)
Baca: Pengakuan Warga soal Aksi Penganiayaan Pasien Covid-19 di Sumut: Stress atau Apa, Dia Peluk Orang
Baca: Isolasi Mandiri
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pengakuan Istri Pasien Covid-19 Soal Suaminya yang Sempat Diseret dan Dianiaya Warga Kampung