Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Barisan Pelopor atau Suishintai (推進体) merupakan organisasi sayap pemuda dari Jawa Hokokai yang dibentuk oleh Jepang pada bulan Agustus 1944.
Barisan Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarno, Sudiro, Dr. Moewardi, RP. Suroso, Otto Iskandardinata dan Dr. Boentaran Martoatmodjo.
Barisan Pelopor tidak mengenakan seragam khusus layaknya sebuah pasukan, melainkan hanya menggunakan lencana kepala banteng di dalam lingkaran yang dipasang pada baju bagian dada sebelah kiri sebagai ciri.
Pada akhir tahun 1945, Barisan Pelopor memiliki anggota kurang lebih berjumlah 60.000 orang pemuda.
Jumlah anggota yang hanya bisa diimbangi dan dikalahkan oleh Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Hizboellah (Masyumi), dan Lasjkar Rakjat (Murba).
Setelah kemerdekaan, organisasi ini dikenal dengan nama Barisan Banteng.
Suishintai dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari pemimpin-pemimpin nasionalis.
Baca: Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
Baca: Seinendan
Mereka juga dilatih untuk menggerakan masa yang banyak, memperkuat pertahanan militer dan melakukan kegiatan untuk kesejahteraan rakyat.
Melalui organisasi ini, golongan muda terpelajar berusaha mengorbankan semangat rakyat untuk membela tanah air dan meningkatkan rasa persaudaraan guna menguatkan perlawanan.
Latar Belakang
Tindakan pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia dalam banyak hal dipengaruhi oleh perkembangan Perang Dunia II atau oleh pihak Jepang disebut sebagai Perang Asia Timur Raya.
Setelah mengalami pukulan dari Sekutu pada Battle of Coral Sea (Mei 1942) dan Guadalcanal (Agustus 1942), Jepang mulai menyadari bahwa untuk mempertahankan wilayah pendudukannya di Asia mereka harus mendayagunakan penduduk setempat.
Pada tahun 1943, Jepang mulai menyebarkan pendidikan bagi pemuda di tiap-tiap syu (karesidenan).
Para pemuda dikumpulkan dan diberi arahan yang sifatnya propaganda.
Sikap ini merupakan langkah awal untuk membentuk gerakan pemuda yang berada di bawah kontrol Jepang.
Tindakan selanjutnya ialah pembentukan organisasi-organisasi pemuda yang bersifat militer maupun semi militer.
Mulanya, organisasi ini dibentuk untuk kepentingan Jepang baik di Indonesia maupun di Asia pada umumnya.
Tetapi pasca kemerdekaan, para alumni organisasi ini benyak yang mengabdikan dirinya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca: Keibodan
Baca: Perang Asia Pasifik
Pembentukan
Pada pertengahan tahun 1944, diadakan rapat Dewan Pertimbangan Pusat (中央参議院 Chuuou-Sangi-In) dengan salah satu keputusannya ialah merumuskan cara untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air dan mempererat persaudaraan antara rakyat.
Hal itu diharapkan dapat mencegah penyerangan langsung maupun tidak langsung dari musuh.
Atas dasar itu lah, Jepang kemudian membentuk Barisan Pelopor yang bertujuan untuk mendukung perjuangan Jepang dalam melawan sekutu dengan dalih mempertahankan Indonesia.
Organisasi ini berkembang di perkotaan dengan kegiatan utamanya yaitu melatih kemiliteran kepada anggotanya meskipun dengan alat yang sederhana, seperti senapan kayu dan bambu runcing.
Para anggotanya terdiri dari berbagai kalangan pemuda, baik yang terpelajar, berpendidikan rendah, hingga yang tidak berpendidikan sama sekali.
Adanya sistem heterogen ini dimaksudkan agar terbangun solidaritas untuk persatuan dan kesatuan seluruh anggota.
Baca: Fujinkai
Baca: APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Anggota
Organisasi semi militer ini memiliki pemimpin nasionalis, yaitu Ir. Soekarno (dengan bantuan Suroso R., Otto Iskandardinata dan Buntaran Martoatmojo).
Di bawah naungan Jawa Hokokai, organisasi ini memiliki anggota sekitar 60.000 orang.
Organisasi ini kemudian mendirikan kelompok khusus yang disebut “Barisan Pelopor Istimewa” yang beranggotakan 100 orang.
Anggotanya dipilih dari berbagai asrama ternama, salah satunya adalah Sudiro yang menjabat sebagai ketua.
Di bawah kepemimpinan kaum nasionalis, “Front Pelopor Khusus” ini memungkinkan organisasi untuk berkembang pesat dengan menginspirasi nasionalisme dan persaudaraan di Indonesia.
Baca: Heiho
Baca: Pembela Tanah Air (PETA)