Melansir laman WHO, uji coba fase 3 multi-negara telah menunjukkan bahwa dua dosis Sinopharm dengan interval 21 hari memiliki efikasi sebesar 79 persen terhadap Covid-19.
Vaksin Sinopharm telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menyatakan vaksin tersebut aman digunakan.
Vaksin Sinopharm merupakan produksi perusahaan farmasi pemerintah China, yakni China National Pharmaceutical Group.
Pengujian vaksin Sinopharm telah dilakukan di sejumlah negara selain China, antara lain Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, dan Argentina.
Sejauh ini, vaksin Sinopharm telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas kesehatan di China.
Vaksinasi Gotong Royong (VGR) yang dicanangkan pemerintah melalui Kimia Farma resmi diberlaku mulai hari ini, Senin (12/7/2021).
Program VGR tersebut merupakan program vaksinasi mandiri berbayar untuk memperluas dan mempercepat pendistribusian vaksin Covid-19.
Program vaksinasi nasional yang diberikan secara gratis oleh pemerintah selama ini menggunakan vaksin produksi Sinovac dan AstraZeneca.
Sementara, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021, jenis vaksin yang akan digunakan dalam program VGR berbayar adalah vaksin Covid-19 produksi Sinopharm.
Adapun perusahaan yang bertugas dalam pengadaan vaksin adalah PT Bio Farma (Persero).
Baca: Daftar Klinik Kimia Farma yang Melayani Vaksinasi Covid-19 Mandiri Beserta Biayanya
Baca: Vaksin Moderna
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021, harga satu dosis vaksin dipatok Rp321.660.
Sementara, biaya layanan vaksinasi diberi tarif maksimal Rp117.910.
Dengan patokan tersebut, satu dosis vaksin Sinopharm akan membutuhkan biaya maksimal Rp439.570
Mengingat jenis vaksin yang digunakan harus diberikan sebanyak 2 dosis, maka total biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk mendapatkan vaksinasi lengkap melalui jalur ini maksimal Rp879.140.
Biaya total bisa saja lebih rendah dari itu, tergantung pada kebijakan tarif layanan yang ditetapkan oleh Kimia Farma.
Vaksin Sinopharm atau diberi nama vaksin BBIBP-CorV, merupakan vaksin tidak aktif.
Begitu vaksin masuk ke dalam tubuh, beberapa virus tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Sel yang menghadirkan antigen merobek virus corona dan menampilkan beberapa fragmennya. Kemudian, sel T akan mendeteksi fragmen tersebut.
Jika fragmen cocok dengan salah satu protein permukaannya, sel T menjadi aktif dan dapat membantu merekrut sel kekebalan lain untuk merespons vaksin.
Vaksin ini dapat disimpan di dalam suhu normal 2 hingga 8 derajat Celcius.
Vaksin Sinopharm disuntikkan sebanyak 2 kali dengan jarak 21 hari.
Dosis vaksin Sinopharm yang diberikan dalam sekali suntik adalah 0,5 ml.
Vaksin Sinopharm disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) di lengan atas dengan alat suntik sekali pakai (auto disable syringes/ADS).
Efek samping serius yang mungkin terjadi adalah mual, gangguan neurologis langka, dan pembekuan darah.
Namun, kondisi itu sangat jarang terjadi. Umumnya, efek yang dirasakan oleh penerima adalah sakit kepala, kelelahan, dan reaksi tempat suntikan.
Baca: Dihargai Rp800 Ribu untuk 2 Dosis, Vaksin Covid-19 yang Dijual di Kimia Farma Buatan Sinopharm
Baca: Vaksin Sinopharm