Tak hanya mahasiswa, calon perawat nantinya juga akan diminta untuk memberikan batuan kepada tenaga kesehatan.
Menurut Dedy Permadi, hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah menghadapi kondisi terburuk pandemi di Indonesia.
"Mahasiswa kedokteran tingkat akhir dan calon perawat akan dilibatkan untuk membantu situasi darurat saat ini," ujar Dedy dalam konferensi pers perkembangan PPKM darurat yang digelar secara daring pada Jumat (9/7/2021).
Dia menuturkan, pemerintah saat ini bersiap untuk menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang lebih buruk.
Hal itu merujuk kepada peningkatan kasus positif dalam beberapa hari terakhir yang meningkat secara signifikan.
"Pemerintah bersiap untuk menghadapi kondisi yang lebih buruk. Di antaranya dengan melakukan konversi ruang perawatan non Covid-19 menjadi ruang perawatan intensif untuk Covid-19 utamanya pada RS di Jawa dan Bali," ungkap Dedy.
Konversi dilakukan dengan dukungan peralatan seperti ventilator dan tambahan tenaga kesehatan.
Selain itu, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri dab BNPB akan meningkatkan jumlah tempat isolasi dan meminta pemerintah daerah untuk menemukan solusi lain terkait upaya penambahan ruang perawatan untuk pasien Covid-19.
Di lain sisi, Tim Mitigasi PB IDI yang mencatat bahwa sebanyak 458 dokter telah gugur akibat Covid-19.
Data ini merupakan data terbaru yang dimiliki PB IDI hingga Kamis (8/7/2021).
Baca: Mantan Menkeu Rizal Ramli Sarankan Gedung DPR dan DPRD Jadi Tempat Perawatan Pasien Covid-19
Baca: Gudang Vaksin Covid-19 di Jakarta Terbakar, Ribuan Stok Vaksin Hangus Terbakar
Bahkan, pada Juli 2021 yang baru berjalan selama sembilan hari, angka kematian dokter sudah mencapai 35 orang.
Sejalan dengan itu, Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta kepada para dokter yang sakit akibat kelelahan menangani lonjakan kasus Covid-19 agar segera melaporkan kondisi kesehatannya.
Menurut dia, hal itu penting agar para rekan dokter tersebut dapat segera ditangani oleh Tim Mitigasi PB IDI.
"Kami sampaikan kepada anggota, tolong kalau ada yang sakit, ngomong. Supaya kita bisa lakukan bantuan," kata Adib dalam konferensi pers virtual Lapor Covid-19 "Seruan Tenaga Kesehatan Indonesia: Alarm Bahaya dari Benteng Terakhir, Jumat (9/7/2021).
Adib juga meminta kepada pihaknya agar lebih pro aktif dalam mencari dan memberikan bantuan terhadap dokter yang sakit.
Menurutnya, Tim Mitigasi PB IDI juga telah membentuk komunitas masyarakat yang bertugas membantu kebutuhan-kebutuhan tenaga kesehatan.
"Kebetulan kami dibantu oleh teman-teman di kelompok Anak Peduli Bangsa untuk memberikan upaya-upaya, bantuan, dukungan terkait dengan APD, suplemen, vitamin yang dibutuhkan, termasuk juga membantu terkait kebutuhan oksigen," jelasnya.
Dalam kondisi sulit seperti saat ini, lanjut Adib, semua pihak memang perlu saling bahu membahu bergerak dalam penanganan pandemi, termasuk membantu para dokter dan tenaga kesehatan.
Untuk itu, pihaknya menggandeng gerakan komunitas masyarakat dalam membantu para dokter dan tenaga kesehatan.
"Enggak bisa masalah ini, kita selesaikan dari kita sendiri dan kondisi saat ini memang kondisi yang kalau saya bicara sebagai seorang yang biasa bergerak di bidang disaster, ini adalah functional collapse," ungkapnya.
Diberitakan, sudah lebih kurang 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, tetapi jumlah pasien yang terjangkit masih terus bertambah.
Berdasarkan data milik pemerintah hingga Jumat (9/7/2021) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 38.124 orang yang terjangkit Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.455.912 orang terhitung dari Maret 2020.
Jumlah kasus baru periode ini memang bukan rekor tertinggi selama pandemi, tetapi angkanya masih mengkhawatirkan karena nyaris menyentuh 40.000 pasien dalam sehari.
Baca: Gudang Penyimpanan Vaksin Covid-19 Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik
Baca: Vaksin Sinovac