Fenomena tersebut menjadi sejumlah pakar gizi.
Konon, sejak lama mitos mengenai susu ini berkembang di masyarakat.
Susu tersebut dianggap memiliki banyak khasiat mengatasi berbagai penyakit.
Termasuk untuk mengatasi Covid-19, yang angka penularannya semakin tinggi.
Banyak orang yang kemudian berebut untuk memasukkan satu krat susu merek Bear Brand ke troli belanjaan mereka.
Diduga warga melakukan panic buying sejak pemerintah mulai menerapkan kebijakan PPKM Darurat.
Banyaknya masyarakat yang memburu bear brand membuat produk tersebut semakin mahal.
Melihat fenomena tersbut, seorang dokter dari Amerika Serikat pun angkat bicara.
dr Faheem Younus, seorang pakar penyakit menular dari University of Maryland Upper Chesapeake Health, Amerika Serikat memberikan tanggapannya
Baca: Viral Video Warga Saling Berebut Susu Beruang di Minimarket, Tersugesti Tingkatkan Imun
Baca: Susu Bear Brand Ramai Diperebutkan, Ahli Gizi Jelaskan Khasiat dan Kandungannya
Lewat unggahan Twitternya dalam bahasa Indonesia, dirinya menegaskan susu beruang dan Ivermectin bukanlah obat Covid-19.
"My Indonesian Friends
This milk, or vitamins or ivermectin has no role in COVID treatment.
Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID," tulis dr Faheem yang dikutip pada Senin (5/7/2021).
Menurutnya, agar aman dari wabah Covid-19 ini, yang bisa dilakukan adalah memakai masker KN95, menghindari berjabat tangan, menghindari pertemuan dalam ruangan.
"Jika Anda harus hadir, buka jendela, cuci tangan dan kurangi durasi paparan serta segera lakukan vaksinasi," pesan dr.Faheem.
Sementara, pakar dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, susu tidak bisa mengobati Covid-19.
"Saya geleng-geleng lihat video orang rebutan beli susu. Bersikaplah dewasa dan jangan suka menimbun sesuatu. Itu sama sekali tidak perlu.
Kandungan protein kan tidak hanya susu. Ada daging atau telur. Anda bisa baca itu di buku-buku tentang nutrisi atau Google. Terima kasih," kata dia, Senin (5/7/2021).
Baca: Covid-19 Varian Delta Merebak, 8 Negara Ini Malah Sudah Terapkan Aturan Bebas Masker
Baca: Cara Italia Atasi Covid-19, Dulu Terparah Kini Bebas Masker: Nyawa Lebih Penting daripada Ekonomi
Adapun Pakar gizi dan pendiri Remanlay Institute Tan Shot Yen menilai, hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan 3M yang ketat serta makan-makanan sehat dan gizi seimbang.
Ia menjelaskan, studi terbaru menunjukan bahwa susu tidak memiliki hubungan dengan risiko terinfeksi virus corona, terkecuali ASI.
"Susu evaporasi, UHT, susu cair sejenis, semuanya sama.Tidak ada studi ilmiah yang menghubungkan konsumsi susu dan pencegahan penularan COVID. Satu-satunya pencegahan adalah protokol kesehatan ketat," ujar dr.Tan saat dikonfirmasi, Minggu (4/7/2021).
Di lain pihak, Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Rahadyana Muslichah mengatakan sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa susu bisa untuk mengobati Covid-19.
"Susu beruang bukan obat. Sampai sekarang pun belum ada obat spesifik untuk mengobati Covid-19, jadi klaim susu beruang bisa menyembuhkan Covid-19 itu tidak benar," ujar Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Rahadyana Muslichah dalam keterangan tertulis Humas UGM, Senin (05/07/2021).
Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini menjelaskan, di dalam produk susu tersebut mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral.
"Tidak ada perbedaan antara susu beruang dengan produk susu lainnya, kandungan gizinya hampir sama. Soal kandungan gizi ini bisa dicek di label kemasan," tegasnya.
SIMAK ARTIKEL SEPUTAR COVID-19 DI SINI