Berikut Sederet Fakta Virus Corona Varian Kappa asal India yang Sudah Masuk ke Indonesia

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi varian baru virus corona, mutasi virus corona.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Varian baru virus corona kembali ditemukan di Indonesia.

Varian baru tersebut yakni virus corona varian Kappa atau B.1617.1.

Varian Kappa pertama kali ditemukan satu kasus pertamanya di Jakarta.

Varian ini berasal dari India sama seperti varian Delta atau B.1.617.2.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan langsung mengenai temuan varian Kappa pada rapat koordinasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, Selasa (29/6/2021) lalu.

Berikut ini fakta-fakta terkait penemuan varian Kappa yang ditemukan Jakarta beberapa waktu lalu.

Tidak masuk daftar WHO

Berbeda dengen varian Delta, varian Kappa tidak terdaftar sebagai variants of concern atau varian yang menjadi perhatian versi Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

WHO justru menggolongkan varian Kappa sebagai variants of interest atau varian yang menarik.

Penampakan virus corona penyebab SARS. (Wikimedia Commons)

Namun varian Kappa terdeteksi mampu menular dengan sangat cepat dan berpotensi mematikan.

Berasal dari strain yang sama dengan varian Delta
Varian Kappa pertama kali didokumentasikan pada Oktober 2020 di India, sama seperti varian Delta.

Kedua varian ini juga berasal dari strain yang sama yaitu B.1.617.

Berdasarkan studi awal modelling WHO ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), varian Kappa diduga bisa berkembang lebih cepat dari varian virus corona lain yang ada di India.

Baca: Covid-19 Varian Kappa

Baca: Cara Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19

Resisten terhadap antibodi Bamlanivimab

Varian Delta dan Kappa terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab (pengobatan darurat Covid-19), serta pada varian Kappa 'berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi'.

Varian Kappa lebih cepat menyebar

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa varian baru ini harus diwaspadai karena penyebarannya yang cepat.

Tidak hanya menular dengan sangat cepat, varian ini juga berpotensi mematikan.

Hasil penelusuran Dinkes DKI melalui survelians genomic atau pelacakan varian baru Covid-19, serta menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).

Sebanyak 128 kasus varian baru ditemukan di Jakarta, yaitu 111 varian Delta, 11 varian Alpha, 5 varian Beta dan 1 varian Kappa.

Varian baru teridentifikasi pada anak-anak

Dari 29 varian baru yang terdeteksi sebelumnya juga teridentifikasi pada segmen anak-anak.

Sehingga penting untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Sejumlah varian baru Covid-19 ini terdeteksi pada usia 0-5 tahun, 6-18 tahun sebanyak 26 kasus, 19-59 tahun sebanyak 71 kasus dan usia 60 tahun keatas sebanyak dua kasus.

Ilustrasi varian baru virus corona, yakni varian Delta (The Scotsman)

Gejala pasien varian Kappa

Pasien Covid-19 yang terpapar varian Kappa megalami gejala yaitu ruam di sekujur tubuh disertai demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair.

Pengobatan

Dilansir dari beberapa studi, vaksin AstraZeneca mampu memberikan perlindungan terhadap varian Kappa.

Tak hanya itu, vaksin jenis itu pun dinilai ampuh untuk mengatasi varian Delta.

Dalam studi itu juga menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam serum dari orang yang sudah pulih dan serum dari orang yang divaksinasi untuk menetralkan virus corona yang telah bermutasi tersebut.

Studi tersebut juga menyebutkan jika netralisasi terhadap varian Delta dan Kappa sebanding dengan yang terjadi pada varian Alpha dan Gamma.

Hal ini memberikan indikasi awal jika tingkat perlindungan yang sama dapat dicapai untuk mencegah penyebaran penyakit COVID-19 untuk beberapa mutasi.

Lantaran hal itu, sangat penting untuk melakuka vaksin untuk mencegah penyebaran virus corona, terutama varian Kappa dan Delta.

Baca: Covid-19 Varian Delta

Baca: Sudah Tersebar di DKI Jakarta, Berikut Penjelasan, Gejala, dan Pengobatan Covid-19 Varian Kappa

(TribunnewsWiki.com/Restu)



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer