Benteng Nieuw Victoria

Penulis: Bangkit Nurullah
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Benteng Nieuw Victoria merupakan tempat bersejarah yang terletak tepat di pusat Kota Ambon.

Benteng tertua di Ambon ini dibangun oleh Portugis pada tahun 1580 M, yang selanjutnya diambil alih oleh Belanda.

Belanda kemudian menjadikan benteng ini sebagai pusat pemerintahan untuk mengeruk harta kekayaan masyarakat pribumi, berupa rempah-rempah yang melimpah di bumi Maluku.

Pada masa pemerintahan Belanda, benteng ini berfungsi strategis, yakni sebagai pusat pemerintahan kolonial.

Di depan benteng terdapat pelabuhan yang digunakan sebagai jalur perhubungan laut antar pulau.

Melalui pelabuhan ini pula kapal-kapal Belanda mengangkut hasil rempah-rempah untuk didistribusikan ke beberapa negara di benua Eropa.

Bersebelahan dengan benteng ini, juga terdapat pasar yang menjadi tempat untuk mempertemukan komunitas para pedagang pribumi.

Benteng ini juga digunakan sebagai tempat pertahanan dari berbagai serangan masyarakat pribumi yang melakukan perlawanan.

Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku (jalurrempah.kemdikbud.go.id)

Baca: Benteng Duurstede

Dan, tepat di depan benteng inilah pahlawan nasional bernama Pattimura digantung, yakni pada tanggal 6 Desember 1817.

Keistimewaan dari Benteng Nieuw Victoria adalah di dalam benteng ini dapat ditemui sisa-sisa meriam berukuran raksasa.

Di beberapa kamar terdapat patung berukir terbuat dari kayu pilihan, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX, dan beberapa koleksi lukisan para administratur Belanda di Maluku.

Dengan melihat peninggalan ini pengunjung dapat merekam sejarah lahir dan berkembangnya Kota Ambon.

Sedangkan ruas jalan di sisi depan benteng atau yang disebut “Boulevard Victoria” menghubungkan langsung ke arah bibir Pantai Honipopu.

Tepat di depan benteng, wisatawan dapat langsung menyaksikan Teluk Ambon yang indah ketika senja, khususnya ketika matahari mulai tenggelam. (1) (2)

Baca: Benteng Amsterdam

  • Sejarah


Sejak abad ke-17 M, Maluku dikenal dunia sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang digemari oleh bangsa Eropa.

Rempah-rempah yang didatangkan dari Asia tersebut membutuhkan waktu lama untuk sampai ke pasar Eropa.

Jarak Asia ke Eropa yang cukup jauh, serta pelayaran yang bergantung pada iklim membuat pelayaran semakin sulit dilakukan tanpa perhitungan matang.

Jika salah membaca tanda dari alam, tidak menutup kemungkinan kapal akan karam ditengah lautan.

Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya harga rempah-rempah di pasar Eropa.

Bangsa Eropa terdorong untuk melakukan perjalanan mencari sumber penghasil rempah-rempah, termasuk di antaranya adalah Bangsa Portugis yang melakukan pelayaran pada pertengahan abad ke-15 M.

Salah satu pintu gerbang Situs Cagar Budaya Benteng Nieuw Victoria pada sekitar Tahun 1890 M (cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Baca: Benteng Fort de Kock

Perjalanan tersebut telah dilakukan berkali-kali sebelum akhirnya berhasil mendarat di Goa dan menaklukkan area yang terletak di Pantai Barat India tersebut pada tahun 1509 M.

Setelah berhasil menundukkan Goa, Portugis kemudian melanjutkan perjalanan ke “Pulau Rempah-Rempah” atau Maluku dan berhasil mendarat di pulau tersebut pada tahun 1512 M.

Pada tahun 1580 M, ketika masa pemerintahan Gubernur Gaspar de Mello, Portugis membangun benteng di wilayah Honipopu yang kemudian diberi nama Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Wilayah Honipopu merupakan daerah rawa karena digunakan sebagai pusat penampungan air ketika musim hujan.

Area itu juga merupakan daerah aliran sungai di kawasan Pulu Gangsa yang banyak ditumbuhi pohon sagu dan bambu.

Valentijn dan Rumphius dalam tulisannya membenarkan bahwa pada saat pembangunan benteng tersebut, Portugis menebang sejumlah pohon sagu dan bambu.

Belanda yang baru datang ke Maluku gagal merebut benteng tersebut pada sekitar tahun 1600 M karena pertahanan Portugis yang kuat.

Belanda kemudian membangun pos pertahanan di pesisir utara Hitu yang diberi nama Kasteel van Verre.

Pada tahun 1602 M, dibawah pimpinan Laksamana de Mendoza, Portugis melancarkan serangan ke Hitu sebagai pusat pertahanan Belanda.

Saat itu secara tiba-tiba Raja Portugis menarik Laksamana de Mendoza dari Ambon.

Baca: Benteng Stelsel

Keadaan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Belanda dan orang Hitu untuk menyerang Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Di bawah komando Steven van der Haghen, Belanda akhirnya berhasil menundukkan Portugis pada tanggal 25 Februari 1605.

Belanda kemudian mengubah nama benteng menjadi "Benteng Victoria" guna memperingati kemenangannya atas Portugis.

Meski demikian, masyarakat lokal lebih akrab dengan nama Benteng Kota Laha yang berarti benteng di Teluk Laha.

Benteng Victoria kemudian dijadikan pusat administrasi VOC di Asia sebelum akhirnya dipindah ke Benteng Oranje yang terletak di Ternate.

Benteng Victoria mengalami kerusakan cukup parah akibat terkena guncangan gempa bumi yang terjadi pada sekitar tahun 1643-1644, 1673-1674, dan 1754 M.

Ketika Gubernur Bernardus van Pleuren (1775-1785 M) memerintah di Ambon, perbaikan yang menyebabkan perubahan pada bentuk Benteng Victoria dilaksanakan.

Perbaikan itu termasuk diantaranya adalah dengan memperluas benteng.

Setelah diperbaiki, Benteng Victoria kembali dirubah namanya menjadi "Benteng Nieuw Victoria" yang berarti “Kemenangan Baru”.

Baca: Benteng Fort Rotterdam

Situs Cagar Budaya Benteng Nieuw Victoria tersebut jatuh dan dikuasai Inggris pada tahun 1810 M hingga 1817 M.

Benteng tersebut kemudian secara resmi diserahkan kembali kepada Belanda pada tanggal 25 Maret 1817.

Periode kembalinya Maluku ke dalam kekuasaan Belanda merupakan latar belakang perlawanan masyarakat lokal di Maluku, salah satunya adalah pasukan yang dipimpin oleh Pattimura.

Pattimura dihukum mati oleh Belanda di Benteng Nieuw Victoria setelah melakukan perlawanan dalam memerangi Belanda.

Tanggal 15 Mei merupakan peringatan Hari Pattimura bagi masyarakat Maluku.

Hal ini dikarenakan tanggal 15 Mei 1817 merupakan hari terakhir pertempuran Pattimura sebelum ia ditangkap dan dieksekusi oleh Belanda.

Baca: Stadion Benteng

Pada tahun 1942, tampuk kekuasaan Maluku jatuh ke tangan Jepang.

Pada tahun 1950, terjadi gejolak di daerah Maluku. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, seorang bekas Jaksa Agung NIT (Negara Indonesia Timur), mendeklarasikan Republik Maluku Selatan (RMS) dengan tujuan ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Guna menumpas kelompok tersebut, pemerintah RIS mengirim ekspedisi militer yang disebut dengan Gerakan Operasi Militer (GOM) III dengan dipimpin oleh Kolonel Kawilarang, Panglima Tentara, dan Territorium Indonesia Timur.

Dalam upaya pemberantasan pemberontakan RMS, Letnan Kolonel Slamet Riyadi tertembak dan gugur di depan Situs Cagar Budaya Benteng Nieuw Victoria.

Meski benteng gagal direbut, namun pasukan GOM berhasil menduduki Kota Ambon.

Jatuhnya Ambon ke tangan RIS menandakan bahwa perlawanan RMS telah dipatahkan.

Berdasarkan peristiwa inilah Benteng Nieuw Victoria menjadi bukti perjuangan rakyat dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia Serikat yang tidak bisa dipisahkan dari proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. (3)

 

  • Lokasi


Benteng Nieuw Victoria terletak di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Karena terletak tepat di tengah kota, maka pengunjung dapat langsung jalan kaki ke arah timur sejauh 300 meter dari Terminal Mardika, terminal angkutan umum yang terletak di pusat kota. (4)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)



Nama Cagar Budaya Benteng Nieuw Victoria


Jenis Cagar Budaya Situs


Peringkat Cagar Budaya Nasional


No. Regnas CB CB.362


Lokasi Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Provinsi Maluku


Sumber :


1. cagarbudaya.kemdikbud.go.id
2. ambon.go.id


Penulis: Bangkit Nurullah
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi

Berita Populer