Masih Tinggi, Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Ini Selasa 29 Juni 2021 Bertambah 20.467

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengubur jenazah terkait Covid-19 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah Covid-19 di TPU Srengseng Sawah karena TPU khusus Covid-19 sebelumnya di Pondok Ranggon, Jakarta Timur, dan Tegal Alur, Jakarta Barat, telah penuh.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Pemerintah kembali mengumumkan penambahan jumlah kasus covid-19 di Indonesia pada Selasa (29/6/2021).

Data Satgas Covid-19 selama 24 jam terakhir terjadi penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 20.467 orang.

Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.156.465 orang terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Sedangkan untuk pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 9.645 orang.

Dengan penambahan tersebut, jumlah pasien sembuh hingga saat ini berjumlah 1.869.606 orang.

Baca: Alasan Belasan TKA China Tak Dapat Vaksin Covid-19 di Rangkasbitung, Jubir Covid: Tak Punya KTP

Baca: Datangi Klinik Polres Lebak, Belasan TKA China Tak Diperbolehkan Ikut Vaksin Covid-19

Update penambahan kasus covid-19 di Indonesia, Selasa (29/6/2021) (covid19.go.id)

Namun pasien yang meninggal akibat covid-19 juga mengalami penambahan sebanyak 463 orang.

Sehingga jumlah pasien yang meninggal total 58.024 orang.

Peningkatan jumlah kasus covid-19 di Indonesai selama seminggu ini sudah diprediksi para ahli.

Termasuk prediksi dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 31 Mei 2021, yang menyebut puncak kenaikan covid-19 pascalebaran terjadi pada akhir Juni 2021.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University Australia, Dicky Budiman juga telah memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 pada akhir Juni 2021.

Baca: Vaksinasi Covid-19 pada Anak Usia 12—17 Tahun Segera Dimulai, Gunakan Sinovac

Baca: Jokowi Umumkan Vaksinasi Covid-19 bagi Anak Usia 12-17 Tahun Segera Dimulai

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau tempat pemakaman khusus pasien Covid-19 di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (23/6/2021). (Instagram @aniesbaswedan)

Bahkan, menurutnya lonjakan kasus pada akhir Juni ini adalah puncak dari gelombang pertama.

"Ini sudah jelas apa yang terjadi adalah akumulasi dari banyak faktor.

Kebetulan, kita menuju puncak dari gelombang pertama yang tadinya lama," kata Dicky, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Sabtu (19/6/2021).

Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi.

Seperti penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tidak efektif, penerapan testing, tracing dan treatment atau 3T yang kurang maksimal.

Hingga faktor varian baru virus corona varian Alpha atau B.1.1.7 dari Inggris.

Baca: Rencana Aturan Baru Selama PPKM, Mal Akan Buka hingga Pukul 17.00 WIB, Begini Respons Pengusaha

Baca: Aturan Lengkap PPKM Mikro yang Berlaku Mulai 22 Juni Hingga 5 Juli 2021

Ilustrasi varian baru virus corona, mutasi virus corona. (SHUTTERSTOCK/Orpheus FX)

"Ini adalah akumulasi perjalanan selama satu tahun, dan (kondisi) saat ini diperburuk dengan varian Aplha dari UK (Inggris)," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/6/2021).

Kendati demikian, Dicky menyampaikan, kondisi lonjakan Covid-19 yang tampak pada saat ini adalah baru awal.

Menurutnya, kondisi ini akan semakin diperburuk oleh keberadaan varian Delta, varian baru virus corona dari India yang sudah mulai mendominasi di Indonesia.

"Sedangkan (puncak gelombang Covid-19) yang disebabkan oleh varian Delta, kemungkinan terjadi pada Juli, bisa pertengahan atau akhir Juli," jelas Dicky.

(Tribunnewswiki.com/Saradita, Tribunnews.com/Inza Maliana)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer