Terkuak, Pelaku Pembunuhan Wartawan di Simalungun adalah Mantan Calon Wali Kota Siantar

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Polres Simalungun dan Dit Reskrimum Polda Sumut melakukan olah TKP tempat dimana oknum wartawan Mara Salem Harahap alias Marsel ditembak mati, Sabtu (19/6/2021).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus penembakan Mara Salem Harahap atau Marsal, seorang wartawan media lokal di Sumatera Utara (Sumut) hingga menyebabkan kehilangan nyawa mulai terkuak.

Polda Sumut telah meringkus 3 pelaku utama.

Dalang pembunuhan tersebut ialah Sujito, mantan Calon Wali Kota Siantar.

Kapolda Sumatera Utara Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak memamerkan tersangka penembak Marsal.

Dalam paparan kasus di Polres Siantar, dalang pembunuhan, Sujito turut dihadirkan.

Di hadapan Kapolda Sumut, Sujito mengaku perintahkan anggota TNI tembak wartawan tersebut untuk shock terapy saja.

Sebab, Sujito kesal kepada Marsal yang terus-terusan meminta uang.

Kapolda Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak dan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Hasanuddin menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan Mara Salem Harahap di Kantor Polres Siantar, Kamis (24/6/2021). Mara Salem Harahap alias Marsal dibunuh karena sering memberitakan KTV Ferrari sebagai tempat peredaran narkoba. (TRIBUN MEDAN/ALIJA MAGRIBI)

Baca: Wartawan di Sumut Tewas Ditembak, Teman Korban Singgung soal Pemberitaan THM Jadi Sarang Narkoba

Baca: Kutuk Keras Pembunuhan Wartawan di Sumut, Anggota DPR Fraksi NasDem: Usut Tuntas

"Saya sebenarnya mau beri shock teraphy. Cuma saya mengatakan, ini (korban) mau buat rusuh. Kalau enggak dibedil (ditembak), enggak bisa. Baru ada ketakutan dibuatnya," kata Sujito, Kamis (24/6/2021), seperti dikutip dari Tribun-Medan.com.

Senada dengan Sujito, Yudi, anggotanya yang menjabat Humas di diskotek Ferari Kafe Bar and Resto menyampaikan sudah berupaya menjalin komunikasi dengan Marsal.

Namun tidak ada kata sepakat.

Malah Yudi merasa resah, lantaran terus diancam akan diberitakan.

Atas keresahan itu, Yudi pun turut menyusun rencana penembakan Marsal.

Pembunuhan Marsal ternyata turut melibatkan anggota TNI aktif berinisial AS.

Maka dari itu, Kapolda Sumut turut mengundang Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin saat memaparkan kasus.

Dalam paparan ini, polisi awalnya memeriksa 57 saksi beserta CCTV di sejumlah lokasi yang sempat disambangi korban.

"Modus operandi yang dilakukan oleh pelaku dan motif adalah tumbuhnya rasa sakit hati oleh S (Sujito) selaku pemilik pemilik kafe dan resto terhadap korban yang selalu memberitakan peredaran narkotika di tempatnya," kata Irjen Panca Simanjuntak.

Namun demikian, korban Marsal Harahap juga justru meminta sejumlah uang sebagai syarat tak akan memberitakan hal yang buruk di lokasi usaha milik Sujito.

"Korban meminta uang sejumlah Rp 12 juta/bulan dan perharinya meminta 2 butir ekstasi, bisa dibayangkan teman teman?," kata Kapolda.

Marasalem Harahap alias Marsal, wartawan media online yang tewas ditembak OTK, Sabtu (19/62021) dinihari. (Tribun Medan/Alija Magribi)

Baca: Pengakuan Nur Hadi Wartawan Tempo saat Dianiaya: Dicekik, Ditampar, hingga Dipukuli 10-15 Orang

Baca: Hendak Wawancara Wali Kota Medan Bobby Nasution, Wartawan Malah Diusir Polisi hingga Paspampres

Atas sikap korban, Sujito kemudian kesal dan merasa perlu memberi pelajaran kepada korban.

Sujito kemudian memanggil Yudi yang merupakan Humas di karaoke Ferari untuk menyusun rencana memberi pelajaran terhadap korban.

Halaman
12


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer