Viral Video Bentrok Terjadi di Jembatan Suramadu, Petugas Penyekatan Diserang Pakai Petasan

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral Video Bentrok Terjadi di Jembatan Suramadu, Petugas Penyekatan Diserang Pakai Petasan

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah video yang memperlihatkan adanya kericuhan antara masyarakat dan petugas penyekatan di Suramadu viral di media sosial.

Kericuhan terjadi di Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Selasa (22/6/2021).

Massa merusak pagar kawat pembatas jalur motor dan mobil di Jembatan Suramadu.

Aksi tersebut terekam dalam video dan viral di media sosial.

Pada siang hari, video lainnya yang memperlihatkan kericuhan antara petugas posko penyekatan dan sebagian pengendara juga viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 23 detik itu, terlihat petugas berusaha menangani kericuhan.

Lalu, terdengar ledakan petasan.

Jembatan Suramadu (pu.go.id)


Perekam video menyebut massa membobol bagian belakang tenda.

Dalam video yang lain yang berdurasi 27 detik, sekelompok massa menggunakan helm merobohkan pagar pembatas jalur sepeda motor dan mobil.

Penggalan video lainnya yang direkam oleh pengendara roda empat memperlihatkan aktivitas massa yang juga merobohkan pagar pembatas Suramadu di lokasi yang berbeda.

Si perekam juga menjelaskan bahwa pagar dalam kondisi sudah rusak semua.

Tampak pula pengendara roda dua menggotong kendaraannya untuk melewati trotoar pembatas.
"Joh rusak kabbi, adek rosak kabbi, (habis sudah rusak semua)," cetus perekam.

Perusak anak di bawah umur

Kejadian ricuh tersebut kemudian dikonfirmasi Kasat Lantas polres Tanjung Perak AKP Eko Adi Wibowo.

Eko Adi juga membenarkan ledakan petasan dalam insiden tersebut.

Baca: Jembatan Suramadu

Baca: Kasus Covid-19 di Pulau Dewata Terus Meningkat, Work From Bali Disebut jadi Salah Satu Penyebab

Namun, Eko menilai, ada yang janggal dalam kericuhan tersebut.

Sebab, mayoritas massa merupakan anak di bawah umur, bukan pengendara yang kerap terjaring di pos penyekatan.

"Itu anak-anak tanggung belum genap 17 tahun, mau diperiksa pun masih anak di bawah umur. Dia pengendara sepeda motor perotolan itu yang numpuk di bawah jembatan itu knalpotnya yang enggak karuan itu," ucap Eko dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/6/2021).

Eko menjelaskan, sebelum insiden itu terjadi, ia bersama anggotanya melakukan operasi menyisir Jembatan Suramadu hingga Bangkalan.

Setelah sampai di Bangkalan, mereka langsung kembali ke Surabaya karena sudah menjelang subuh.

"Setelah saya menyisir ke Bangkalan jam tiga malam, itu tidak ada kendaraan yang menumpuk sampe seperti itu. Paling ada satu dua pengendara saja. Saya balik lagi ke Surbaya turun ke Surabaya karena penyekatan itu normal selama 24 jam. Setelah kita tinggal salat, ada laporan kalau ada orang yang melawan arah merobohkan pagar," kata dia.

Eko langsung menuju lokasi bersama 10 anggotanya.

Warga yang merusak pagar itu langsung kabur dengan melompati pembatas kendaraan hingga akhirnya turun ke Jalan Tambak Wedi.

"Ternyata di sana titik kumpulnya mereka ada sekitar 200 orang lebih. Kita pecahlah kerumunan mereka kita dorong agar tidak di situ, sebagian masuk ke kampung Tambak Wedi, sebagian lurus ke arah bawah Jembatan Suramadu itu," tutur dia.

Tangkapan layar video viral yang memperlihatkan petugas di pos penyekatan Jembatan Suramadu diserang pakai petasan.


Ada oknum manfaatkan kericuhan

Eko merasa aneh dengan tingkah massa yang membuat kericuhan itu.

Biasanya, pos penyekatan dipadati para pekerja yang ingin berangkat kerja ke Surabaya.

Saat ditekan mundur, massa yang berkumpul itu tak langsung bubar.

Mereka mundur pelan-pelan.

Eko menduga kuat ada pihak lain yang ingin memanfaatkan kekeruhan yang terjadi saat ini.

Ia mengatakan, insiden serangan petasan itu terjadi setelah peristiwa perusakan pagar pembatas.

"Semacam ada yang menunggangi tapi kurang paham saya enggak tahu. Saya hanya menjalankan tugas pokok fungsi saya saja," papar dia.

Ia menegaskan, massa yang ricuh di pos penyekatan Jembatan Suramadu hari ini bukan para pengendara yang ingin bekerja.

"Jadi bukan warga pengendara yang biasa, bisa saja bagi mereka yang memiliki niat kriminal dengan adanya penyekatan ini seakan-akan terhambat," kata dia.

Eko menegaskan, pos penyekatan di Jembatan Suramadu tak hanya bermanfaat untuk menekan penyebaran Covid-19, tetapi juga ruang gerak pelaku kriminal.

"Inilah salah satu manfaat penyekatan di posko Suramadu. Penyekatan ini selain menangani Covid-19. Agar juga berimbas pada ruang gerak kriminal, tidak terlalu leluasa," kata Eko.

Polisi lacak pelaku

Atas insiden tersebut, pihak kepolisian Polres Tanjung Perak telah menelusuri dan mencari identitas pelakunya.

"Sudah ditangani tinggal tunggu saja, sudah ada anggota preman yang kita lacak, tetap ini akan diproses secara hukum," kata dia.

Eko mengimbau kepada para pengendara dari arah Madura, terkhusus Bangkalan agar memaksimalkan Surat Ijin Keluar Masuk (SIKM).

Kebijakan tersebut sudah diberlakukan sejak kemarin.

"Imbauan saya kan sudah ada keputusan bersama dari pemkab dan Pemprov Jatim, mengeluarkan SIKM sejak kemarin berlaku untuk pegawai karyawan, PNS pedagang yang setiap hari keluar masuk. Bisa minta ke kecamatannya masing-masing dan ini berlaku 7 hari," pungkas dia.

Baca: Kasus Covid-19 di Pulau Dewata Terus Meningkat, Work From Bali Disebut jadi Salah Satu Penyebab

Baca: Viral Video Kakek Dipukuli Karyawan Minimarket, Diduga karena Ketahuan Mencuri Beberapa Kali

(TribunnewsWiki.com/Restu)



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer