Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Glipang merupakan tarian tradisional khas dari Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Nama "glipang" berasal dari kata yang berada dalam bahasa Arab, yaitu gholiban yang memiliki arti kebiasaan.
Lambat laun karena pengaruh dari dialek orang Jawa, gholiban berubah menjadi "glipang".
Tarian ini dianggap sebagai identitas masyarakat Probolinggo dan terus dilestarikan keberadaannya. (1)
Baca: Tari Bondan
Sejarah
Sejarah tari Glipang ini berawal dari seorang pemuda asal Madura bernama Seno atau yang dikenal dengan Sari Truno.
Pada tahun 1912 ia pindah ke daerah Probolinggo dan menetap di sebuah desa.
Ia bekerja di pabrik di bawah kepemimpinan dari Belanda, dan sering memberontak.
Akhirnya sering terjadi keributan atau konflik dengan tentara Belanda.
Ia merasa tidak puas dengan Belanda.
Kemudian ia bersama dengan pendududuk desanya membentuk perkumpulan pencak silat yang digunakan untuk melawan Belanda.
Pihak Belanda pun khawatir apa yang dilakukan Sari Truno akan mengancam kekuasaannya.
Baca: Tari Bambangan Cakil
Sari Truno akhirnya memiliki ide menciptakan musik yang digunakan untuk mengiringi kegiatan dari pencak silatnya.
Hal ini dilakukan agar pihak Belanda mengira kegiatan tersebut hanya sebagai kesenian saja.
Karena ide dari Sari Truno tersebut, terlahirlah musik "gholiban" yang berasal dari bahasa Arab.
"Gholiban" memiliki arti "kebiasaan".
Seiring waktu, lambat laun kegiatan perkumpulan silat tersebut berubah menjadi suatu kesenian.
Kesenian tersebut terus tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat sekitar. (2)
Baca: Tarian Jawa
Fungsi Tari Glipang
1. Tarian Glipang berfungsi untuk pertunjukkan atau seni hiburan yang dipertontonkan pada masyarakat sekitar.
2. Fungsi tari Glipang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang menjadi suatu program dari pemerintah.
3. Untuk menciptakan suasana persatuan dan kesatuan di tengah kalangan masyarakat sekitar dan juga melestarikan warisan dari kebudayaan sekitar. (3)
Baca: Tari Bedhaya Ketawang
Gerakan Tari Glipang
Ada banyak gerakan yang diambil dari kesenian yang berbeda kemudian dijadikan suatu gerakan tari. Adapun gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
Ngrayung merupakan gerakan pada tangan pada tarian glaping.
Cara melakukan posisi ini yaitu empat jari kecuali ibu jari dirapatkan dan posisi si ibu jari masuk pada bagian dalam telapak tangan.
Ngrayung dilakukan menggunakan kedua tangan dan posisinya di depan dada.
Salah satu tangannya lalu mengibas selendang ke belakang.
Gerakan ngrayung ini dilakukan secara bergantian kiri dan kanan.
Pada gerakan boyo mangap ibu jari tidak menempel pada telapak tangan.
Gerakan ini termasuk ke dalam gerakan tangan.
Cara melakukannya yaitu mengarahkan posisi tangan ke arah atas kemduian kesamping badan dan mengibas selendang.
Gerakan menghadap ke kiri, kaki kanan maju saat tangan ke atas lalu dimundurkan kembali.
Gerakan ini merupakan gerakan pada kaki.
Pada saat kaki kanan maju jalan, kaki kiri diangkat lalu dihentakkan.
Begitupun sebaliknya, pada saat kaki kiri maju, kaki kanan diangkat lalu dihentakkan.
Masing masing gerakannya di lakukan dalam satu kali hitungan.
Malang kerik ini dilakukan dengan menempatkan tangan ke kedua sisi dari pinggang.
Badan berdiri secara tegak dan penari biasanya melakukan gerakan ini disertai dengan mengibaskan selendangnya sambil berjalan memutar.
Posisi ini para penari duduk di lantai dan kedua kakinya berada di depan, lutut kaki ditekuk.
Lutut kaki kiri posisinya lebih rendah dari lutut kaki kanan.
Posisi tangan melakukan boyo mangap di depan dada.
Cara melakukan gerakan sembahan ini yaitu tangan kiri melakukan gerakan boyo mangap, sementara tangan kanan memainkan selendang.
Pada hitungan 4, selendang ditaruh kembali ke lantai, kemduian 4 hitungan tangan diangkat namun tanpa selendang.
Penari melakukan gerakan menangkup tangan seperti gerakan menyembah dan posisi kepalanya menunduk.
Pada gerakan ini para penari mengejar penari satu sama lain dan gerakan yang dilakukan dengan sangat gagah.
Gerakan ini dilakukan dengan menggenggamkan tangan.
Posisi ibu jari berada di depan telunjuk dan dilakukan sambil membuang selendang ke arah belakang.
Pada gerakan ini para penari harus mengangkat kaki kirinya.
Kaki kiri diangakt sejajar dan kaki kanan menjaga keseimbangan tubuh.
Posisi tangan pada saat melakukan gerakan ini yaitu ngruji.
Tangan kiri ngruji lurus ke arah samping dan tangan kanan ke depan badan.
Kidungan merupakan gerakan dasar dari pencak silat yaitu mengangkat kedua tangan ke atas dan posisi kiri rapat.
Kidungan ini dilakukan sebelum melakukan gerakan sembahan. (4)
Baca: Tari Bondan
Rias dan Busana Tari Glipang
Tata rias dalam Tari Glipang di rancang sedemikian rupa untuk mencitrakan kegarangan atau ke-sangar-an seorang prajurit.
Umumnya pemain diberi kumis dan godek dengan insturmen riasan terdiri dari celak, sedo, dan bedak.
Untuk pemain musik, tidak dirias dan hanya memakai celana panjang hitam, baju piyama kuning, memakai sabuk blangdang dan odeng.
Dalam hal tata busana, berikut ini rincian busana dan aksesoris penari dalam Tari Glipang:
Merah melambangkan orang Madura yang berani dan tidak takut mati.
Sedangkan warna hitam melambangkan kegelapan pikiran yang pada akhirnya tidak bisa mengontrol hawa nafsu.
Aksesoris yang dipakai yaitu rompi, sabuk blandang, sampur, lancor, celana, jarit, keris, gungseng.
Aksesoris yang dipakai yaitu odeng dan sabuk blandang.
Busana perempuan yaitu baju kebaya, stagen, samper, dan aksesoris sunggar bunga, dan gungseng. (5)
Baca: Tari Katrili
Iringan Tari Glipang
Tari glipang dalam pertunjukkannya diiringi oleh musik dan juga vokal.
Lagu yang digunakan untuk pembukaan pada tari glipang yaitu lagu ayawaro.
Alat musik yang sering digunakan untuk mengiringi tari glipang yaitu:
Bentuk dari serepoh mirip dengan terompet.
Serepoh ini memiliki makna peniupan sangkakala oleh malaikat yang mewakili kiamat.
Alat musik terbang hadrah ini ada 3 hingga lima jumlahnya dalam iringan tari glipang.
Bentuknya lingkaran dengan diameter 30 cm. Jumlah terbang memiliki makna yaitu lima rukun Islam.
Sedangkan jumlah tiga yaitu rukun Islam, rukun Iman dan rukun Ikhsan.
Ada dua jenis ketipung yang digunakan dalam mengiringi tari glipang, yaitu ketipung laki dan ketipung perempuan.
Makna dari kedua ketipung tersebut yaitu mengenai dua hal yang berlawanan, seperti ada siang ada malam, buruk baik, laki perempuan.
Ketipung digunakan sebagai penanda pada setiap gerakan yang dilakukan oleh para penari glipang.
Jumlah dari pemain ketipung ini ada dua yaitu penabuh perempuan dan penabuh laki-laki.
Tongtongan atau biasa disebut kentongan ini juga menjadi alat musik pengiring dari tari giplang. Makna dari tongtongan yaitu untuk memberitahukan warganya guna berkumpul.
Jidor ini digunakan sebagai penggema suara pada kesenian tari glipang.
Jidor biasanya ditaruh di atas sendiri dibandingkan alat musik lainnya, dikarenakan jidor memiliki makna sebagai Tuhan itu ahad dan agung. (6)