Bahkan, pada Senin (21/6/2021), berita di Times of India menempati posisi teratas di kanal World News.
Tak hanya itu, beberapa media internasional juga memberitakan rekor buruk Indonesia ini.
Berikut beberapa pemberitaan media asing tentang kasus virus corona di Indonesia.
Di Amerika Serikat (AS) Bloomberg menuliskan berita berjudul Indonesia’s Virus Cases Hit 2 Million as Hospitals Fill Up.
Bloomberg menyoroti varian Delta yang mendominasi di Kudus dan Bangkalan, termasuk laju vaksinasi, dan prediksi sejak Idul Fitri.
"Lonjakan infeksi baru-baru ini telah diprediksi oleh pemerintah, yang memperkirakan pada Mei bahwa kasus dapat meningkat 40 hingga 60 persen dalam empat hingga lima minggu setelah liburan Idul Fitri," tulis Bloomberg.
Baca: Pemerintah Tingkatkan Target Vaksinasi Covid-19 Jadi 1 Juta Dosis per Hari Mulai Juli
Media asal Perancis ini juga mengulas kondisi terkini rumah sakit dan permakaman di Jakarta.
"Keterisian rumah sakit melonjak hingga lebih dari 75 persen di Jakarta dan daerah-daerah yang terkena dampak parah lainnya, sementara permakaman untuk korban Covid-19 juga dilaporkan meningkat," tulis AFP.
Terkait judul Indonesia hits 2 million virus cases as crisis deepens, AFP melanjutkan artikelnya dengan informasi mayoritas korban Covid-19 di Indonesia yang sekarang berusia muda.
Kemudian, dicantumkan pula hampir 1.000 tenaga kesehatan Indonesia meninggal sejak pandemi dimulai, dan langkah agar warga mau divaksin.
Di Malaysia, Free Malaysia Today menuliskan artikel berjudul Indonesia’s Covid crisis deepens as cases hit 2 million, hospitals fill up.
Free Malaysia Today menyoroti pembatasan 29 zona merah selama dua minggu ke depan.
"Daerah-daerah itu termasuk Kudus di Jawa, Bangkalan di pulau Madura, dan sebagian Riau, di Sumatera, dan ibu kota Jakarta, di mana polisi mengumumkan jam malam di 10 lokasi antara pukul 9 malam hingga 4 pagi," tulisnya.
Baca: 10 Juta Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Indonesia, Akan Diproduksi oleh PT Bio Farma
Dengan artikel berjudul Indonesia hits 2 million coronavirus cases, tightens curbs, media asal India itu mengulas pemerintah RI yang memperketat pembatasan.
"Indonesia bergulat dengan lonjakan kasus virus corona bulan ini dan melaporkan 14.536 infeksi baru pada Senin, sehingga totalnya menjadi 2.004.445, jumlah kasus tertinggi di Asia," tulisnya mengutip artikel Reuters.
Disebutkan pula sejumlah aturan baru yang diterapkan, seperti batas kapasitas 25 persen di restoran, kafe, dan mal, dan penangguhan kegiatan agama di rumah-rumah ibadah.
Kasus covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat membuat sebagian pihak mendesak pemerintah untuk memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown.
Namun Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo menyatakan, pemerintah hingga saat ini belum mengambil keputusan terkait lockdown.
Ia mengatakan, Kemenpan RB selalu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Satgas Covid-19 dan BNPB untuk mencermati setiap perkembangan dan dinamika di beberapa daerah yang zona merah.
Khususnya di DKI Jakarta yang angka kasus positif covid-19 meningkat dengan tajam.
"Memang ada masukan-masukan dari beberapa kementerian/lembaga untuk perlunya lockdown dalam upaya untuk mensterilkan kantor kementerian/lembaga yang ada," ujar Tjahjo dalam keterangannya, Kamis (17/6/2021).
Tjahjo Kumolo mengaku, pijaknya menunggu keputusan sembari menunggu perkembangan.
Namun ia meminta agar aparatur sipil negara atau ASN tetap profuktif serta memperketat penerapan protokol kesehatan.
Kemenpan RB menunggu saja apa yang menjadi keputusan serta bagaimana ke depan, tetapi yang penting ASN harus tetap produktif, tetap sehat, tetap menerapkan protokol kesehatan," tutur Tjahjo.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif I KPC-PEN, Raden Pardede menyebut lonjakan kasus covid-19 di Indonesia harus diakui berasal dari ketidakdisiplinan kita semua sebagai masyarakat.
Baca: Covid-19 Varian Delta
Indonesia yang kurang mematuhi protokol kesehatan, larangan mudik, acara keagamaan, serta acara keluarga menambah banyaknya varian covid-19 yang baru muncul.
“Apa yang terjadi sekarang adalah menurut kami sesuatu yang menjadi pelajaran buat kita semua ke depan.
Ini diakibatkan oleh beberapa hal, bisa juga dari ketidak disiplinan dari kita semua terutama pada saat lebaran,” jelasnya seperti dikutip dari tayangan KompasTV, Jumat (18/6/2021).
Lebih lanjut, Raden mengungkapkan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah agar masyarakat selamat.
Sedangkan untuk opsi lockdown, Raden menilai bahwa itu akan diputuskan oleh Menteri dan Presiden.
Namun saat ini pemerintah masih berfokus pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Skala Mikro (PPKM Mikro).
SIMAK ARTIKEL SEPUTAR KASUS COVID-19 INDONESIA DI SINI