Keduanya adalah warga Indragiri Hulu dan Rokan Hulu.
Berdasarkan informasi yang beredar, sebelum meninggal, dua warga tersebut telah menjalani vaksinasi.
Awalnya, dua warga ini dilaporkan tak memiliki keluhan seusai diberi suntikan vaksin Covid-19 Sinovac.
Namun sepekan setelah melakukan vaksinasi, warga tersebut mengeluh sakit.
Sakit yang dirasakan adalah demam, meriang dan kejang.
Baca: Persediaaan Vaksin Masih Terbatas, Thailand Tetap Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19
Baca: 400.000 Vaksin AstraZeneca di DKI Jakarta Akan Kedaluwarsa Akhir Juni
Diwartakan TribunPekanbaru, dua warga tersebut meninggal dunia bukan karena efek vaksinasi, melainkan karena penyakit bawaan atau komorbid.
Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Ketua Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Riau, dr Ligat Pribadi, pada Kamis, (17/2/2021).
"Setelah divaksin, seperti biasa mereka kan diminta 30 menit, setelah itu baru diperbolehkan pulang, setelah pulang pasien ini tidak ada keluhan," kata Ligat.
"Kemudian satu minggu setelah divaksin, pasien ini datang ke Puskemas mengeluhkan sakit demam, meriang dan kejang," lanjutnya.
Setelah dirawat dan dilakukan observasi oleh tim medis, ternyata pasien ini menderita kadar gula yang tinggi.
"Jadi pasien ini memang hipertensi dan hipertropi pada jantungnya, setelah dilakukan scaning kepala tidak ditemukan ada kelainan, kemudian dirawat lagi beberapa hari, akhirnya meninggal," katanya.
Dari beberapa rangkaian pemeriksaan tersebut tim dokter menyimpulkan bahwa pasien ini meninggal dunia bukan karena efek dari vaksin yang disuntikkan.
Namun, namun ia karena penyakit bawaan atau komorbid yang selama ini sudah diderita oleh pasien tersebut.
"Dari diagnosa dokter disana (Inhu) bukan karena KIPI, tapi akibat dari sidrom metabolik, termasuk kejang itu juga kemungkinan akibat metabolik akibat dari kadar gula darahnya yang tidak terkontrol," ujarnya.
Sementara untuk pasien yang di Rokan Hulu, dijelaskan Ligat, pasien ini mengalami gejala dua hari setelah divaksin Sinovac.
Pasien ini datang ke Puskemas dengan keluhan, meriang, demam.
"Kemudian pasien ini dirujuk ke rumah sakit swasta, dilakukan screeening, termasuk rontgen dan pemeriksaan darah, hasilnya pasien ini diketahui ada lekositosis dan hasil rongen torak atau badannya ada infeksi di paru-parunya," kata Ligat.
Setelah diketahui ada infeksi di paru-parunya, pasien disarankan untuk dirawat transit sambil dilakukan pemeriksaan swab PCR.