Kepala Stasiun Geofisika BMKG Ambon, Herlambang Hudha, mengatakan tsunami dengan skala kecil itu terjadi di Kecamatan Tehoru beberapa saat setelah gempa.
“Setelah terjadi gempa kita bandingkan cuma berselang dua menit, muncul tsunami tapi cepat sekali,” kata Herlambang, dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Penyebab tsunami berskala kecil tersebut akibat longsoran bawah laut di wilayah itu.
Baca: Wuhan Gelar Wisuda Besar-besaran tanpa Masker saat Negara Lain Berjuang Melawan Covid-19
Baca: Siaga Ancaman Kiamat, Korsel Simpan 100 Ribu Benih di Bahtera Nuh, Tahan Gempa dan Bom Atom
“Kami dari BMKG dari awal kan sudah merilis tsunami.
Tsunami diperkirakan karena longsoran bukan karena mekanisme gempa yang menyebabkan tsunami tapi longsoran bawah laut, kami memperkirakannya itu,” ungkap dia.
Tsunami yang terjadi di wilayah itu mencapai ketinggian 0,5 meter.
Menurut dia, gempa tersebut seharusnya tidak menimbulkan tsunami.
“Ketinggiannya cuma 0,5 meter. Kalau berdasarkan pengalaman itu gempa kayak tadi itu seharusnya tidak ada tsunaminya, tapi karena ada longsoran bawah laut, itu perkiraan kami,” ungkapnya.
Baca: Gempa Bumi Tumbukan
Baca: Seismometer
Dari pantauan BMKG, tsunami tersebut telah mereda.
“Jadi untuk tsunaminya sudah aman, boleh dibilang sudah mereda sudah aman lah,” tuturnya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Maluku tengah Rabu (16/6/2021).
Akibat gempa tersebut, puluhan rumah warga di Kecamatan Tehoru rusak ringan hingga berat.
Sejumlah warga di pesisir Kecamatan Tehoru juga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi setelah menerima imbauan mengungsi akibat adanya potensi tsunami.
Baca: Hasil Tes DNA Ungkap Pasien ODGJ di Aceh Bukan Abrip Asep, Polisi yang Hilang saat Tsunami 2004
Baca: Nias Barat Diguncang Gempa 7.2 Magnitudo, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami
Kepala BPBD Maluku Tengah, Abdul Latif Key, mengatakan hingga Kamis, (17/6/2021), pagi jumlah rumah warga yang terdata mengalami kerusakan sebanyak 143 unit.
“Sampai pagi ini ada sebanyak 143 unit rumah warga yang terdata mengalami kerusakan,” kata Latif
Dia tidak merinci berapa jumlah rumah yang rusak ringan, sedang maupun rusak berat.
Ratusan rumah warga yang rusak itu tersebar di empat desa yakni di Desa Tehoru sebanyak 40 rumah, Haya 18 rumah, Yaputih 15 rumah dan Saunalu 70 rumah.
“Tapi, ini masih data sementara karena tim masih melanjutkan pendataan lagi, makanya kami belum bisa merinci rusak berat, ringan dan sedang,” kata dia.