Joe Biden dan Vladimir Putin Bertemu: Bicarakan Duta Besar, Keamanan Siber, hingga Senjata Nuklir

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menaiki pesawat Air Force One Boeing 747 setelah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Bandara Cointrin, Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, pada Rabu, (16/6/2021).

Dalam pertemuan tingkat tinggi ini Biden dan Putin mendiskusikan sejumlah hal, dari duta besar hingga persoalan di Afganistan dan Iran.

Dilansir dari Associated Press, (17/6/2021), berikut hal-hal yang didiskusikan oleh kedua pemimpin negara besar itu.

1. Duta besar

Biden dan Putin setuju untuk mengembalikan duta besarnya masing-masing ke Washington dan Moskow untuk memperbaiki hubungan di antara kedua negara yang merenggang.

Duta besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, meninggalkan Washington pada bulan Maret.

Antonov pergi setelah Biden menyebut Putin adalah seorang pembunuh dalam sebuah wawancara televisi dan mengenakan sanksi baru kepada Rusia.

Baca: Joe Biden Hubungi Naftali Bennett, Beri Selamat Jadi Perdana Menteri Israel

Rusia dikenakan sanksi atas tindakannya terhadap tokoh oposisi, Alexei Navalny.

John Sullivan, duta besar AS untuk Rusia, pergi dari Moskow pada bulan April setelah pejabat Rusia menyarankan dia pergi seusai Antonov pergi.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kemitraan AS-Palestina Minggu (16/5/2021). (White House)

Kedua duta besar hadir pada pertemuan tingkat tinggi itu.

Putin mengatakan Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kementerian Luar Negeri AS akan memulai pembicaraan terkait masalah diplomatik.

2. Keamanan siber

Tidak ada hal besar yang diumumkan dalam isu ini.

Namun, kedua pemimpin negara itu sepakat untuk membicarakan hal yang menjadi sumber utama konflik antara AS dan Rusia.

Baca: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Desak Vladimir Putin Ketemu Joe Biden, Tak Mau Sampai Ada Perang Nuklir

Biden mengatakan dia dan Putin setuju untuk memerintahkan tenaga ahli mereka untuk mengetahui jenis infastruktur penting apa yang akan membatasi serangan siber.

Dia mengatakan AS memberi Rusia 16 jenis infrastruktur spesifik, termasuk energi, pemilihan, perbankan, sistem air, dan industri pertahanan.

Kesepakatan ini muncul di tengah banyaknya ransomware yang menyerang perusahaan AS dan badan pemerintahan.

Kelompok kriminal yang beroperasi di Rusia dituduh sebagai pelakunya.

Selain itu, pada tahun lalu ada insiden SolarWind yang dipercaya oleh AS dilakukan oleh peretas Rusia.

Ini membuat Biden mengenakan sanksi tambahan kepada Rusia.

Biden dan mengatakan pemerintah AS dan Rusia akan menindaklanjuti sejumlah kasus kejahatan siber.

Baca: Peretas Lakukan Serangan Siber Berskala Besar terhadap Dua Lembaga Penting di Iran

3. Senjata nuklir

Biden dan Putin memerintahkan diplomat mereka untuk memulai fase baru pengendalian senjata.

Akan ada serangkaian dialog yang bertujuan mengurangi risiko perang di antara dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar itu.

Belum ada pengumunan mengenai kapan pembicaraan ini akan dimulai.

Pembicaraan ini juga akan mencari cara untuk menghindari hal-hal tak disengaja yang bisa memicu perang.

Sebelumnya, segera setelah Biden menjabat sebagai presiden, dia dan Putin setuju untuk memperpanjang perjanjian New START yang membatasi senjata nuklir berdaya jangkau luas.

Vladimir Putin (instagram/ president_vladimir_putin)

4. Pertukaran tawanan

Biden dan Putin berdiskusi tentang dua warga Amerika, Paul Whelan dan Trevor Reed, yang ditahan di Rusia.

Putin telah memberikan kemungkinan adanya pembicaraan dengan AS mengenai pertukaran tawanan.

Dia mengatakan diskusi mengenai ini akan berlanjut. Biden mengatakan dia juga akan menindaklanjutinya.

AS kini menawan dua warga Rusia bernama Viktor Bout, seorang pedagang senjata, dan Konstantin Yaronshenko, seorang pilot yang yang ditahan karena terlibat dalam konspirasi penyelundupan kokain di AS.

Baca: Pyongyang Geram Joe Biden Anggap Nuklir Korut sebagai Ancaman: Amerika Serikat Akan Menyesal

5. Hak asasi manusia

Biden mengatakan dia akan terus mengungkapkan keprihatinannya mengenai hak asasi manusia karena itu adalah prinsip dasar yang diperjuangkan oleh AS.

Dalam pertemuan itu dia mengatakan tidak bisa menjadi Presiden AS sambil mengabaikan isu hak asasi manusia.

Biden menyinggung kasus pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang menjadi lawan Putin.

Navalny ditangkap pada bulan Januari setelah kembali dari Jerman.

Sebelumnya, dia keracunan dan mengatakan hal ini merupakan perbuatan Kremlin.

6. Suriah

Biden menekan Putin untuk menghentikan usaha penutupan rute bantuan kemanusiaan internasional di Suriah.

Dia mengatakan persoalan itu sangat penting bagi AS.

Namun, tidak ada kesepakatan untuk membuatnya tetap terbuka.

Rusia mengancam akan menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menutup jalur bantuan bagi jutaan warga Suriah yang telantar akibat perang di negara itu.

7. Afganistan dan Iran

Biden mengatakan Putin menanyakan tentang Afganistan dan mengungkapkan keinginannya agar perdamaian dan kemananan di sana tetap terjaga.

Biden berkata kepada Putin bahwa itu akan banyak bergantung pada Putin.

Putin juga memberi tanda bahwa dia siap "membantu" mengenai persoalan Afganistan dan Iran.

Biden menolak untuk memberikan detail lebih lanjut.

AS kini sedang berusaha agar Iran mematuhi syarat-syarat dalam perjanjian nuklir yang pernah disepakati.

Putin juga berbicara tentang pencegahan kekerasan yang dilakukan teroris di Afganistan.

(Tribunnewswiki/Tyo)

Baca berita lainnya tentang Joe Biden di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer