Ini adalah serangan pertama sejak berakhirnya perang selama 11 hari dan dicapainya gencatan senjata.
Dilansir dari Reuters, serangan ini merupakan tanggapan Israel atas diterbangkannya balon pembakar dari wilayah Palestina.
Ketegangan ini menjadi ujian pertama pemerintahan baru Israel di bawah Perdana Menteri Naftali Bennett.
Militer Israel mengatakan pesawat mereka menyerang kamp-kamp Hamas yang dipersenjatai di Kota Gaza dan Kota Khan Younis yang berada di selatan.
Selain itu, militer Israel menyebut mereka sudah "siap dengan segala kemungkinan, termasuk kembali berperang melawan tindakan terorisme lanjutan yang berasal dari Gaza".
Baca: Raja Salman Berikan Pesan ke Israel, Kecam Agresi ke Yerusalem dan Jalur Gaza
Baca: Sosok Naftali Bennett, PM Baru Israel yang Gantikan Netanyahu: Yahudi yang Religius dan Miliarder
Serangan itu, kata militer, muncul sebagai tanggapan atas diterbangkannya balon-balon pembakar.
Brigade pemadam kebakaran Israel melaporkan balon itu menyebabkan 20 kebakaran di lahan terbuka di komunitas-komunitas yang berada di perbatasan Gaza.
Baca: Jalur Gaza
Baca: Hamas (Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah)
Seorang juru bicara Hamas mengonfirmasi serangan Israel dan mengatakan orang Palestina akan "melanjutkan perlawanan berani mereka dan mempertahanakan hak-hak mereka dan tempat suci mereka" di Yerusalem.
Beberapa jam sebelumnya ada ribuan orang Israel berpawai mengibarkan bendera dan berkumpul di sekitar Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem sebelum menuju ke Tembok Barat yang disakralkan.
Ini menyebabkan kemarahan warga Palestina.
Baca: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Lengser setelah 12 Tahun Memimpin
Baca: PBB Selidiki Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Israel terhadap Warga Palestina
Sebelum parade pada hari Selasa, Israel juga telah menambah penyebaran sistem antirudal Iron Dome untuk mengantisipasi kemungkinan serangan roket dari Gaza.
Namun, ketika orang-orang yang ikut pawai mulai bubar pada malam hari, tidak ada tanda-tanda roket yang datang dari wilayah Palestina.
Prosesi itu awalnya dijadwalkan dilakukan pada 10 Mei sebagai bagian dari festival "Hari Yerusalem" yang merayakan pencaplokan Yerusalem Timur oleh Israel.
Baca berita lainnya tentang konflik Israel dan Palestina di sini.