Presiden Prancis Emmanuel Macron Anggap Insiden Dirinya Ditampar Adalah Peristiwa Kecil

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berbicara kepada pers ketika walikota Nice Christian Estrosi (kanan) mendengarkan di luar Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice pada tanggal 29 Oktober 2020 setelah seorang pria bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di gereja tersebut , menggorok leher setidaknya satu dari mereka, yang oleh para pejabat diperlakukan sebagai serangan jihadis terbaru untuk mengguncang negara. (ERIC GAILLARD / POOL / AFP)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar wajahnya oleh seorang pria tak dikenal.

Insiden tersebut terjadi saat Macron berkunjung ke kawasan Drome, Prancis, pada Selasa (8/6/2021).

Macron ditampar oleh seorang tak dikenal saat menghampiri kerumunan orang.

Namun demikian, insiden itu tak membuat Macron menghentikan aktivitasnya saat itu.

Bahkan seusai insiden penamparan, Macron tetap menemui dan berbicara dengan warga Prancis.

Orang nomor satu di Prancis itu menyebut insiden tamparan itu sebuah peristiwa kecil.

Baca: Kronologi Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Orang Tak Dikenal

Tangkapan layar saat Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar oleh pria tak dikenal. (Istimewa)

Baca: Seorang Imam Umat Muslim di Prancis Dapat Ancaman Pembunuhan, Minta Perlindungan ke Emmanuel Macron

"Kita tidak boleh membiarkan orang-orang ultra-kekerasan mengambil alih debat publik: mereka tidak pantas mendapatkannya," katanya kepada surat kabar Prancis Le Dauphiné.

"Saya melanjutkan dan saya akan melanjutkan," katanya kemudian kepada Le Dauphiné.

Pelaku penamparan itu dilaporkan meneriakkan "Turunkan Macron-isme" saat dia menampar presiden, serta "Montjoie, Saint-Denis" - seruan perang Kerajaan Prancis lama, mengacu kepada panji Raja Charlemagne.

Rekaman video di media sosial menunjukkan detik-detik aksi penamparan itu.

Macron mendekati penghalang untuk bertemu dan berjabat tangan dengan pemilih.

Saat itulah, seorang pria berkaus hijau memegang sikunya dan mengucapkan beberapa patah kata lalu menamparnya.

Pengawal Macron dengan cepat turun tangan dan dua orang ditahan setelah itu, kata pejabat setempat.

Pernyataan dari prefektur wilayah Drome menyebutkan detik-detik kejadian itu.

"Sekitar pukul 13.15 presiden masuk ke mobilnya setelah mengunjungi sekolah menengah, tetapi kembali karena penonton memanggilnya," katanya.

"Dia pergi menemui mereka dan saat itulah insiden itu terjadi," katanya.

Ini bukan pertama kali aksi masyarakat menentang dan mempermalukan Macron.

Baca: Ucapan Selamat Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk Joe Biden : Mari Bekerja Bersama

Baca: Buntut Pernyataan Macron soal Islam, Protes Anti Prancis Dilakukan oleh Umat Muslim di Seluruh Dunia

Tur pada 2018, untuk menandai seratus tahun berakhirnya Perang Dunia I, mencatat adegan warga yang marah mencemooh dan mencemooh Macron.

Itu terjadi tepat ketika protes "rompi kuning" antipemerintah mengumpulkan momentum untuk mengecam kebijakan pemerintah dan Macron secara pribadi karena gaya kepemimpinannya, yang dikritik sebagai penyendiri dan arogan.

Pada Juli tahun lalu, Macron dan istrinya, Brigitte, dilecehkan secara verbal oleh sekelompok pengunjuk rasa saat berjalan-jalan dadakan melalui taman Tuileries di pusat kota Paris pada Hari Bastille.

Diinterogasi

Kantor kejaksaan setempat menyatakan dua pria berusia 28 tahun yang tinggal di wilayah itu sedang diinterogasi.

“Tetapi pada tahap interogasi ini, motif mereka masih belum diketahui,” katanya.

Serangan di Desa Tain-l'Hermitage di wilayah Drome memicu kemarahan di seluruh spektrum politik dan menimbulkan pertanyaan atas tur mengunjungi masyarakat yang oleh Macron disebut sebagai safari untuk mendengarkan dan mengetahui situasi di masyarakat.

"Politik tidak akan pernah bisa menjadi kekerasan, agresi verbal, apalagi agresi fisik," ujar Perdana Menteri Jean Castex kepada parlemen.

Ia menambahkan, “Melalui presiden, demokrasilah yang menjadi sasaran".

Macron diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden tahun depan.

Jajak pendapat menunjukkan dia unggul tipis atas pemimpin sayap kanan Marine Le Pen.

Tur nasional terbarunya mencakup sekitar selusin perhentian selama dua bulan ke depan.

Mantan bankir investasi itu ingin bertemu dengan para pemilih secara langsung setelah lebih dari satu tahun manajemen krisis selama pandemi Covid-19.

Namun, inisiatif temu-dan-sapa sebelumnya telah menunjukkan upaya reformis disalahgunakan secara verbal.

(tribunnewswiki.com/RAK, Tribunnews.com/Hasanah Samhudi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Ditampar Pria Tak Dikenal di Muka Umum, Ini Reaksi Presiden Prancis Emmanuel Macron"

 



Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer