Museum Tanjung Pandan Bangka Belitung

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di Museum ini pengunjung dapat menelisik sejarah penambangan timah di Pulau Belitung dalam bentuk replika tambang dan peralatannya.


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Provinsi Bangka Belitung memiliki sebuah museum pertambangan yang sekaligus menjadi museum daerah Bangka Belitung.

Adalah Museum Tanjungpandan, yang memamerkan koleksi benda-benda pertambangan dan budaya Bangka Belitung.

Museum Tanjungpandan ini diresmikan pada tanggal, 2 Maret 1962 oleh presiden perusahaan Penambangan Timah Belitung yaitu Ir. Kurnadi Kartaadmadja.

Museum ini didirikan dengan dasar Surat perintah Menteri Pertambangan RI tahun 1959 kepada setiap Perusahaan Penambangan Timah yang ada di Belitung, Bangka, dan Singkep.

Ir. M.E.A. Apitule,Direktur utama Tambang Timah Belitung pada waktu itu menugaskan Dr. R.Osberger, seorang Eksplorasi dan Geologi Perusahaan Penambangan Timah di Kabupaten Belitung untuk melaksanakan pendirian Museum.

Dalam peresmian meseum tersebut dihadiri oleh Wahab Adjis, Kepala Daerah Tingkat 1 Belitung.

Berdasarkan berita acara nomor : 013/BA.0000/ 94-81 tanggal 15 Juni1994 tentang Penghibaan Museum Geologi milik Timah Kepada Pemerintah Tingkat II Kabupaten Belitung ditandatangani antara Erry Riyana Hardjapamekas yang bertindak selaku Direktur Utama PT Timah ( Persero) kepada H. oerip Tp.

Alam selaku Bupati Kepala Daerah Tingkat Kabupateb Belitung.

Museum Pemda Belitung ini masih terletak di dalam Kota Tanjungpandan, tak jauh dari Pantai Tanjung Pendam.

Di Museum ini pengunjung dapat menelisik sejarah penambangan timah di Pulau Belitung dalam bentuk replika tambang dan peralatannya.

Ada pula barang-barang peninggalan bersejarah, dan juga sebuah kebun mini lengkap dengan sarana bermain anak. (1)

 

  • Memasuki halaman depan museum, pengunjung langsung disambut dnegan ikan arapaima dan buaya muara berukuran besar yang sudah diawetkan.


Ikan arapaima dan buaya muara ini banyak ditemukan di sungai-sungai yang terdapat di wilayah Belitung.

Pada bagian ruang dalam, pengunjung akan melihat aneka koleksi senjata peninggalan Jepang dan Belanda.

Senjata-senjata tersebut berupa samurai, pedang, dan senjata laras panjang peninggalan kolonial Belanda.

Samurai peninggalan Jepang bertarikh tahun 1514 ini menjadi salah satu koleksi tertua yang dimiliki Museum Tanjung Pandan.

Tidak hanya senjata kolonial, ruang ini juga menyimpan koleksi senjata peninggalan kerajaan yang pernah ada di Belitung.

Koleksi tersebut seperti keris, tombak lade, serta golok.

Sementara di ruang yang lain, juga terpajang rapi aneka peralatan yang digunakan masyarakat Belitung tempo dulu seperti setrika, pahar, serta tempat sirih.

Selain itu, ada juga perabotan rumah tangga lainnya seperti ceret, periuk tembaga, dan gantang.

Koleksi lain yang dapat dilihat di museum ini adalah peninggalan harta karun yang didapat di perairan bawah laut Belitung.

Peninggalan tersebut berupa keramik dan gerabah. Kesemuanya tersusun rapi di sebuah ruang khusus.

Di museum ini, pengunjung juga bisa melihat maket peleburan timah dari tambang-tambang yang banyak terdapat di Pulau Belitung.

Maket-maket ini menjadi penggambaran kalau dahulu penambangan timah pernah berjaya di pulau ini. (2)

Hewan Purba

Memasuki ruang depan museum, pengunjung disambut oleh buaya muara berukuran besar dan ikan arapaima yang sudah diawetkan. Buaya jenis ini banyak ditemukan di muara-muara sungai pada perairan Belitung. Sementara itu Ikan arapaima terdapat di Sungai Lenggang Gantung.

Koleksi lainnya adalah berekong. Hewan Berekong ini merupakan sebutan Urang Belitung untuk biawak. Jenis ini memiliki badan yang kecil dan ramping, lincah, serta berkulit halus. Berekong adalah pemakan kodok.

Hewan paling purba di museum yang pernah ditemukan di area penambangan timah adalah Tengkorak Dimetrodon dan Gading Gajah. Dimetrodon hidup sekitar 280 – 265 juta tahun, jenis mamalia berkaki empat dengan punggung bersirip. Hewan ini cukup besar dengan panjang 3,8 meter serta memiliki berat kisaran 200 kilogram.

Kapal Keruk

Masih di ruangan yang sama, terdapat miniatur Kapal Keruk. Yaitu KK (kapal Keruk) Dendang yang dibuat pada tahun 1947 oleh Perusahaan Belanda yang bertempat di Amsterdam, Scheepswerf Verschure.

KK Dendang yang mampu mengeruk hingga 30 meter ini berukuran panjang 66 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 4,2 meter. Alat ini digunakan untuk eksploitasi penambangan timah di laut. KK Dendang karam dihempas badai pada tanggal 8 Juli 2007.

Selain penambangan menggunakan Kapal Keruk, terdapat pula maket-maket yang menggambarkan metode penambangan biji timah. Yang paling terkenal adalah Sumur Palembang yang mulai dibuka pada tahun 1711.

Contoh logam dan bebatuan juga dipajang pada lemari terpisah, serta tersimpan apik di balik kaca. Ragam batuan biji logam ini diantaranya pyrite, siderite, kwarsa, kalsit, garnierite, batu kawi, timah, radio larit, nikel, hematite, serta banyak lagi.

Baca: Museum Layang-layang

Baca: Museum Perangko Indonesia

Peninggalan Kerajaan Belitung, Jepang dan Belanda

Bersebelahan dengan ruang kapal keruk dan hewan purba, terdapat beberapa koleksi peninggalan Belanda dan Jepang. Samurai Jepang merupakan peninggalan senjata tertua yang dimiliki museum. Samura ini bertarikh tahun 1514.

Selain samurai, peninggalan Jepang lainnya adalah pedang. Beberapa senjata laras panjang milik kolonial Belanda juga tersimpan di ruangan ini.

Adapun tombak lade, keris, cap kerajaan, dan golok yang ada di lemari ruangan ini merupakan koleksi kerajaan yang pernah ada di Pulau Belitung. Selain senjata, ada pula beberapa peralatan yang digunakan orang Belitung pada jaman dulu seperti pahar, tempat sirih, seterika, gantang, periuk tembaga, dan ceret. Pengunjung juga bisa melihat koleksi uang kuno dalam bentuk logam dan kertas.

Nisan kayu Ki Agus Rahad, Depati Cakraningrat VIII juga terdapat di salah satu pojok ruangan. Beliau adalah Pendiri Kota Tanjungpandan Belitung. KA Rahad meninggal dunia pada tahun 1854, dan dimakamakan di Aik Labuk, Desa Kemiri, Kecamatan Membalong.

Di ruangan paling kiri museum, terdapat temuan keramik dari Dinasti Tang (618–907), Dinasti Sung (960–1279), Dinasti Ming (1368–1644), dan Dinasti Yuan (1279–1368), tersimpan apik di dalam lemari-lemari museum. Tidak hanya memuat penanggalan, pengunjung bisa melihat sejarah penemuan barang-barang antik ini.

Harta Karun dan Kapal-kapal Tenggelam

Koleksi keramik asal Tiongkok ini berupa mangkok, kendi, serta varian ornament lainnya. Selain penemuan asal Tiongkok, di museum ini juga menyimpan koleksi gerabah Thailand. (3)

  • Lokasi


Memasuki halaman depan museum yang terletak di Jalan Melati No. A41, Tanjung Pandan, Bangka Belitung.

Museum Tanjung Pandan buka dari Senin sampai Minggu dari jam 08.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Untuk dapat masuk ke museum ini, pengunjung harus membeli tiket masuk sebesar Rp2.000. (2)

 
(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)


Alamat Jalan Melati No. A41, Tanjung Pandan, Bangka Belitung.


Lokasi Tanjung Pandan, Bangka Belitung


Google Map https://goo.gl/maps/wohDt6uEDZ6rUh3o6


Sumber :


1. id.wikipedia.org
2. indonesiakaya.com
3. jabejabeholiday.id


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer