Informasi tersebut diberikan dan ditegaskan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
Sikap yang diambil oleh Indonesia memang sudah menjadi kewajiban.
"Posisi Indonesia tetap konsisten terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina," terang Retno Marsudi, dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Kamis (3/6/2021).
Mengingat kembali, Indonesia merupakan satu dari negara yang aktif dalam kegiatan perdamaian dunia.
Termasuk menjadi bagian dari gerakan nonblok serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Baca: Ribuan Anak Gaza Menderita Trauma Setelah 11 Hari Serangan Brutal Rudal Israel
Baca: Raja Salman Berikan Pesan ke Israel, Kecam Agresi ke Yerusalem dan Jalur Gaza
Sebagai anggota dewan HAM PBB 2020-2021, tentu saja Indonesia akan berperan aktif dalam menanggapi kekerasan pada Mei 2021 di Palestina.
"Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif mendorong solidaritas dan dukungan dari OKI, gerakan nonblok, dewan HAM dalam menanggapi kekerasan Mei 2021," lanjut sang Menlu.
Meski demikian, sikap Indonesia ini memanglah bukan perkara yang mudah dilakukan.
Terlebih banyak pihak termasuk negara-negara Arab yang putar balik, mengubah dukungan mereka untuk Palestina.
"Konsistensi ini bukan hal yang mudah di tengah terjadinya banyak perubahan termasuk di antara negara-negara Arab," terang Retno Marsudi.
Retno Marsudi menyoroti dampak konflik Palestina dengan Israel dalam Serangan Mei 2021
Perlu diketahui, per April 2021 lalu ketegangan antara Palestina dan Israel kembali terjadi.
Arab News melaporkan, konflik berawal dari adanya sabotase speaker di Masjid Al-Aqsa.
Sejak saat itu, konflik-konflik kecil terjadi, termasuk aksi di Yerusalem.
Hingga akhirnya, konflik terjadi pada 7 Mei 2021 saat para jamaah Masjid Al-Aqsa bentrok dengan polisi Israel.
Pada konflik teresebut banyak korban yang terluka di kepala dan wajah akibat terkena peluru karet.
Setelah peristiwa ini, Hamas dan Irael kemudian saling membalas dengan seragan roket.
Atas serangan roket tersebut, banyak korban sipil berjatuhan dari pihak Palestina.
Seperti yang dikatakan oleh Retno Marsudi, 243 orang meninggal dalam serangan sepanjang Mei.
100 diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.
"Kekerasan tersebut merupakan lingkaran kekerasan yang kesekian kali yang terjadi akibat inti masalah, yaitu okupasi atau pendudukan Israel atas tanah Palestina belum dapat diselesaikan," kata Retno Marsudi.
Meski demikian, Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Dewan Keamanan PBB masih belum bisa berbuat banyak.
Retno Marsudi sampaikan 3 poin penting dalam pertemuan majelis umum PBB
Tanggal 20 Mei 2021 kemarin, Indonesia menghadiri pertemuan majelis umum PBB yang dihadiri oleh 11 Menteri Luar Negeri.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyoroti 3 poin penting dalam menganggapi konflik Palestina dengan Israel.
Poin pertama adalah pentingnya gencatan senjata.
Poin kedua adalah pentingnya bantuan kemanusiaan yang meminta Israel untuk membuka akses kemanusiaan.
Poin selanjutnya adalah pentingnya negosiasi multilateral yang kredibel untuk menyelesaikan isu yaitu kemerdekaan Palestina.
"Berdasarkan due state solution, gencatan senjata telah terjadi. Pressure internasional agar semua pihak dapat menghormati gencatan senjata perlu terus dilakukan," jelas Retno Marsudi.
Lebih lanjut Retno Marsudi menyampaikan bahwa tantangan saat ini adalah menghentikan siklus kekerasan.
Sehingga perundingan perdamaian bisa segera dilaksanakan.
"Tantangan paling besar saat ini adalah bagaimana mematahkan siklus kekerasan tidak terjadi kembali dan perundingan bisa dapat segera dilakukan," tandas Retno Marsudi.
Baca: PBB Selidiki Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Israel terhadap Warga Palestina
Baca: Foto-Foto Warga Palestina Merayakan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas
Baca: Waspada Penipuan Berkedok Donasi Palestina, Umi Pipik Nyaris Jadi Korban : Masih Ada yang Tega