Museum Siginjai Jambi

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Siginjai Jambi berlokasi di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36124.


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Siginjai menyimpan berbagai koleksi benda-benda bersejarah, benda seni tradisi serta sejumlah instalasi edukasi pewarisan budaya Jambi.

Peletakan batu pertama pembangunan tempat yang sebelumnya bernama Museum Negeri Jambi pada tanggal 18 Februari 1981 oleh Gubernur Jambi Masjchun Syofwan.

Lokasi pembangunan Museum Negeri Jambi merupakan milik Organisasi Persatuan Pamong Marga Desa (PPMD) Provinsi Jambi yang terdiri dari para Ninik Mamak dan Tuo Tangganai masyarakat Daerah Jambi yang dihibahkan kepada Gubernur untuk membangun Museum.

Museum Siginjai Jambi dibuat untuk melestarikan warisan budaya, untuk menjadi pedoman para generasi penerus, hingga mereka tidak hilang jati dirinya.

Museum ini diresmikan pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Prof.DR. Fuad Hassan.

Kemudian, sejak dikeluarkannya Perda No. 26 Tahun 2012 tanggal 12 Juni 2012, nama Museum Negeri Jambi berubah menjadi Museum Siginjai yang diresmikan oleh Gubernur Jambi tanggal 30 Oktober 2012. (1)

Museum Siginjai Jambi berlokasi di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36124.

 

  • Koleksi


Di Museum Siginjai ini, tersimpan berbagai macam koleksi arca yang berkaitan dengan budaya, sejarah dan tradisi Jambi.

Arca Avolokiteswara

Arca ini ada dua dan ditemukan di situs Rantaukapastuo, Kabupaten Batanghari, secara tidak sengaja oleh petani pada tanggal 3 Februari 1991.

Arca ini bukan berasal dari situs, karena di lokasi penemuan tidak terdapat tanda-tanda kepurbakalaan.

Arca dewa bertangan empat ini dalam keadaan relatif utuh walau bagian belakang dan bawahnya rusak akibat patah.

Kedua arca perunggu berlapis emas ini digambarkan mengenakan sejenis kain.

Arca ini merupakan salah satu puncak dari seni kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Kalung emas

Terbuat dari jalinan kawat emas lengkap dengan gespernya.

Ditemukan di Desa Lambur I, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Seluruhnya terbuat dari emas 18 karat dengan sebuah bandul kecil masih terikat diujungnya.

Kalung ini ditemukan tahun 1994 oleh seorang wanita saat akan membersihkan ladangnya di dalam timbunan abu gambut.

Pemerintah memberi imbalan seharga emas ditambah uang sebagai tanda terima kasih karena telah menyerahkannya kepada negara.

Sabuk emas

Ditemukan di Desa Lambur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kadar emasnya 18 dan 20 karat, terbuat dari sambungan ribuan cincin-cincin kecil terikat menjadi satu.

Asal-usulnya sukar diketahui karena tidak ada tanda yang spesifik, mengingat lokasinya yang berada dekat pantai, didominasi oleh rawa-rawa maka dapat dipastikan sabuk emas ini atau logam emasnya, didatangkan dari luar daerah Lambur.

Emas sendiri banyak dihasilkan melalui penambangan di tepi sungai Batang Hari hingga sekarang, terutama daerah pedalaman pada aliran Sungai Batanghari yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin.

Arca Budha

rca kecil ini ditemukan di situs Rantau Kapas Limau Manis, Kabupaten Tebo. Lokasi aslinya tidak diketahui karena saat diterima tahun 80-an oleh pemerintah tanpa disertai catatan yang memadai.

Seperti halnya arca-arca Budha lainnya di Jambi, arca ini pun memiliki gaya seni Gandhara yang dicirikan oleh jubah tipis yang dikenakan sang Budha.

Awalnya seluruh permukaan arca dilapisi oleh emas, namun karat-karat timbul akibat korosi yang terbentuk di bawah lapisan emas menyebabkan permukaannya rusak dan mengelupas.

Medali Turki

Medali Turki merupakan bukti persahabatan antara Kesultanan Jambi dengan Kesultanan Turki.

Sultan Turki memberikanya sebagai penghargaan kepada utusan Sultan Taha Saifuddin yang berkunjung ke Turki dalam upaya meminta dukungan Sultan Turki dalam menghadapi Belanda di Jambi.
Pada bagian lingkaran terdapat tulisan Arab.

Tanduk Bertuliskan Incung

Naskah ditulis pada tanduk kerbau dengan teknik gores, bagian ujung tanduk terdapat motif melingkar.

Tulisan naskah berbahasa kerinci kuno dengan aksara incung. Naskah yang diperkirakan telah berumur 3 abad lebih ini berisikan tentang tata cara memanggil roh para leluhur, petuah-petuah dan syarat-syarat menjadi pemimpin.

Dari bentuknya seperti terompet, kemungkinan digunakan sebagai media untuk memberitahukan atau khabar tentang keadaan bahaya, adanya kerjaan besar dan pengumuman pemimpin kepada masyarakatnya.

Arca Dewi Dipalksmi & Arca Dewi

Arca wanita ini terbuat dari perunggu dengan tinggi 32 cm lebar 11,5 Cm.

Ditemukan di Koto Kandis Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi dan diperkirakan berasal pada abad ke 13-14 Masehi.

Nama Dipalaksmi, karena memegang lampu (Dipa), Dipalaksmi adalah satu Pantheon dalam kebudayaan Hindu.

Dipa adalah atribut dari Dewi Laksmi, gaya seninya dari Kerajaan Chola (India). Arca ini serupa dengan arca di Museum Price of WWales di Bombai. (2)

Baca: Moja Museum

Baca: Museum Simalungun

 

  • Lokasi


Museum Siginjai terletak di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Telanaipura, Kota Jambi, Jambi.

Tempat ini membuka pelayanan untuk umum.

Di antara fasilitas yang tersedi di sana, ada Ruangan Pameran Tetap, Ruangan Pameran Temporer, Ruangan Auditorium, Ruangan Perpustakaan, Ruangan Laboratorium/Konservasi, dan Toilet.

Museum ini buka setiap Senin sampai Kamis pada pukul 08:00 – 15:00 WIB dan Jumat pada pukul 07:15 – 11.00.

Sedangkan Hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, museum ini tutup. (3)

(TribunnewsWiki.com/Niken Aninsi)



Alamat Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sungai Putri, Telanaipura, Kota Jambi, Jambi


Lokasi Kota Jambi, Jambi


Google Map https://goo.gl/maps/8KqsSyuQy9vjXk2PA


Sumber :


1. jambikota.go.id
2. id.wikipedia.org
3. tribunjambiwiki.tribunnews.com


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer