Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seongeuop Folk Village ialah sebuah desa yang berada di kaki Gunung Halla, dimana warga yang tinggal di sana masih mempertahakan cara hidup tradisonal.
Hal itu tercermin dari model rumahnya dan cara mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meski begitu, para warga disini juga memiliki beberapa barang modern, seperti telepon dan televisi.
Menariknya, mereka tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional khas Pulau Jeju, dengan memilih untuk tidak memgubah rumah-rumah mereka seperti yang ada di kota.
Mereka tetap mempertahankan arsitektur asli bangunan, rumah dengan dinding batu dan atap jerami dengan alat-alat rumah tangga yang juga serba tradisional.
Properti budaya di desa rakyat telah diturunkan dari generasi ke generasi dan termasuk harta seperti rumah tinggal, kuil dan sekolah Konfusianisme, kantor pemerintahan kuno, patung batu, batu giling besar (ditarik oleh kuda atau sapi), reruntuhan benteng, dan monumen batu.
Yang menjadi aset budaya tidak berwujud di desa ini, di antaranya permainan rakyat, makanan asli, pengrajin rakyat setempat, dan dialek lokal.
Baca: Gyeongbok Palace
Baca: Gwanghwamun Square
Bahkan pepohonan adalah bagian penting dari warisan daerah tersebut.
Beberapa pohon zelkova dan jelatang yang berusia ratusan tahun berdiri di tengah-tengah desa, melestarikan suasana bermartabat dari zaman dulu.
Daya Tarik
Di desa ini terdapat sekitar 3000 rumah dan bangunan bergaya Jeju kuno yang memang sengaja dipertahankan agar kelestariannya tetap tercipta dan terjaga.
Seperti sebuah desa pada umumnya, di tempat ini juga terdapat sarana dan prasarana seperti kantor kelurahan Hangkyo dan kompleks pemakaman bernama Tolharubang, sekolah Konfusius, ladang serta peternakan.
Di desa ini, terdapat banyak situs, yang tampaknya digunakan sebagai altar untuk ritual perdukunan.
Di antara mereka, Anhalmangdang dikenal sebagai tempat di mana penghormatan diberikan kepada dewa keberuntungan dan kesehatan.
Sedangkan Gwangju Buindang adalah sebuah altar di mana doa-doa dikatakan untuk wanita yang menderita masalah ginekologi atau kekurangan ASI.
Pengunjung juga akan melihat beberapa pohon yang berumur ratusan tahun.
Hal ini yang membuat Seongeuop Folk Village menjadi sangat teduh dan menenangkan, jauh dari segala modernitas yang ada.
Tidak hanya arsitektur bangunan yang unik, pedesaan ini juga memperlihatkan tata cara warga desa menjalani hidup dan bekerja.
Biasanya pengunjung berkumpul untuk menyaksikan penduduk desa membawakan lagu-lagu daerah dan mendengarkan mereka berbicara dalam dialek Jeju.
Warga di sini memiliki ternak Black Pork, atau babi hitam yang mejadi makanan khas yang terkenal dari pulau Jeju.
Karena hal itu, warga membatasi rumah mereka dengan pagar yang tinggi, agar ternaknya tidak masuk ke rumah mereka.
Baca: Dongdaemun Market
Baca: N Seoul Tower (Namsan Tower)
Sarana
Tempat pertama yang bisa pengunjung datangi di sini adalah Jeju Horse Park atau taman kuda Jeju.
Di tempat ini pengunjung dapat mengenal kuda Jeju lebih dekat dengan cara yang menyenangkan, sehingga cocok sebagai salah satu tempat wisata edukasi.
Galeri yang berada di Pulau Jeju ini didedikasikan kepada seorang fotografer yang menghabiskan hidupnya hanya untuk memotret keindahan seluruh pulau Jeju.
Dan tentunya di Kim Young Gap Gallery Dumoak, pengunjung bisa melihat semua hasil jepretan Kim Young Gap tentang Pulau Jeju yang indah.
Selain itu, pengunjung pun juga bisa merasakan dedikasi hidup Kim Young Gap untuk Pulau Jeju yang tinggi.
Baca: Everland Theme Park
Baca: Nami Island