Raja Salman mengecam agresi Israel yang dilancarkan ke Yerusalem ataupun Jalur Gaza.
Raja Salman mengutuk serangan yang telah terjadi tersebut dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, seperti dilansir dari Arab News, Minggu (23/5/2021).
Raja berusia 85 tahun ini pun ikut berjanji akan menjangkau semua pihak untuk menekan Israel.
"Kerajaan akan melanjutkan upayanya di semua tingkatan untuk mencegah serangan Israel di Yerusalem dengan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk menekan pemerintah Israel," ungkap Raja Salman.
Tak hanya itu saja, Raja Salman juga mengharapkan keamanan dan kedamaian untuk rakyat Palestina.
Seperti yang sudah diberitakan, konflik Israel dan Palestina mereda setelah Israel dan Hamas di Gaza sepakat melakukan gencatan senjata mulai 21 Mei 2021.
Sebelumnya, terjadi bentrok antara Israel dan Hamas di Gaza.
Bentrokan tersebut selama 11 hari dan membuat lebih dari 250 orang warga Palestina dan 12 warga Israel meninggal.
Sebagai informasi, bentrokan baru antara pasukan keamanan Israel dan Palestina kembali pecah, Sabtu (22/5/2021).
Baca: Bela Palestina, Dua Lipa Diserang Iklan New York Times dan Dituduh Anti-Semit
Baca: Bentrokan Baru Terjadi Lagi, Israel Tembakkan Gas Air Mata ke Warga Palestina yang Hadir Salat Jumat
Bentrokan ini di sekitar Temple Mount dan di Tepi Barat hanya beberapa jam setelah gencatan senjata dengan Hamas diumumkan.
Polisi Israel menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina yang menghadiri sholat Jumat di masjid Al-Aqsa yang membalas dengan melemparkan batu, menyusul parade 'kemenangan' melalui Yerusalem di mana mereka meneriakkan slogan-slogan pro-Hamas, dilansir dari Daily Mail.
Sementara itu, perayaan di Tepi Barat juga berubah menjadi protes kekerasan dengan pasukan keamanan Israel menembakkan gas air mata ke arah warga Palestina di dekat Betlehem.
Titik-titik nyala memberikan ujian awal untuk perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang baru berlaku pada pukul 2 pagi hari ini, setelah 11 hari pertempuran yang menewaskan 244 orang.
Meskipun ada bentrokan, gencatan senjata diadakan hingga Jumat pagi, tanpa serangan roket atau bom yang dilaporkan.
Kedua belah pihak telah menyatakan kemenangan dan mengancam akan segera melanjutkan permusuhan jika situasinya memburuk lagi.
Benjamin Netanyahu juga mengatakan dia siap untuk menanggapi 'dengan tingkat kekuatan baru'.
Sementara Hamas mengatakan 'jari kita berada di pelatuk' jika Israel melewati 'garis merah', menunjuk kekerasan di sekitar masjid Al-Aqsa sebagai contohnys.
Netanyahu menghadapi kritik dari basis sayap kanannya bahwa pertempuran dengan Hamas diakhiri terlalu dini, sebelum IDF mampu mengambil salah satu target utamanya dalam kepemimpinan Hamas.
Di Gaza, otoritas kesehatan mengatakan 243 warga Palestina termasuk 66 anak-anak telah tewas, dengan lebih dari 1.900 orang terluka termasuk 560 anak-anak.
WHO menyebutkan jumlah korban luka secara signifikan lebih tinggi, yaitu 8.600 jiwa.
Selain itu, 25 warga Palestina lainnya tewas di Tepi Barat, kata otoritas kesehatan Palestina, dengan Israel mengatakan lima orang ditembak setelah mencoba menabrak atau menikam tentara Israel di pos pemeriksaan.
Hamas mengatakan total 1.447 rumah termasuk 205 bangunan tempat tinggal telah terkena atau hancur total.
Sementara gedung-gedung pemerintah, pipa air, kabel listrik, generator, dan masjid juga rusak.
Israel mengatakan 12 orang tewas di wilayahnya, termasuk satu anak Israel, satu remaja Arab Israel dan ayahnya, satu India, dan dua warga negara Thailand.
Sementara itu ada 357 orang terluka oleh serangan roket.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka)