Pada Jumat, (14/5/2021), selepas dini hari, militer Israel mengeluarkan pernyataan kepada media: "Pasukan udara dan darat IDF tengah menyerang Jalur Gaza."
Melalui pernyataan itu, muncul spekulasi bahwa Israel telah melancarkan serangan darat ke Gaza.
Dilansir dari Associated Press, pernyataan itu memicu kecemasan karena serangan darat akan lebih menakutkan.
Beberapa wartawan bahkan diberi tahu bahwa serbuan ke Gaza telah dimulai.
Namun, beberapa jam kemudian militer Israel mengeluarkan "klarifikasi".
Militer menyebut tidak ada pasukan Israel di Gaza. Namun, beberapa media besar secara keliru telah mewartakan bahwa serangan darat telah dilakukan.
Baca: Israel Kerahkan Tank dan Ribuan Pasukan di Perbatasan Gaza, Ada Kemungkinan Serangan Darat
Tentara Israel menganggap insiden itu sekadar kesalahpahaman.
Sementara itu, komentator militer Israel menyebut Israel telah menggunakan media sebagai bagian dari strategi menjebak Hamas.
Jebakan itu, kata dia, disebut bisa membunuh puluhan pasukan Hamas.
"Itu adalah manipulasi. Itu tindakan yang cerdas dan berhasil." kata koresponden militer, Or Heller, kepada Channel 13 TV.
Sebelumnya, pada Kamis malam, media mengatakan bahwa Israel telah mengerahkan pasukan cadangan di sepanjang perbatasan.
Dengan pengerahan ini, dimungkinkan akan adanya serangan darat ke Gaza.
Baca: Sosok Bella Hadid, Super Model Berdarah Palestina yang Lantang Bersuara Soal Kebrutalan Israel
Menurut Heller, pengerahan pasukan tersebut tampak seperti persiapan untuk sebuah serangan.
Media mengumumkan adanya pengerahan ini. Selanjutnya, media-media besar menyebut serangan darat tengah dilakukan.
Heller dan laporan dari media Israel menyebut militer Israel mendesak militan Hamas ke tempat pertahanan, yakni jaringan terowongan yang dikenal sebagai Metro.
Militer mengatakan Israel menggunakan 160 pesawat pengebom untuk membombardir terowongan itu selama 40 menit.
Hamas tidak berkomentar mengenai insiden ini, dan mustahil mengonfirmasi laporan Israel.
Seorang koresponden Israel yang dekat dengan militer, kata Heller, paham bahwa Israel untuk saat ini tidak bisa mengirimkan pasukan melewati garis perbatasan musuh.
Baca: Terus Lakukan Serangan, Israel Tewaskan Empat Ahli Rudal Hamas yang Berhasil Tembus Iron Dome
Melalui Twitter, Heller dan koresponden militer lainnya meyakinkan bahwa tidak ada serangan darat yang terjadi.
Associated Press telah menelepon pejabat militer dan menyimpulkan tidak ada serangan darat.
Namun, yang lainnya mengatakan militer telah membuat pernyataan menyesatkan, bahkan ketika diminta memberikan klarifikasi.
Strategi membuat jebakan juga pernah dilakukan militer Israel dua tahun lalu.
Saat itu mereka memberikan laporan palsu tentang adanya tentara yang terluka agar Israel dan Hisbullah bisa melakukan gencatan senjata.
Tank dan pasukan cadangan Israel dikerahkan di perbatasan Gaza utara hari ini, Jumat (14/5/2021).
Pihak militer Israel mengatakan pengerahan ini untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas di area itu.
Namun, pengerahan ini juga membuat garis depan pertempuran semakin mendekati area penduduk sipil.
Dilansir dari Associated Press, (14/5/2021), Israel telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan.
Baca: Joe Biden Optimistis Konflik Israel-Palestina Segera Berakhir, Sebut Israel Punya Hak Membela Diri
Mereka juga mengerahkan sebanyak 9.000 pasukan cadangan untuk melawan Hamas.
Sementara itu, Hamas yang menguasai Gaza dilaporkan telah menembakkan sekitar 1.800 roket dan meluncurkan lebih dari 600 serangan udara.
Serangan-serangan ini muncul di tengah kekerasan komunal di Israel yang terjadi selama empat malam berturut-turut.
Orang Arab dan Yahudi dilaporkan bentrok di Kota Lod.
Letkol Jonathan Conricus, seorang jubir militer, mengatakan ini menjadi bagian dari operasi besar yang melibatkan serangan udara dan bertujuan menghancurkan terowongan yang ada di bawah Kota Gaza.
Disebut oleh Israel sebagai "Metro", terowongan ini digunakan oleh militan Hamas untuk menghindari serangan udara dan pengintaian.
"Seperti biasanya, tujuannya adalah menyerang target militer dan meminimalkan tambahan kerusakan dan korban penduduk sipil," kata dia.
Serangan ini muncul setelah mediator dari Mesir mendesak Israel untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata.
Pertempuran kedua pihak dimulai pada hari Senin ketika Hamas menembakkan roket berdaya jangkau menengah ke Yerusalem.
Aksi ini untuk mendukung protes yang dilakukan oleh orang Palestina.
Baca: Ratusan Warga Palestina Terluka setelah Bentrok dengan Polisi Israel di Area Masjid Al-Aqsa
Semenjak itu, Israel membalas dengan menyerang ratusan target di Gaza.
Menurut pihak militer, militan Gaza telah menembakkan 1.800 roket ke Israel dan membuat aktivitas di wilayah Israel bagian selatan berhenti.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas naik menjadi 119.
Sebanyak 31 di antaranya adalah anak-anak. Korban luka mencapai 830.
Hamas dan kelompok militan Islam mengatakan ada 20 jajarannya yang tewas. Namun, Israel menyebut jumlahnya bisa jauh lebih besar.
Ada tujuh orang yang tewas di Israel, termasuk bocah enam tahun dan seorang tentara.
Baca berita lainnya terkait konflik Israel-Palestina di sini.