Pihak militer Israel mengatakan pengerahan ini untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas di area itu.
Namun, pengerahan ini juga membuat garis depan pertempuran semakin mendekati area penduduk sipil dan membuka jalan bagi kemungkinan adanya serangan darat.
Dilansir dari Associated Press, (14/5/2021), Israel telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan.
Mereka juga mengerahkan sebanyak 9.000 pasukan cadangan untuk melawan Hamas.
Sementara itu, Hamas yang menguasai Gaza dilaporkan telah menembakkan sekitar 1.800 roket dan meluncurkan lebih dari 600 serangan udara.
Baca: Sosok Bella Hadid, Super Model Berdarah Palestina yang Lantang Bersuara Soal Kebrutalan Israel
Serangan-serangan ini muncul di tengah kekerasan komunal di Israel yang terjadi selama empat malam berturut-turut.
Orang Arab dan Yahudi dilaporkan bentrok di Kota Lod.
Letkol Jonathan Conricus, seorang jubir militer, mengatakan ini menjadi bagian dari operasi besar yang melibatkan serangan udara dan bertujuan menghancurkan terowongan yang ada di bawah Kota Gaza.
Disebut oleh Israel sebagai "Metro", terowongan ini digunakan oleh militan Hamas untuk menghindari serangan udara dan pengintaian.
Baca: Profil Gal Gadot, Artis & Mantan Tentara Israel yang Dihujat Setelah Unggah Konflik Palestina
"Seperti biasanya, tujuannya adalah menyerang target militer dan meminimalkan tambahan kerusakan dan korban penduduk sipil," kata dia.
Serangan ini muncul setelah mediator dari Mesir mendesak Israel untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata.
Pertempuran kedua pihak dimulai pada hari Senin ketika Hamas menembakkan roket berdaya jangkau menengah ke Yerusalem.
Aksi ini untuk mendukung protes yang dilakukan oleh orang Palestina.
Semenjak itu, Israel membalas dengan menyerang ratusan target di Gaza.
Menurut pihak militer, militan Gaza telah menembakkan 1.800 roket ke Israel dan membuat aktivitas di wilayah Israel bagian selatan berhenti.
Baca: Terus Lakukan Serangan, Israel Tewaskan Empat Ahli Rudal Hamas yang Berhasil Tembus Iron Dome
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas naik menjadi 119.
Sebanyak 31 di antaranya adalah anak-anak. Korban luka mencapai 830.
Hamas dan kelompok militan Islam mengatakan ada 20 jajarannya yang tewas. Namun, Israel menyebut jumlahnya bisa jauh lebih besar.
Ada tujuh orang yang tewas di Israel, termasuk bocah enam tahun dan seorang tentara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah melanjutkan operasi itu.
Dalam sebuah video, dia mengatakan Israel akan membuat Hamas "membayar harga sangat mahal".
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memprediksi konflik antara Israel dan Palestina segera berakhir.
Baca: Joe Biden Optimistis Konflik Israel-Palestina Segera Berakhir, Sebut Israel Punya Hak Membela Diri
Mengenai serangan yang dilakukan Israel terhadap Hamas, Biden mengatakan Israel memiliki hak untuk membela atau melindungi diri.
"Perkiraan dan harapan saya adalah konflik ini akan segera berakhir, tetapi Israel punyak hak untuk membela dirinya," kata Biden pada hari Rabu setelah berbicara kepada Benjamin Netanyahu, dikutip dari Reuters.
Kendati demikian, Biden tidak menjelaskan alasan di balik sikap optimistisnya itu.
Dilansir dari Reuters, pemerintahan Netanyahu berkata kepada Biden bahwa Israel akan "terus menyerang militer Hamas dan kelompok teroris yang aktif di Jalur Gaza".
Pada hari Rabu, pasukan Israel membunuh pemimpin senior Hamas dan mengebom beberapa bangunan.
Target mereka termasuk gedung bertingkat tinggi dan sebuah bank yang disebut oleh Israel memliki kaitan dengan aktivitas Hamas.
Baca berita tentang konflik Israel-Palestina lainnya di sini.