Bentrokan kembali pecah di kompleks Masjid Al-Aqsa, melibatkan aparat Israel dengan warga Palestina, pekan ini.
Serangan di Masjid Al-Aqsa dipicu upaya para pemukim Yahudi selama bertahun-tahun untuk merebut rumah-rumah Palestina di dekatnya.
Dikutip dari AFP, Senin (10/5/2021), berikut adalah kronologi lengkap bentrokan tersebut.
Bentrokan kedua kubu dimulai pada Jumat (7/5/2021) lalu.
Kala itu, umat Islam tengah memadati kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan.
Meski demikian, aksi kekerasan sudah meningkat di Yerusalem dan Tepi Barat sejak seminggu sebelumnya.
Warga Palestina melempari polisi Israel dengan batu, botol, dan kembang api.
Sementara, para polisi menembakkan peluru karet dan granat kejut.
Lebih dari 220 orang terluka, mayoritas warga Palestina.
Ibadah shalat tarawih di Masjid Al-Aqsa pada Sabtu (8/5/2021) malam berlangsung damai.
Namun, muncul kerusuhan di tempat lain di Yerusalem timur.
Ada 121 warga Palestina terluka malam itu lantaran terkena peluru karet dan granat kejut.
Sementara polisi Israel mengklaim 17 anggotanya terluka.
Insiden tersebut memicu keprihatian Amerika Serikat (AS), Rusia, Uni Eropa, dan PBB.
Bentrok Israel dan Palestina bermula dari upaya hukum oleh kelompok pemukim Yahudi, yang sejak lama ingin menggusur beberapa keluarga Palestina dari rumahnya di kawasan Syekh Jarrah, Yerusalem timur.
Putusan pengadilan yang mendukung klaim para pemukim Yahudi, memicu amarah warga Palestina.
Sidang Mahkamah Agung tentang banding Palestina sedianya ditetapkan pada Senin (10/5/2021), namun berisiko meningkatkan bentrokan lebih luas.
Alhasil, pada Minggu (9/5/2021) Kementerian Kehakiman menunda sidang.
Bentrokan antara Palestina dan Israel di Yerusalem timur terus berlanjut.
Meski Paus Fransiskus bersama komunitas internasional menyerukan diakhirinya kekerasan, namun polisi Israel kembali bentrok dengan banyak pemuda Palestina di beberapa lokasi Yerusalem timur.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap membela tindakan negaranya.
Ia bersikeras pihaknya berniat untuk menangani demo dan kerusuhan di Masjid Al Aqsa Palestina.
"Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban... dengan penuh semangat dan tanggung jawab," katanya.
Ia juga bersumpah menjaga kebebasan beribadah bagi semua agama.
Bentrokan terjadi jelang parade yang rencananya digelar untuk memperingati pengambilalihan Yerusalem oleh Israel pada 1967.
Namun, pawai "Hari Yerusalem" melewati Kota Tua itu dibatalkan.
Ratusan umat Yahudi kemudian dievakuasi dari Tembok Barat.
Sementara pihak Hamas memperingatkan eskalasi jika Israel tidak menarik mundur pasukannya dari kompleks Masjid Al Aqsa Palestina.
Setelah ultimatum tersebut tak dipenuhi, sejumlah roket ditembakkan dari Gaza dan beberapa mengarah ke Israel.
Tentara Israel melakukan serangan udara di Gaza dan telah menargetkan operasi militer Hamas.
Hamas kemudian mengonfirmasi bahwa salah satu komandannya tewas.
Kementerian Kesehatan Hamas melaporkan, ada 20 orang termasuk 9 anak-anak tewas dalam serangan udara Israel.
Netanyahu memperingatkan bahwa Hamas telah melewati "garis merah".
Israel pun akan menanggapinya dengan kekerasan.
Sementara, AS dan Inggris mengecam serangan roket Hamas dan menyerukan de-eskalasi.
Hingga kini, bentrok Israel dan Palestina di Masjid Al Aqsa masih berlangsung.
SIMAK ARTIKEL KONFLIK ISRAEL-PALESTINA DI SINI