Belakangan ini viral video Gus Miftah saat memberikan orasi di pembukaan Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta.
Banyak orang dan netizen menuding Gus Miftah kafir dan sesat.
Video orasinya itu ia unggah di akun Instagramnya @gusmiftah pada Sabtu (1/5/2021).
Bahkan video tersebut sudah dilihat lebih dari 1,3 juta tayangan.
Baca: Resep Sambal Matah yang Bisa Disajikan Dengan Lauk Apa Saja untuk Santapan Berbuka Puasa
Baca: Muhammad Reza Arya Pratama
Di kolom komentar banyak netizen yang mempertanyakan tindakan Gus Miftah tersebut.
Bahkan ada yang terang-terangan mengatakan yang dilakukan Gus Miftah merupakan toleransi yang kebablasan.
Menanggapi hal itu, pengasuh pondok pesantren Ora Aji Kalasan, Sleman, Yogyakarta ini memberikan jawaban.
Ia menceritakan, kehadirannya tersebut atas permintaan pihak GBI melalui Sekjen PBNU.
“Kehadiran saya di gereja bukan karena permintaan saya tapi karena saya diundang oleh teman-teman di GBI itu melalui Sekjen PBNU.
Karena kebetulan mereka memiliki akses melalui Sekjen PBNU, Gus Helmy,” jelas Gus Miftah seperti dikutip Tribunnewswiki.com dari tayangan Rosi KompasTV, Kamis (6/5/2021).
Baca: Pecandu Narkoba Tidak Akan Dipenjara dan Privasi Dijamin, Begini Penjelasan BNN
Baca: Gus Miftah
Bersamanya hadir juga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal.
Kemudian, berapa anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat lainnya.
“Dan mereka tanda tangan prasasti kerukunan, dan saya tidak tanda tangan sendiri.
Cuma saya dikasih waktu untuk memberikan orasi kebangsaan, dan saya orasi dengan cara saya,” ujarnya.
Ia pun tidak memahami mengapa video orasi kebangsaan di GBI Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta menjadi viral.
Gus Miftah merasa tidak masalah atas tudingan kafir yang ditujukan kepadanya.
Baca: Suami Joanna Alexandra, Aditya Oloan Meninggal Dunia Setelah Kritis di ICU
Baca: Panduan Belajar dari Rumah TV Edukasi Jumat (7/5/2021), SD Kelas 6 Astronot Mendarat di Bulan
Akan tetapi ia meyakini bahwa hal tersebut tidak meruntuhkan imannya.
“Tapi bagi saya kemudian kalau hari ini mengatakan ‘Miftah kafir masuk gereja’, saya meyakini kok InsyaAllah sampai hari ini iman saya masih utuh,” kata dia.
Ia memahami saat banyak orang tidak sepakat dengan apa yang ia katakan.
Bahkan kritikan yang dilayangkan kepadanya mengarah secara personal.
“Kalau kemudian orang banyak yang tidak bersepakat dengan apa yang saya lakukan ya saya bisa memahami mereka.
Kalau ada orang yang mengatakan, yang saya lakukan salah ya monggo-monggo saja.
Tapi InsyaAllah dengan semua yang terjadi itu tidak akan melunturkan keimanan dan keyakinan saya,” jelasnya.
Baca: Mobil Pick Up Angkut Uang Tunai Capai Rp 2 M Hanya Ditutup Terpal, Viral di Media Sosial
Baca: Spoiler One Piece chapter 1013: Nami Akan Dapt Zeus dan Homies Lain dari Big Mom untuk Serang Ulti
Dengan santai, Gus Miftah berkata, ia bisa memaksa dirinya untuk menghormati orang lain.
Namun ia tidak akan memaksa orang lain menghormati dirinya.
Sebab ia tidak bisa mengatur perkataan orang lain kepada dirinya.
Tetapi bisa belajar bagaimana menghadapi perkataan orang terebut.
“Kita tidak bisa mengatur ombak, tetapi kita bisa belajar berselancar.
Kita tidak bisa mengatur omongan orang lain kepada kita. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana hadapi omongan mereka.”
“Dan saya punya prinsip, Miftah wajib menghormati orang lain dan orang lain tidak wajib menghormati Miftah,” kata pria 39 tahun tersebut.
Baca: Malam Lailatul Qadar
Baca: Setelah Akui Positif Hamil, Lucinta Luna Kini Umumkan Dirinya Terus Konsumsi Susu Ibu Hamil
Ia pun menceritakan pengalamannya yang tinggal di lingkungan majemuk dan agama beragam.
Selama ini ia merasa bisa saling bertoleransi dan menghormati setiap perbedaan yang ada di lingkungannya.
Hal inilah, menurut ia yang menjadikan Indonesia lebih indah.