Guru di Sukabumi Dilaporkan Lumpuh Sesaat Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Dinkes Buka Suara

Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto file ini diambil pada tanggal 09 Maret 2021, seorang pekerja medis memegang botol vaksin AstraZeneca / Oxford Inggris-Swedia selama kampanye vaksinasi di Museum Nasional Sains dan Teknologi Leonardo Da Vinci, yang saat ini menjadi tuan rumah acara anti virus. Kampanye vaksinasi -Covid dengan Multimedica di Milan. - Denmark, Norwegia, dan Islandia pada 11 Maret 2021 untuk sementara menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena kekhawatiran tentang pasien yang mengalami pembekuan darah pasca tusukan, karena produsen dan pengawas obat-obatan Eropa bersikeras bahwa vaksin itu aman. Denmark pertama kali mengumumkan penangguhannya, menyusul laporan kasus serius pembekuan darah di antara orang-orang yang telah menerima vaksin itu, Otoritas Kesehatan negara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seorang guru asal Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kelumpuhan sesaat setelah disuntik vaksin Covid-19.

Guru itu, Susan Antela (31), juga sempat dikabarkan mengalami pendarahan saat disuntik.

Menurut keterangan sang adik, Yayu (26), Susan sempat mengalami gejala pusing, mual, dan lemas.

"Nah, pada saat disuntik itu sebenarnya keluar darah, darahnya banyak. Teteh sampai bilang darahnya mancer (nyembur) katanya kayak gitu, terus disuruh duduk," kata Yayu saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Kamis (29/4/2021).

"Disuruh duduk bukannya membaik malah merasa sesak."

Yayu mengatakan Susan Antela sempat diminta berbaring oleh tim medis setelah merasakan mual dan pusing.

Bukannya membaik, penglihatan kakaknya menjadi buram. Tangan dan kakinya menjadi kaku.

Pamannya, Opi S (43), mengatakan peristiwa itu sudah terjadi sejak sebulan yang lalu.

Saat itu, Susan disuntik bersama ratusan guru di sebuah SMK di Cisolok dan dilakukan oleh pihak Puskesmas Cisolok.

"Setelah divaksin yang kedua, susan dilarikan ke Rumah Sakit Palabuhanratu, dikarenakan badannya sudah kaku, gak bisa ngomong, gak bisa lihat, setelah dilarikan ke rumah sakit Palabuhanratu di situ dokter tidak bisa menangani, dirujuk ke RSHS Bandung."

Menurutnya, gejala yang dialami Susan disebabkan karena vaksin Covid-19.

Baca: Tiba di Indonesia, Vaksin Covid-19 Sinopharm Kantongi Izin Penggunaan Darurat dari BPOM

Baca: Vaksin Nusantara Disepakati hanya Akan Dikembangkan untuk Penelitian, Tidak Dikomersialkan

Penjelasan Puskesmas

Seperti yang dijelaskan oleh saudara-saudara Susan, pihak Puskesmas Cisolok juga membenarkan keadaan guru SMK tersebut.

Kepala Puskesmas Cisolok, Heri Suherman, mengatakan Susan mengalami kelumpuhan sesaat setelah divaksin Covid-19.

"Saya dari puskesmas salah satunya, tapi mengatasnamakan Dinas Kesehatan. Informasi sudah nyampai ke beliau, termasuk Pak Kabid, Pak Haji Andi, insyaallah akan menyusul," ujarnya di rumah Susan, Kamis (29/4/2021).

"Kami dari puskesmas akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku, terutama menyangkut rujukan akan mempermudah, sesuai aturan tidak akan mempersulit,"

"Untuk itu, sesuai harapan yang kita inginkan terutama sehat lagi, hanya mungkin tahap demi tahap kita mengikuti sesuai aturan KIPPI termasuk yang di RS Palabuhanratu,"

Ilustrasi vaksin Covid-19 (freepik.com)

"Saya angkat jempol sekali mengenai ini tidak melalui Rumah Sakit Sekarwangi, Bunut, tapi langsung ke Hasan Sadikin."

"Sangat pas ternyata bahwa penyakit ini barusan saya tanyakan aneh juga menurut beliau se-Indonesia ada tiga, salah satunya ini di Cisolok, Jogja ada juga, di DKI juga," katanya.

Ia menyebut, saat vaksinasi tahap kedua sebulan yang lalu, ada 600 orang pelayan pubik yang divaksin.

"Kurang lebih 600 orang, yang berhubungan dengan publik, pegawai negeri segala macam yang berhubungan dengan publik, jadi angkatan pertama dan ini kedua yang dilaksanakan dari tim wilayah IV mulai dari Puskesmas Bantargadung, Warugkiara, Palabuhanratu, sampai ke sini Cisolok, ada 7 puskesmas itu yang melaksanakan," katanya.

Baca: Polemik Vaksin Nusantara, Menkes Minta Ilmuwan Berhati-hati: Kalau Ada Apa-Apa Bagaimana?

Baca: Pro Kontra Vaksin Nusantara, Ini Tanggapan Presiden Jokowi: Saya Dukung Riset

Tanggapan Dinkes Sukabumi

Di sisi lain, Kepala Dinkes Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid, mengatakan penyakit lumpuh, tidak bisa melihat, dan tidak bisa bicara yang dialami guru Susan ini belum bisa dipastikan akibat dari vaksin.

"Jadi tentang kasus tersebut kami belum bisa menyatakan apakah kasus tersebut akibat divaksinasi," ujarnya, Kamis (29/4/2021).

"Intinya, sudah ditangani oleh para ahli dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin, apakah penyakit yang diderita Ibu Susan itu, apakah akibat vaksin atau bukan, dan ini sudah menjadi kewenangan Komda Kippi dan Komnas dari pada Kippi tersebut."

Saat ini, pihaknya selaku Pokja Kippi masih lakukan investigasi tentang kasus tersebut.

Baca artikel lain mengenai vaksin Covid-19 di sini.

(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunJateng.com)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Bu Guru di Sukabumi Lumpuh Setelah Divaksin, Darah memancar saat Disuntik dan Tanggapan Dinkes



Penulis: Restu Wahyuning Asih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer