Padahal menjalankan ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19 bukanlah perkara yang mudah.
Pasalnya kita tetap harus menjaga kesehatan dan kebugaran diri agar tak terkena paparan virus corona.
Namun kita juga harus tetap menjalankan ibadah wajib, yakni berpuasa.
Nah, bagaimana jika kita dinyatakan positif Covid-19 namun ingin tetap menjalankan puasa?
Sebenarnya dalam Islam, untuk orang-orang sakit, hamil atau sedang menyusui diberi keringanan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan.
Apa lagi jika kondisi tubuh tidak mendukung dan malah memperburuk kondisi penyakit.
Di sisi lain, puasa juga tidak dianjurkan jika dapat menurunkan efektivitas dari obat.
Namun, ada kondisi tertentu bagi yang sakit atau terinfeksi virus Covid-19 untuk dapat berpuasa.
Tentu saja dengan melihat kondisi pada tubuh si pasien.
Menurut juru bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, cobalah untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu.
Tujuannya untuk memastikan kondisi tubuh baik untuk berpuasa.
Jika tidak ada gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 atau gejala ringan, maka diperbolehkan untuk melaksanakan puasa.
Selagi tidak ada gangguan pada lambung atau organ pernapasan, maka seseorang yang terinfeksi bisa melakukan puasa.
"Bahkan ada informasi dari Wisma Atlit jika ada juga pasien yang tetap berpuasa di wisma. Tentu saja dengan menyesuaikan jadwal dan gejala mereka masih ringan,"
Baca: Resep Membuat Ayam Kuah Pedas yang Cocok Disajikan sebagai Sajian Berbuka Puasa
Baca: Tak Merokok tapi Menghisap Vape saat Puasa, Apakah Puasanya Juga Batal?
"Selain itu disarankan juga melakukan aktivitas yang ringan," katanya lewat live streaming Radio Kesehatan, Senin (19/4/2021).
Yang terpenting adalah tetap menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Selain itu jangan lupa protokol kesehatan tetap diterapkan.
Dr Reisa juga menyarankan untuk menyukseskan program vaksin dan memperbanyak amal ibadah selama di bulan Ramadan.
Tips menjaga tubuh menjadi sehat saat puasa
Minum air dalam jumlah yang cukup saat malam hari sangat penting selama Ramadhan, apalagi saat kita berpuasa di tengah cuaca yang panas.
Fisioterapis Yasmin Badiani merekomendasikan kita agar minum setidaknya delapan gelas air di antara waktu berbuka puasa dan sahur.
"Hindari minuman berkafein karena bersifat diuretik dan meningkatkan kehilangan air melalui urin," tambah Badiani.
Selain itu, minuman bersoda juga bukan sumber hidrasi yang baik karena dapat memperlambat proses pencernaan.
Kita juga bisa menambahkan elektrolit ke dalam air karena dapat membantu mengisi kembali cadangan vitamin tubuh.
Mengonsumsi gorengan setelah seharian penuh berpuasa memang sangat nikmat.
Namun, mengonsumsi makanan yang tidak bergizi dapat menyebabkan kembung dan kelelahan pada hari berikutnya.
Saat berpuasa, umumnya kita hanya memiliki waktu singkat untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein.
Jadi, Badiani menyarankan agar kita mengonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi saat sahur dan berbuka.
"Makanan yang digoreng adalah salah satu alasan utama mengapa orang merasa lamban dan kembung setelah berpuasa."
"Sebab, perut sangat sensitif terhadap makanan yang mengandung minyak," ucapnya.
Melakukan olahraga berat saat berpuasa memang tak disarankan.
Tapi, tak ada salahya kita berolahraga ringan demi menjaga kesehatan tubuh.
"Sangat penting untuk mengingat tubuh Anda tidak akan memiliki jumlah energi yang sama dengan yang Anda miliki pada hari normal," demikian saran Ayazullah Safi, asisten dosen dan penelitidi departemen olahraga di Birmingham City University.
Menurut Safi, mengonsumsi terlalu banyak garam saat malam hari dapat memiliki konsekuensi yang merugikan pada hari berikutnya.
Asupan garam yang tinggi cenderung meningkatkan rasa haus, yang tentunya akan mengganggu puasa.
Bagi yang menjalani ibadah puasa, sebaiknya perhatikan asupan garam.
Baca: Minum Air Putih Hangat selepas Berbuka Puasa Bisa Bantu Turunkan Berat Badan? Berikut Penjelasannya
Baca: Bagaimana Hukum Tidak Mengerjakan Salat Tapi Ikut Puasa Ramadhan, Apakah Sah Puasanya?
Perhatikan jenis garam apa yang dikonsumsi, apakah dalam bentuk garam meja yang ditaburkan pada makanan, atau sebagai bahan yang dicampur ke dalam hidangan yang dimasak.
Menahan diri dari mengonsumsi makanan atau minuman apa pun saat berpuasa bisa menjadi kesempatan bagus untuk berlatih menahan diri dan menjalankan kebiasaan sehat.
“Ramadhan bukan hanya tentang puasa tetapi juga tentang pengendalian diri dan peningkatan diri Anda,” kata Badiani.
Rokok dan shisha tentu sangat buruk bagi kesehatan karena memiliki efek merusak pada tubuh, baik secara fisik maupun mental.
Baca artikel lain mengenai tips berpuasa di sini.