Pascapenangkapan Munarman, Polisi Geledah Sekretariat FPI, Temukan Serbuk Putih Mencurigakan

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman usai menjalani pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019) malam. Munarman diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan penculikan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial sekaligus relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kantor Sekretariat FPI di Petamburan, Jakarta Pusat digeledah pascapenangkapan Munarman, Selasa (27/4/2021).

Dalam penggeledahan tersebut polisi menemukan serbuk putih yang mencurigakan.

Hal tersebut dikatakan oleh Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi.

"Baru dapat konfirmasi dari dalam, bahwa ada serbuk putih yang mencurigakan," kata Hengki dalam video Kompas TV, Selasa (27/4/2021).

Hengki menuturkan, hingga saat ini tim belum berani menyentuh serbuk putih tersebut.

"Masih menunggu kedatangan Gegana ke sini," ujar Hengki.

Eks Sekretaris Umum FPI Munarman sempat meminta menganakan alas kaki saat ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di kediamannya di Perumahan Modernhills, Pamulang, Tangerang Selatan pada Selasa 27 April 2021. (Tribunnews.com, Igman Ibrahim)

Dia menjelaskan, anggota TNI dan Polri bersiaga di sekitar Petamburan untuk mengawal penggeledahan yang dilakukan tim Densus 88.

"Ada 60 personel TNI Polri (yang mengawal proses penggeledahan)," ujar Hengki dikutip dari Kompas.com

Seperti diketahui Mantan Sekretaris Umum FPI Munarman ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri.

Pengacara Muhammad Rizieq Shihab itu diduga terlibat dalam jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Diketahui, Munarman ditangkap Densus 88 Polri di rumahnya di Perumahan Modernhills, Pamulang, Tangerang Selatan pada Selasa 27 April 2021 sekitar pukul 15.00 WIB.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan Munarman diduga kuat terlibat dalam jaringan terorisme di tiga daerah sekaligus.

Eks Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman. (Tribunnews.Jeprima)

Satu di antaranya adalah baiat teroris yang digelar di Medan.

"Jadi terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan.

Jadi ada tiga tersebut," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/4/2021) dikutip dari Tribunnews.com.

Untuk kasus baiat teroris di Makassar, Ahmad mengatakan mereka merupakan jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Jaringan ini biasa dikenal terafiliasi dengan ISIS.

"Baiat itu yang di Makassar itu yang ISIS. Kalau UIN Jakarta dan Medan belum diterima," kata dia.

Hingga saat ini, Ahmad menyatakan Munarman tengah dibawa menuju Polda Metro Jaya untuk menggali keterangan lebih lanjut.

Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman usai menjalani pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019) malam. Munarman diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan penculikan dan penganiayaan terhadap pegiat media sosial sekaligus relawan Jokowi, Ninoy Karundeng. (Tribunnews/Jeprima)

"Yang bersangkutan saat ini akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan," kata dia.

Sementara itu, juasa hukum Munarman, Aziz Yanuar mengaku belum bisa berkomentar banyak mengenai penangkapan mantan Sekretaris Umum FPI tesebut.

Diketahui, Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror di keduamannya pada Selasa (27/4/2021).

Aziz Yanuar menduga tuduhan terorisme terkait penangkapan Munarman merupakan ftnah.

"Kami belum bisa komentar lebih lanjut karena masih mengecek dirumahnya apa yang sedang terjadi dan seperti apa prosedurnya."

"Kalau tuduhannya terkait terorisme, menurut kami itu terlalu prematur dan kami menduga itu bentuk fitnah," kata Aziz, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (27/4/2021).

Menurut Aziz, Munarman selama ini belum pernah terkena masalah.

Terlebih mengenai terorisme.

“Karena dari pembuktian dia belum pernah dipanggil dalam permasalahan apapun,” ujarnya.

Penangkapan Munarman ini juga dikaitkan dengan hadirnya dia di baiat ISIS di Makassar dan UIN Jakarta.

Akan tetepi Aziz menyebut persoalan itu telah berkali-kali diklarifikasi oleh Munarman sendiri.

Aziz menekankan, kala itu, Munarman justru melakukan ceramah agar masyarakat tidak mudah terjebak isu radikalisme yang menjurus untuk melakukan teror.

"Yang jelas beliau sudah klarifikasi beberapa kali kalau terkait baiat itu beliau hanya memberikan ceramah."

"Justru yang isinya ceramah itu (supaya) tidak mudah terjebak dalam upaya-upaya yang memancing untuk melakukan teror," tegas Aziz.

Baca berita lainnya mengenai Munarman dan terorisme di sini

(Tribunnewswiki.com/SO, Tribunnews.com/Igman Ibrahim. Kompas.com/Rindi Nuris)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer