Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dikenal juga dengan istilah pertusis, batuk rejan merupakan infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular.
Umumnya, pengidap batuk rejan adalah anak-anak.
Namun, orang dewasa juga juga berisiko mengalami batuk rejan.
Perlu diingat bahwa apabila terjadi pada anak-anak dan lansia, batuk rejan dapat berakibat fatal, terutama pada bayi yang belum cukup umur untuk mendapatkan vaksin pertusis.
Batuk rejan ditandai dengan batuk keras yang terjadi secara terus-menerus yang biasanya diawali dengan tarikan napas panjang lewat mulut.
Batuk rejan biasanya juga berlangsung selama tiga bulan, sehingga sering disebut juga sebagai batuk seratus hari.
Bila tidak ditangani dengan baik, pengidap batuk rejan bisa kekurangan oksigen dalam darah.
Selain itu, batuk ini juga bisa menyebabkan komplikasi seperti pneumonia.
Dalam beberapa kasus, pengidap batuk rejan bahkan bisa tidak sengaja melukai tulang rusuk mereka karena batuk terlalu keras.
Perlu diperhatikan bahwa batuk rejan dapat menular dengan cepat, sehingga kamu butuh vaksin pertusis untuk mencegah terkena batuk rejan.
Baca: Alergi Susu
Penyebab
Penyebab batuk rejan adalah bakteri bernama bordetella pertussis yang bisa menyebar melalui udara.
Bakteri ini menyerang dinding trakea dan bronkus (percabangan trakea yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri).
Terjadinya pembengkakan saluran udara adalah salah satu cara tubuh bereaksi terhadap infeksi oleh bakteri.
Saluran udara yang membengkak bisa membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut karena kesulitan bernapas.
Hasil tarikan napas yang kuat inilah yang memunculkan bunyi dengkingan yang panjang.
Saat bakteri menginfeksi dinding saluran udara, maka tubuh akan memproduksi lendir kental.
Inilah mengapa tubuh akan merangsang pengidap untuk mengeluarkan lendir kental tersebut dengan cara batuk.
Baca: Hiperhidrosis
Gejala
Umumnya, gejala batuk rejan dapat muncul antara 7 hingga 21 hari setelah bakteri bordetella pertussis masuk ke dalam saluran pernapasan.
Gejala batuk rejan dapat terbagi menjadi tiga tahapan terutama pada bayi dan anak-anak, yaitu:
Pada tahap awal ini, gejala yang muncul masih termasuk ringan, seperti bersin-bersin, hidung berair dan tersumbat, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan, hingga demam.
Tahap ini bisa berlangsung hingga dua minggu, dan di tahap inilah, pengidap batuk rejan berisiko menularkannya ke orang-orang di sekelilingnya.
Tahap ini ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, tetapi batuk justru bertambah parah dan tak terkontrol.
Di tahap ini, terjadi batuk keras terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut.
Setelah serangan batuk, bayi dan anak-anak yang mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh mengalami kelelahan.
Tahap ini bisa berlangsung sekitar dua hingga empat minggu atau lebih.
Pada tahap inilah tubuh mulai membaik, tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan bisa batuk lebih keras.
Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua bulan atau lebih tergantung dari pengobatan.
Pengobatan
Perlu diingat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas di pasaran.
Pasalnya, obat yang dijual di pasaran belum tentu bisa meredakan gejala batuk rejan dengan baik.
Pada bayi dan anak-anak yang mengalami batuk rejan, mereka biasanya akan ditempatkan di ruang isolasi untuk menghindari penyebaran infeksi.
Pengobatan utama yang diberikan adalah antibiotik untuk melawan bakteri penyebab infeksi.
Pemberian obat akan dilakukan dokter untuk mengatasi peradangan pada saluran napas.
Obat tersebut dapat diberikan melalui infus atau langsung.
Sungkup oksigen juga dapat diberikan untuk membantu pernapasan.
Bayi dan anak-anak dengan batuk rejan yang cukup parah biasanya berisiko mengalami kerusakan paru-paru.
Oleh karena itu, penanganan khusus di rumah sakit akan berkonsentrasi pada pemakaian alat bantu pernapasan (ventilasi) dan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan tekanan darah mereka dengan obat-obatan.
Pada keadaan yang lebih parah, dapat dilakukan Oksigenasi Membran Ekstrakorporeal (ECMO yaitu extracorporeal membrane oxygenation), yaitu ketika oksigen akan langsung dialirkan ke tubuh tanpa melewati paru-paru.
Prosedur ini akan diberikan jika teknik yang lain tidak berhasil dan paru-paru sudah mengalami kerusakan cukup parah.